~mencintai kekasih sahabatmu adalah suatu dosa besar, tapi siapa yang akan bisa memprediksi pada siapa kita akan jatuh cinta? Dalam hal ini, bagaimana jika sahabatmu tidak pernah bisa menghargai kekasihnya?~
Lisa sedang bermain game sambil berbaring di atas tempat tidur, sementara Rose sudah bosan setengah mati
Jika tidak karena Sana yang memintanya untuk menemani Lisa di apartemen Lisa Rose pasti sudah bersantai di kamarnya sambil menonton drama korea kesukaannya
"Lisa-ya"
Rose mencoba menarik perhatian Lisa yang hampir dua jam sibuk dengan ponselnya
"Hmm"
Hanya jawaban itu yang keluar dari mulut Lisa, karena kesal Rose memutuskan keluar kamar dan mencari makanan di dapur Lisa
Rose menunduk untuk mengambil jus kemasan saat merasakan seseorang berdiri dibelakangnya, refleks pertamanya adalah menegakkan tubuhnya dengan segera tapi naas kepalanya malah mengenai wajah orang yang juga sedikit membungkuk dibelakangnya
"Aaaargh!"
"Li-Lisa"
Rose kaget karena Lisa memegangi dahinya, dengan segera Rose meletakkan jus dan mendorong pintu kulkas hingga tertutup dengan kakinya
Dia menaruh tangannya di bahu Lisa dan mencoba melihat wajah Lisa yang mengerang kesakitan
"M-mian gue nggak tau"
Lisa melepaskan dahinya , disana sudah ada jejak biru memar melihatnya Rose langsung berlari mengambil baskom dan es batu lalu menyambar kain bersih
Rose menuntun Lisa untuk duduk di meja makan dan bersiap mengompres dahi Lisa yang memar, Rose dengan pelan menempelkan kain itu ke dahi Lisa bahkan tak sadar jika Lisa sedang mengamatinya
"M-mian gue beneran kaget tadi"
Lisa menangkap tangan Rose dan menatap wajah Rose dengan lekat
"Gwenchana, cuma memar"
Rose menggelengkan kepalanya dengan tegas lalu kembali mengompres dahi Lisa
Lisa kembali menarik tangan Rose dan menatap lekat ke manik mata Rose seolah enggan melepaskan tatapannya
"Lu khawatir?"
Rose melemparkan kain kedalam baskom lalu menatap mata Lisa, tapi sialnya Rose justru takjub pada apa yang ada di kedalaman mata hazel itu
Rose mengalihkan tatapan matanya seolah takut ketahuan
"Yaiyalah, Sana bisa bunuh gue pas pulang liat jidat lu memar"
Lisa menghembuskan nafasnya kasar, selalu Sana. Ya ... kekasihnya itu adalah alasan Rose untuk peduli padanya
Sebenarnya Lisa kecewa karena perhatian Rose tidak tulus padanya, semua yang dia lakukan hanya menuruti permintaan Sana menjaganya
***
"Babe, maaf ya aku nggak bisa nemenin kamu malem ini"
Lisa menatap lekat pada wajah Sana, lalu dia memasang senyumannya yang biasa
"Aku mau kita putus, San"
Sana tentu saja kaget, meskipun dia tak benar-benar mencintai Lisa tapi Lisa adalah orang yang selalu ada untuknya jadi dia tak rela kehilangan Lisa
"A-apa? K-kamu bercanda kan?"
Lisa menggelengkan kepalanya tegas
"Mianhae, kali ini gue serius"
Lisa pergi begitu saja meninggalkan Sana yang menatap nanar kepergian Lisa
KAMU SEDANG MEMBACA
A Book of Chaelisa
Fanfiction[SLOW UPDATE] [ONESHOOT] [HIATUS] A bunch of Chaelisa short story Request? Cuss langsung DM 😊