Gunung Gede Berhantu?

60 4 1
                                    

Selasa, 25 Agustus 2020 Pukul 16.30 WIB.
Nada dering ponsel berbunyi. Ternyata itu adalah notifikasi telepon dari seseorang kawan saya yang bernama Bayu. "Hallo, ada apa Bay" sapa saya kepada Bayu. "Apa kabar ber? Sehat?" Tanya bayu. Lalu ku jawab "Alhamdulillah,sehat. Ada apa nih tumben-tumbenan telpon gua" tanya saya. "Ini ber, gua kan rencana nya mau ke Gunung Gede besok, lu sibuk gak? Kalo enggak sibuk gua mau ngajak lu nih, bisa kan?". Lalu saya jawab "waduhhh dadakan bangat, gua belum siap peralatan nya nih". Bayu merayu "udahlah bawa peralatan mendaki lu aja, urusan logistik gua yang ngatur". Saya yang agak ragu-ragu dengan ajakan tersebut memutuskan untuk ikut andil dalam pendakian kali ini "oke bay, gua packing dulu yaa, ketemuan dimana kita?". Bayu dengan semangat langsung memutuskan lokasi kita bertemu nanti "lu langsung kerumah gua aja, yang lain juga pada kesini".

Saat malam tiba, setelah mempersiapkan peralatan yang dibutukan untuk pendakian. Saya pun bergegas pamit kepada kedua orang tua saya, yang kebetulan waktu itu mereka baru saja pulang bekerja. "Mah! Pak! Vikih pamit yaaa mau naik gunung gede". Mamah menjawab "loh kok dadakan bangat, gak kayak biasanya". Bapak yang saat itu baru masuk kedalam rumah pun terheran-heran "emang udah siap fisik nya? Olahraga aja gapernah, berangkat sama siapa?". Saya menjawab "sama bayu, janjian nya udah lama, lupa ngomong". Saya terpaksa berbohong demi mempersingkat obrolan kali itu. Dengan wajah yang agak cemas, mamah merayu supaya saya tidak memaksakan diri untuk berangkat "udahlah gausah naik yaa,diundur aja. Lagi pula cuaca nya juga lagi gak bersahabat". Saya yang posisinya sedang terburu-buru tidak menghiraukan perkataan mamah tersebut. Selepas itu saya langsung pamit dan bergegas pergi meninggalkan rumah.

Sesampainya dirumah Bayu, saya bertemu dengan orang-orang yang belum saya kenal sama sekali. Mereka adalah Faisal, Maul dan Rizky. Seperti biasa, ketika melakukan pendakian dengan orang yang belum kita kenal, kita diharuskan melakukan ritual yaitu ngops alias ngopi santai. Kenalan dan berbincang adalah suatu hal wajib sebelum kita melakukan pendakian dengan orang yang baru kita jumpai saat itu. Tujuan nya untuk pendekatan sekaligus kita beradaptasi dengan seseorang tersebut yang nantinya akan jadi partner pendakian kita.

Pukul 23.30 kami pun berangkat dari Jakarta menuju Cibodas untuk bertemu salah satu warga lokal yang mengurus simaksi pendakian kita kali ini. Sesampainya disana kita bertemu dengan warga lokal tersebut, beliau bernama kang Yudi Bancet. Kang Yudi adalah salah satu warga lokal yang kebetulan memiliki warung basecamp yang ada di Cibodas. Cibodas adalah gerbang masuk menuju Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Namun, pendakian kita kali ini bukan dari Cibodas, melainkan dari desa Gunung Putri yang letak nya bersebelahan dengan Cibodas. Di basecamp Kang Yudi, kita disuguhkan teh manis hangat, untuk menghangatkan tubuh kita yang mulai kedinginan. Tak lupa juga kami memesan nasi goreng untuk mengisi perut yang sedari tadi belum terisi. Setelah puas menyantap nasi goreng kami pun langsung membereskan barang-barang yang akan dibawa untuk pendakian kita kali ini, serta untuk membagi rata beban yang ada didalam carrier kita secara merata satu sama lain.

Tanggal 26 Agustus 2020 Pukul 05.00, Kami bergegas menuju desa Gunung Putri yang letak nya tidak jauh dari Istana Cipanas. Setelah menempuh perjalanan 35 menit, kami pun sampai di gerbang pendakian Gunung Gede Via Gunung Putri. Disana lah kami memulai pendakian, berada di ketinggian 1200 mdpl, suhu udara disana membuat badan saya pun bergetar kedinginan. Seperti pada umumnya sebelum memulai pendakian kita harus melakukan pemanasan terlebih dahulu, supaya otot-otot yang ada ditubuh kita tidak kram pada saat melakukan pendakian nanti. Tepat pukul 06.00 saya dan teman memulai pendakian. Trek pendakian yang kita lalui kali ini masih berupa jalan yang sudah di beton. 15 menit berjalan kita akan menemukan ujung jalan tersebut dan memulai pendakian dengan kontur jalan yang berupa tanah dan bebatuan. Perjalanan kali ini agak menyusahkan diri saya yang sebenarnya belum siap untum melakukan pendakian, rasa lelah dan nafas yang ngos-ngosan membuat saya terlihat sedikit lemah dari biasanya. 30 menit berjalan, kita akan sampai di Resort Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Via Gunung Putri. Disana kita melakukan registrasi ulang simaksi dan mendapatkan surat izin pendakian.

Gunung Gede Berhantu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang