Om Kano

14 3 0
                                    

Anna berhasil melewati semester 1 dan semester 2 selama sekolah. Perbandingan nilai saat SMP berbeda jauh dengan nilainya saat ini. Namun rasa puas sudah menghinggapi Anna karena nilai untuk praktikum kimia berada di peringkat B. Meski tahu semakin bertambah tahun akan semakin berat, setidaknya Anna sudah mulai bisa mengikuti ritme pelajaran di sekolahnya ini. Targetnya hanyalah segera lulus dan bisa bekerja begitu lulus, biarlah hanya setara SMA, pelajaran atau jenjang lebih tinggi bisa dipikirkan sambil kerja. Toh kuliah sambil kerja juga keren, itulah pendapat Anna, saat ini.

Sudah saatnya menikmati semester tiga alias naik ke kelas dua. Tanpa ada Johan yang menemaninya. Bahkan tidak ada perpisahan maupun sepatah kata dari Johan di hari terakhir Johan mengenyam pendidikan. Johan lenyap begitu saja. 

Mendengar dari anak-anak yang tinggal di asrama, Johan diterima di sebuah rumah sakit di luar Jawa, bukan hanya Johan yang diterima di rumah sakit itu tetapi juga bersama Fransiska. Anna tidak terusik dengan berita itu, toh Anna tidak pernah memiliki perasaan apapun untuk Johan. Anna cukup senang bisa belajar kimia dengan Johan, cukup dengan menikmati Johan yang sering memberikan senyumnya setiap kali bertemu Anna. Sama sekali tidak ingin gegabah, biarkan mengalir saja. 

Hari Minggu satu hari menjelang hari pertama sebagai kelas dua, Anna kembali menginjakan kakinya di kota gudeg, meninggalkan Semarang setelah 3 minggu libur panjang.  Minggu siang Anna sudah berada kembali di kostnya. Tidak ada teman, kost masih sepi, para penghuni lain belum kembali. Anna sengaja balik ke Jogja lebih awal dari teman-temannya yang memilih balik di hari Senin pagi. Anak memang santai, karena kelas juga masih belum pelajaran penuh. 

Pangkalan becak di depan kost Anna terlihat begitu ramai, ada banyak wisatawan asing yang menikmati kayuhan tukang becak. Para wisatawan memanjakan diri setelah puas berbelanja di pusat industri batik, kafe dan restoran yang ada di sekitar kost Anna. Ada juga wisatawan yang mencoba mengayuh becak itu sambil bergaya. Banyak sekali tawa yang terdengar dan sesekali mereka berfoto dan bergaya di atas becak.

Masih pukul sebelas pagi, Anna membuka jendela ruang tamu juga jendela kamarnya. Melihat halaman kost sudah sangat penuh dengan daun kering, Anna memiliki inisiatif untuk membersihkannya. Dengan tanpa sungkan Anna menyiram dulu tanah itu dengan air dari kran di sudut rumah ibu kost. Anna mengambil sapu lidi yang ada di sudut pekarangan ibu kos, yang tergeletak tepat di samping pintu utama rumah ibu kost.

"Mbak..." suara Era membuatnya terkejut, karena suara Era lumayan memecahkan telinga Anna.

"Hai dik Era." Anna menggapai sapu lidi lalu mengelus lembut rambut Era, yang mengintip dengan sedikit membuka pintu rumahnya

"Mau ngapain mbak?" Era melebarkan pintu rumahnya, lalu duduk didepan pintu sambil berpangku tangan menatap Anna.

"Mbak mau menyapu daun anak cantiks." senyum simpul kecil Anna berbalas dengan senyum malu Era yang dipuji Anna.

Anna mulai menyapu tiap sudut halaman dari daun-daun yang sudah memenuhi halaman kostnya. Anna memasukan daun-daun kering ke bak sampah dengan hati-hati. Karena angin berhembus cukup kencang, membuat Anna terkadang harus kembali menyapu daun yang mulai berantakan meski sudah dikumpulkan. Terkadang Era juga tertawa saat melihat angin menyapu daun-daun beterbangan.

Era masih menunggu Anna dengan tenangnya di tengah pintu yang sudah dibukanya. Ada seseorang yang sedang menunggu Era, memiliki perasaan tidak setenang Era, lelaki itu gusar, gelisah dan bingung

"Era, Era" suara sang om, lirih memanggil Era. 

Dengan cekatan Era menengok ke arah Christopher yang dipanggil om Kano lalu menggelengkan kepalanya saat Chrsitopher mengajaknya masuk ke rumah, uluran tangan Christopher juga dihempaskan oleh Era.

Jealous ChemistryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang