CHAPTER 4: Maju Enggak

401 54 14
                                    

Maaf karena update yang terlalu lama.

Keesokan hari setelah kejadian dimana Jonial dihabisi oleh ayahnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan hari setelah kejadian dimana Jonial dihabisi oleh ayahnya sendiri. Jonial berjalan pincang karena pukulan ayahnya, maka dari itu hari ini dia berangkat bersama Yuta untuk mengantarnya ke kampus.

Anak konglomerat, memiliki banyak uang, dan juga banyak sorotan, tidak membuat Jonial memilih untuk bersekolah di luar negri. Pikirnya, dia hanya ingin mengikuti apa yang temannya pilih, yaitu tetap berada dimana keluarganya ada.

Pradipta juga sudah berkali-kali memerintahkan Jonial untuk bersekolah diluar negri saat lulus SMA, tapi Jonial memohon-mohon padanya. Waktu itu bahkan Jonial bersujud dan menangis dikaki Pradipta saking dia tidak mau berkuliah di Chicago, di kampung halamannya. Jonial hanya tidak ingin semakin dibuang dan dilupakan oleh keluarganya sendiri.

"Makanya, kalo main tu liat-liat tempat dulu, kalo gini jadi ribetkan gue nya. Mana hari ini gue nggak ada kelas lagi." Omel Yuta sambil memarkirkan mobilnya.

"Tolongin temen dikit aja sambat terus lo." Ucap Jonial,

"Ya gini mah nggak nolongin, ini namanya maksa." Balas Yuta saat mobilnya sudah terparkir sempurna, "Turun, perlu gue bopong lo sampe kelas ha?"

"Boleh kalo lo nggak keberatan." Jawab Jonial sambil merogoh saku jeans-nya.

Bukannya berdiri dan berterimakasih Jonial malah asik menggulir layar ponselnya, "Jefri ulang tahunnya kapan?"

Yuta menghela nafasnya, mencoba sabar menghadapi temannya ini, "Hitungan tiga lo nggak keluar gue tendang."

"Satu,"

"Dua,"

"Ti—

"Oke makasih tumpangannya, Yut." Johnny seketika membuka pintu mobil dan secara perlahan keluar dari mobil Yuta tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. Perlu perjuangan keluar dari mobil ceper itu, entah kenapa si jepang tapi medok jawa ini suka memodif mobilnya bak mobil-mobil balapan.

"Temen anjing emang." Yuta ikut turun dan berjalan disamping Jonial.

Yuta memperhatikan temannya yang terus menggulirkan layar ponselnya tanpa memerdulikan sekitar, "Masih nyari kapan ulang tahunnya Jefri?"

"Iye."

Yuta mengangguk paham, "Lagi niat banget nih biar mobil kesayangan nggak hilang?"

"Kasian mobil gue kalo dipunyain lo."

Yuta tertawa sebagai balasan.

Mereka mendekati salah satu kelas Jonial yang searah dengan arah kantin dimana akan menjadi tujuan Yuta. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka, terutama karena wajah lebam dan kepincangan Jonial.

Dari dulu Jonial memang sering berangkat kuliah dengan keadaan bonyok seperti saat ini. Orang-orang banyak mengira bahwa Jonial ikut geng motor, atau menjadi salah satu bagian dari mafia. Orang-orang ini pasti terlalu banyak membaca wattpad.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memikat - JohnJaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang