13. Club malam ❌

24 7 0
                                    

Raffa sudah sampai dirumahnya setelah menggantarkan Assyiqianetik pulang. Raffa terus memikirkan tentang surat yang tadi didapatkan nya. Otaknya masih terus berputar untuk memikirkan seseorang dibalik nama A. Va. Untung saja Ayah dan Bundanya sedang keluar kota, jadi mereka tidak perlu cemas melihat keadaan Raffa yang babak belur.

"Aurel almasyhra" ucap Raffa memanggil Aurel.

"Iya ada apa?" bisik Aurel didekat telinga Raffa.

"Seperti bisikan setan" kata Raffa sambil tertawa.

"Ih, jahat" Aurel memukul-mukul Raffa.

"Dari pada mukulin Raffa, mening Aurel bantuin Raffa mencari jalan keluar dari masalah ini"

Aurel membaca surat yang ada ditangan Raffa. "What ini serius?"
kaget Aurel tidak percaya.

"Iya Rel, tadi Raka dan Dodo diserang oleh Gilang"

"What? Gilang yang pernah Raffa bantui itu? "

"Iya, Dia diancam oleh seseorang"

"Ini ada masalah apa sih?"

"Raffa juga gak tau"

"Apa dia seseorang yang sering bantuin Raffa itu ya?"

"Seseorang yang mana?"

"Yang sering bantuin Raffa ketika di bully sama Daffa"

"Seseorang yang selalu memakai pakain serba hitam itu?"

"Iya, sepertinya Dia juga mau bantuin Raffa untuk memberi informasi tentang seseorang yang ingin menyakiti Raffa, namun dengan cara yang menakutkan"

"Tapi, kenapa Dia selalu mau bantuin Raffa ya? Dia juga tau tentang neneknya Raffa"

"Dia cuma ngasih ini doang atau ada yang lain?"

Raffa mengambil surat lain yang di simpannya dileci meja belajarnya.
Raffa memberikanya ke Aurel yang sedang rebahan diatas kasur. Aurel mencoba untuk membaca dan memahami setiap kata didalam surat yang selalu diberikan seseorang yang berinisial A.Va itu. Beberapa menit kemudian Aurel paham dengan tujuan seseorang yang berinisal  A.Va itu memberikan surat untuk Raffa.

"Raffa adalah orang yang selalu berani datang ketempat terjadinya pemerkosaan dan pembunuhan itu.
Dia selalu bantuin Raffa, karena cuma Raffa yang akan bisa membantu Dia untuk menyelidiki kasus pemerkosa an dan pembunuhan yang pernah terjadi disekolah itu. Sepertinya Dia adalah keluarga dari cewek yang dibunuh. A.Va itu pasti singkatan dari nama seseorang yang sering berpakain serba hitam itu"

Raffa mengistirahatkan tubuhnya diatas kasur yang sangat empuk itu. Tubuh dan otaknya sudah terlalu lelah untuk bekerja karena hari ini adalah hari yang sangat melelahkan untuk dijalaninya. Banyak tugas yang harus diselesaikannya untuk hari ini. Ditambah lagi dengan surat demi surat yang harus diterimanya. Surat  itu adalah gambaran apa yang akan terjadi untuk waktu yang dekat. Seperti kejadian yang baru saja  Assyiqianetik alami bersamannya.
Mereka tidak pernah menyangka jika tulisan dalam surat itu akan benar-benar terjadi.

"Apa Raffa jauhin mereka lagi ya? soalnya kasian mereka, jika harus terus disakiti hanya karena dekat dengan Raffa"

"Tapi kan mereka sudah rela berkorban demi Raffa, mereka juga sangat bahagia berteman dengan Raffa. Mungkin waktunya aja yang belum tepat untuk kalian mengalami masa-masa yang indah. Aurel yakin pasti mereka mengerti dengan kondisi Raffa dan orangtua mereka juga pasti akan mengerti juga" tutur Aurel memberi masukkan.

"Ta..."

Tok... Tok..

"Siapa ya?"

Raffa sangat cemas dengan suara ketukan pintu yang secara tiba -tiba mengetuk pintu kamarnya. Padahal dirumah itu tidak ada siapa-siapa selain Raffa sendiri. Dengan rasa cemas Raffa membuka pintu kamarnya itu dan betapa terkejutnya  Raffa ketika melihat team inti Assyiqianetik yang sudah berada didepan pintu kamarnya. Nico dan Danu langsung masuk tanpa disuruh sang pemilik kamar.

Merpati Putih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang