Chap 3

69 7 1
                                    

Terkadang, diam adalah caraku menjelaskan semuanya.

°°°

Gulf menghentakkan kakinya seirama dengan musik yang tengah ia dengarkan. Gulf sedang mengunggu Mew yang mengajaknya berkunjung ke rumah Mew.

Sebenarnya Gulf deg-degan, apalagi ini pertama kalinya mengunjungi rumah Mew.

Mew sudah terlambat 30 menit dan Gulf yakin Mew sangat mengetahui bahwa Gulf tidak suka menunggu. Berkali-kali ia memencet tombol call walau hanya berakhir sia-sia.

Gulf menggigit bibir bawahnya, haruskah ia pergi ke tongkrongan enfant?

Oh iya, sebelumnya enfant berarti muda yang berasal dari bahasa Francis. Geng tersebut diketuai oleh Kao, kakak kandung art. Geng itu berisi anak nakal walau hanya luarnya saja.

Terkadang mereka juga mengadakan kegiatan bakti sosial. Laki laki maupun perempuan sudah seperti anggota bagi mereka. Namun pengecualian untuk gulf. Gulf tentu saja mengetahui teman mew tidak menyukainya.

Gulf akhirnya memilih berjalan menuju tongkrongan enfant. Dari tempatnya berdiri tidak terdengar suara ramai. Dengan ragu Gulf berjalan masuk, teman-teman Mew termasuk Mew sendiri menatap gulf. Mew dengan cepat bangkit, ia menatap jam di pergelangan tangannya.

Benar, ia melupakan Gulf.

"Aku nunggu kamu phi." suara gulf terkesan pelan walau masih bisa terdengar oleh teman-teman Mew.

"Ngga usah terlalu ngekang Mew lah." ketus Joss.

"Joss" tegur Mew.

Gulf menunduk, reaksi teman mew sama persis yang ia bayangkan. "Kenapa telfonku ngga diangkat phi?"

"Mew segera merogoh ponsel yang berada di kantong celananya, ponselnya berada dalam mode silent ternyata. Ada banyak panggilan masuk dari Gulf. Mew menatap gulf yang masih menunduk.

"Gulf-"

"Aku ngga minta di anter anter kan? Kalau emang ngga jadi  seenggaknya kabarin aku phi, aku cape. Mending tidur dirumah aja tadi."

Gulf menatap Mew.

"Art masuk rumah sakit Gulf." terang Mew.

"Masuk rumah sakit? Sekarang kondisinya gimana?"

"Ngga usah sok perhatian deh sama adek gua. Carmuk lo?." Kao menelan soft drink yang ia bawa, ikut bergabung dengan anak enfant lainnya.

"Udahlah Gulf, cabut aja. Kayaknya Mew juga masih mau kumpul disini."

Gulf tidak tau siapa yang berbicara kali ini. Ia menatap Mew. "Ngga jadi kan phi?, Kalo gitu aku pulang ya."

Mew menatap tangan gulf, ia meraih tas Gulf yang ia taruh di pundaknya.

"Maaf gulf, phi tau kamu ngga suka nunggu."

"Iya." Aku kecewa...

Mew tersenyum lega. Ia berniat membawa Gulf ke rumahnya hari ini. Gulf masih diam, enggan membuka suara selama perjalanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who's the Boyfriend? | MewgulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang