Penghianatan chapter 4

239 17 1
                                    


Kuroko asyik memandangi bunga Sakura yang terus mekar, rasanya sudah lama sekali dirinya tak merasakan suasana yang senyaman ini. Ogiwara yang tepat berada di sampingnya tersenyum kecil melihat tingkah laku dari sahabatnya. Sang pemuda berambut coklat sudah sangat lama merindukan kebersamaan dengan Kuroko. Hachii....Hachii...

" Kuroko kamu baik – baik saja kan hari ini?" tanya Ogiwara dengan nada cemas

" Hai.. aku tak apa Ogiwara-kun, ini hanya bersin aja".

"Tidak Kuroko nampaknya kau tak baik-baik saja, sepertinya kau demam"

"Tenang aja, sekarang aku benar-benar baik-baik saja, oh yah makasih yah Ogiwara-kun atas boneka piyo yang kau berikan kemarin. Aku sangat menyukainya"

"Aku ikut senang jika kau menyukainya, maaf yah.. seharusnya hari ini aku tak mengajakmu jalan-jalan, sepertinya kondisimu sedang tidak sehat" cemas Ogiwara.

Kuroko menarik seulas garis dibibirnya, memang Ogiwara tak bisa di bohongi, pemuda di depanya selalu mengerti akan kondisi dirinya yang lemah " tidak apa – apa lagian aku senang bisa menemani Ogiwara- kun". Kuroko berjalan mendahului Ogiwara. Sungguh indah musim semi banyak bunga sakura yang bermekaran, semoga hari – hari ku pun indah seperti warna sakura yang begitu indah.

****

GUBRAK.. terdengar suara gebrakan pintu yang di buka dengan paksa, sontak seluruh penghuni kelas memperhatikan seorang pemuda yang telah bertingkah tidak sopan. Kise berlari menghampiri Kuroko yang tengah melamun melihat indahnya langit biru.

"Kurokochi gawat – ssu" ucap Kise yang tengah mengisi oksigenya yang sudah hampir habis.

" Ada apa Kise – kun?" tanya Kuroko yang heran dengan tindakan sahabat pirangnya.

" Akashichi sedang melabrak Ogiwara di atap sekolah"

Mendengar perkataan Kise, membuat Kuroko merasa tidak tenang dan Kuroko berlari ke atap sekolah tak memperdulikan tatapan siswa lain yang tengah menatapnya dengan penasaran.

DUK .. DUK... DUK... terdengar suara hantaman dan pukulan yang tidak terlalu keras tapi mampu di dengar oleh orang yang berada di sekitarnya.

"Apa – apaan kamu Sei – kun" bentak Kuroko dan berlari menghampiri Ogiwara yang sudah tergeletak dengan beberapa darah yang mengalir di tubuhnya.

" Aku hanya ingin memberi dia pelajaran karna sudah merebutmu dari ku" ucap Akashi dengan menunjukan ekspresi kemarahanya

" Apa kau tak sadar dengan kata-kata yang kau ucapkan, Ogiwara ini sahabat kecilku bagaimana bisa kau cemburu dengan dia"

"Semenjak kau bergaul dengan dia, kau selalu menghiraukanku bahkan tak ada sedikit waktu untuk ku"

Kuroko sudah sangat muak dengan kelakuan kekasihnya "Akashi-kun kau sungguh sangat keterlaluan, kau orang yang sangat egois".

" Beraninya kau bicara seperti itu?" bentak Akashi

"Dimana kau berada ketika aku membutuhkan mu? Dimana kau berada ketika aku terbaring sakit? dimana kau berada ketika aku ingin bersama mu? bahkan ketika kau membuat janji dengan ku kau pun meningkari janji yang kau buat sendiri. Kau tengah asyik sendiri dengan sahabatku sendiri di saat aku ingin pulang bersama mu kau selalu berdalih kalo ada kegiatan osis apalah tapi nyatanya kau selalu berbohong dan kau tengah asyik jalan berdua dengan Furihata – kun" Kuroko tak bisa menahan rasa sakit yang dismpanya, cairan beningkeluar dari kedua bola matanya tanpa ada paksaan.

" Aku bisa menjelaskan ini semua Tetsuya" Ucap Akashi yang mencoba untuk membela diri.

"CUKUP AKASHI – KUN, aku capek mendengar semua alasan palsu mu. Aku ingin sekali mempercayai mu tapi setiap aku mencoba memberikan mu kesempatan kamu sering menmelanggarnya, jujur aku sudah tak tahan lagi Akashi – kun untuk berpura – pura tidak tau perselingkuhan mu dengan Furihata – kun. Kenapa kamu begitu tega dengan ku Akashi – kun apa salah ku ? kenapa kau tega melakukan ini kepada ku?" Kuroko mulai histeris. Hiks.. hiks.. suara tangis Kuroko akhirnya pecah. Kise yang melihat keadaan sahabat birunya nampak ikut merasakan pilu.

" Kuroko – kun aku minta maaf " sesal Furihata yang berdiri tak jauhh dari Akashi – ku.

" Aku tak butuh maaf mu Furihata, kau sangat tau kan kalau aku sangat mencintai Akashi – kun bahan kau sangat mendukung hubungan ku dengan Akashi – kun, tapi kenapa kau tega sekali melakukan semua ini kepada ku. Apa aku pernah menyakiti mu atau apa aku pernah merebut orang yang kau sayang?"

" Maaf Kuroko" ucap Furihata yang tak berani melihat ke arah Kuroko.

"Kalo tidak pernah, kenapa kau sangat tega melakukan ini dengan kekasih ku sendiri, bukan kah aku sangat percaya padamu tapi kenapa kau membuat kepercayaan ku hilang begitu saja"

" Tetsuya tolong hentikan" Marah Akashi.

"Apa kau bilang Akashi – kun hentikan apa kau tak sadar kau sangat menjijikan bahkan kau menuduhku berselingkuh dengan sahabat kecil ku yang belum tentu kebenaranya, tapi apa yang kau lakukan itu lebih sangat menjijikan, aku sudah tidak kuat aku sudah tak sanggup mempertahankan ini semua aku sudah terlalu lelah untuk berpura – pura bahwa tidak ada yang terjadi dan semuanya baik – baik saja, aku sudah sangat sakit beberapa kali melihat kalia begitu sangat mesra".

" Tetsuya " ucap Akashi dengan sangat pelan tapi mampu aku dengar baru pertama kali aku melihat dia menangis, cairan bening itu membasahi wajah tampanya. Aku berjalan menghampiri Akashi yang tengah berdiri dengan tanganya yang mencengkram ujung seragamnya.

"Ku mohon Akashi – kun jangan menangis aku tak suka melihat mu menangis, tapi maaf aku tak bisa melanjutkan hubungan ini lagi, kita akhiri semuanya di sini aku sangat mencintai mu Akashi – kun, aku sangat menyanyangi mu semoga kau bahagia bersama Furihata – kun terimakasih untuk pernah menjadi orang yang sangat spesial di hidup ku. Kuroko pergi meninggalkan Akashi dan Furihata yang masih terdiam membisu, sambil dirinya memapah tubuh Ogiwara. Kise ikut membantu Kuroko membawa tubuh Ogiawara.

****

HIKS... HIKS...HIKS....HIKS Kuroko masih belum bisa menghentikan suara tangisanya dirinya begitu merasakan rasa sakit yang dalam walaupun dilupuk hatinya ada rasa lega karena sudah meluapkan semua perasaanya kepada mantan kekasihnya. Tubuh tinggi dan bau parfum yang sangat familiar bagiku kini tengah memeluk ku dengan sangat erat." Maaf Ogiwara – kun, gara – gara aku kau jadi babak belur begini "

"Ie.. aku senang kamu tidak lari lagi" kata Ogiwara yang tengah menatap ku dan menangkup wajah ku untuk menghapus cairan bening yang terus menghiasi pipi ku.

Aku pun semakin erat untuk memeluk tubuh kekar Ogiwara – kun semakin dalam memendamkan wajah ku di dada bidang nya itu. Ini sudah beberapa jam sejak kejadian itu, aku terus menangis tak henti – hentinya bahkan aku harus bolos dari jam pelajaran yang seharusnya aku ikuti.


Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PENGHIANATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang