Prolog

3.8K 265 15
                                    

Mereka berkumpul di rumah Agata untuk merayakan hari kelulusannya kemarin yang sempat di adakan di sekolah Angkasa.

Acara malam ini adalah barbeque, Alfa dan Uzy kini tengah sibuk memanggang daging sementara yang lainnya bernyanyi lagu di gazebo dengan Aga yang memainkan gitarnya.

"Lo serius mau ngelanjutin kuliah di Jogja?" tanya Fany pada Ghina yang tengah memperhatikan Uzy sedari tadi.

Lalu Lusi menyenggol lengan sahabatnya itu sebagai kode, Fany yang seakan paham langsung menurutinya.

"Kenapa sih Yang?" Aga menghentikan permainan gitarnya untuk menanyakan apa yang tengah terjadi.

Lusi menggeleng seraya memberikan isyarat lewat matanya.

"Hah?" bisik Agata seraya mendekatkan wajah.

"Nanti ege!" jawab gadis itu ketus sambil memukul bahu Aga.

Aga akhirnya menurut, tapi dirinya masih penasaran apa yang terjadi diantara Uzy dan Ghina. Pasalnya Uzy tidak ada cerita apapun jika dirinya memiliki masalah atau sedang bertengkar dengan Ghina.

"Ga dagingnya udah mateng!" teriak Alfa, Aga kemudian berdiri dan memberikan gitar miliknya ke Lusi.

Ia menghampiri Alfa dan Uzy, sementara Fazri dirinya baru saja tiba bersama Karina karena gadis itu meminta untuk ikut bergabung dengan acara mereka.

Hubungan Karina dan Ghina sudah agak membaik karena gadis itu tak lagi mengejar-ngejar Uzy, ia sudah mencoba move on dan tak pernah lagi mengganggu hubungan mereka.

"Gue kemaren liat cewek lo jalan sama mantannya." beritahu Alfa pada Aga, niat awalnya menyuruh Aga memang untuk memberitahu hal ini.

"Yang bener?"

"Mulut lo cewek amat, ngapa dikasih tau." ucap Uzy kesal dengan tatapan protes, ia hanya tidak mau gadis tomboy itu akhirnya kembali overthinking.

"Emang kenapa, si monyet berhak tau juga lah Zy." balas pemuda gondrong itu.

Sedangkan Aga kini terdiam, tatapannya ia fokuskan pada Lusi. Gadis yang memiliki hubungan lebih dengannya, tapi juga tidak lebih dari sekedar teman.

"Kan liat tuh ulah lo?" beritahu Uzy.

Kemudian Alfa memegang bahu lebar Aga sambil berujar. "Udah nyet, kata gue mah lo cari cewek baru yang bisa diajak pacaran."

Uzy memutar bola matanya malas.

"Ada apa nih? Kok pada gitu mukanya." Fazri menghampiri sahabat karibnya itu dengan senyuman yang sedari tadi tidak lepas setelah mengantar Karina ke gazebo.

"Nyet lo lagi kasmaran ya?" Uzy bertanya balik.

"Apa anjing?" elak Fazri.

"Kabarin nyet kalau udah ke tahap yang lebih intim." Uzy menaik turunkan alisnya jahil.

"Tolol!" maki Fazri yang disambut tawa oleh Uzy. "Eh si Aga kenapa, gitu amat mukanya, kusut."

"Taik lo." Aga menimpali setelah puas melamun. "Dan lo Al, nyari cewek yang bikin kita ngerasa nyaman tu susah."

"Emang lo mau keulang lagi kayak kemaren? Nangis-nangis lo entar pas taunya dia milih koncol!" ketus Alfa.

"Monyet, jangan sampe lah!" sewot Aga mulai biasa saja walau hatinya tak bisa bohong untuk terus memikirkan perkataan Alfa.

***

Selesai agenda barbeque, Aga memeluk Lusi erat seakan tidak mengizinkan gadis itu untuk pulang.

"Ish tolol, ayo anterin gue pulang dulu!" Lusi dengan makian khasnya membuka suara setelah lama menunggu Aga selesai memeluknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AS [2] MINE [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang