Awal Pertemuan

624 118 35
                                    

Joy melongok takut-takut ke luar gerbang sekolahnya. Baru juga seminggu dia jadi anak SMA, hidupnya udah mulai gak tenang. Pasalnya, mantan kakak kelasnya sewaktu SMP tiba-tiba datang menghampirinya. Cowok itu masih aja ngejar-ngejar Joy padahal udah jelas Joy gak pernah menggubrisnya.

Joy yang tadinya mau pulang, buru-buru memutar balik badannya masuk lagi ke dalam sekolah. Dan sekarang dia masih terjebak di tempatnya karena cowok itu masih aja nungguin dia di luar gerbang.

Joy mengacak kesal rambutnya. Tau gitu harusnya tadi dia mengiyakan aja ajakan Jennie untuk pulang bareng naik mobilnya. Joy gak enak ngerepotin Jennie soalnya mereka kan baru aja kenal seminggu ini.

Besok-besok gw gak bakal nolak tawaran Jennie lagi deh! Batinnya menyesal dalam hati.

Joy memang terbiasa pulang sendiri naik angkutan umum soalnya jarak rumahnya juga gak terlalu jauh dari sekolah. Tapi kalo gini ceritanya gimana caranya dia bisa kabur? Joy mondar-mandir cari akal.

"Lo ngapain?"

Seorang cowok yang sedang menuntun motornya menatap Joy aneh. Pasalnya gadis itu sejak tadi mondar-mandir di depannya, menghalangi jalannya untuk keluar menuju gerbang.

Joy menatap cowok itu dari atas sampai bawah. Rasa-rasanya dia pernah liat cowok itu. Walaupun bukan teman sekelasnya, tapi Joy cukup yakin mereka seangkatan. Tiba-tiba muncul ide di kepala Joy.

"Lo mau tolongin gw gak?" Pinta Joy memelas. Bodo amat deh, pikir Joy. Walaupun mereka gak kenal satu sama lain, yang penting dia bisa pulang secepatnya.

"Hah?" Cowok itu memicingkan matanya tajam. Apa-apaan nih cewek, kenal juga nggak maen minta tolong aja.

"Besok gw traktir di kantin deh ya, plissss," ujar gadis itu lagi sambil mengatupkan tangannya memohon.

Cowok itu menimbang sejenak. "Traktir apa?" Tanyanya dingin.

"Eh?" Joy terkesiap. Agak jiper juga melihat aura dingin cowok di depannya itu. "Hm.. apa aja deh terserah lo, tapi jangan banyak-banyak ya," balas Joy takut-takut.

"Dua hari."

"Hah? Apanya yang dua hari?" Tanya Joy bingung.

"Traktir gw dua hari. Besok ama lusa," balas cowok itu enteng.

Joy menggeram kesal di tempatnya. "Kok lo jadi malak gw??"

"Kan lo yang butuh. Kalo gak mau ya udah," ujar cowok itu lagi sambil siap-siap menyalakan starter motornya.

"Ehh tunggu-tunggu," ujar Joy panik menahan tangan cowok itu. Gadis itu kemudian melihat keadaan sekelilingnya yang udah semakin sepi, nampaknya gak ada lagi yang dia bisa mintain tolong kecuali cowok menyebalkan di depannya itu.

Joy menghembuskan napasnya kasar. "Oke deal, dua hari."

Cowok itu tersenyum miring. "Ok. Lo mau gw ngapain?" Tanyanya tanpa basa-basi.

"Pura-pura jadi cowok gw," jawab gadis itu mantap.

Cowok itu gak langsung menjawab. Dia hanya menatap Joy tajam.

Joy yang ditatap kayak gitu jadi merinding sendiri. Diam-diam menyesali keputusannya buat minta tolong sama cowok aneh itu.

"Gw mesti gimana?"

Joy langsung menghembuskan napasnya lega. "Gw nebeng lo ya, ntar gw turun sampe pertigaan depan," ujar gadis itu langsung bersiap-siap naik motor di depannya.

"Terus... Lo liat cowok di depan itu kan? Langsung ngebut aja gak usah peduliin," ujar Joy lagi setelah duduk dan mengikat rambutnya.

Cowok itu melihat ke arah yang ditunjuk Joy. "Mantan lo?" Tanyanya enteng.

Joy melotot denger pertanyaan barusan. "Bukan lahh, enak aja!!"

"Terus ngapain kabur?"

"Ya justru gw gak mau ama dia makanya kabur!" Ujar Joy kesal. "Udah yuk buruan," tambahnya lagi gak sabar.

"Nih pake helm gw."

"Hah, ngapain gak usah!" Tolak Joy cepat.

Cowok itu memutar badannya. Tanpa ngomong apa pun langsung memakaikan helmnya ke cewek yang udah duduk di boncengannya itu.

Joy pun akhirnya cuma bisa diem aja, pasrah.

Setelah menutup kaca helm yang dipakai Joy, cowok itu pun langsung bersiap menjalankan motornya.

Joy refleks pegangan ke belakang motornya dengan kencang. Dalam hati ia berharap kakak kelasnya itu tidak ikut mengejar mereka.

Di luar dugaan Joy, cowok itu malah mengendarai motornya mendekat ke arah kakak kelas yang masih menunggunya itu. Joy menggerutu panik dalam hatinya. Sial, mau ngapain sih nih cowok!

Cowok itu tepat menghentikan motornya di depan kakak kelas Joy. "Mending lo pulang aja, gak usah gangguin cewek gw lagi," ujarnya dingin menatap tajam ke arah lawan bicaranya itu. Joy yang duduk di belakangnya cuma bisa melongo. Lalu tanpa menunggu jawaban apapun, cowok itu langsung menarik gasnya kencang pergi dari situ.

Joy menghembuskan napas lega di belakangnya. "Thank you ya," ujarnya setengah berteriak.

"Gw nanti turun di sana aja," tambah gadis itu lagi sambil menunjuk jalan di depannya.

"Btw gw Joy, nama lo siapa?" Gadis itu baru tersadar kalo sejak tadi mereka belum berkenalan.

"Wonu."

"Hah, siapa? Wisnu?"

Cowok itu memberhentikan motornya di tempat yang ditunjuk Joy tadi. Gadis itu pun buru-buru turun dan melepas helmnya, kemudian mengembalikannya ke cowok itu.

"Wonu," ujar cowok itu singkat kemudian langsung memakai helmnya. "Jangan lupa traktir gw dua hari. Gw tunggu besok di kantin," tambahnya cepat lalu langsung menancap gasnya, ninggalin Joy yang masih berdiri di sana.

Joy bengong ngeliat Wonu yang langsung pergi gitu aja. Tapi untunglah dia bisa terbebas dari kakak kelasnya, walaupun harus rela ngorbanin uang jajannya buat traktir cowok aneh itu.




***


Haiii 🙋‍♀️

Random banget tiba-tiba kepikiran pengen bikin oneshoot dari cerita sebelah gara-gara kangen Joy sama Wonu 😂

Isinya kayaknya gak bakal terlalu panjang per chapternya, timelinenya pun gak beraturan, tergantung mood & idenya aja lagi dapet apa 🤭🙈

Boleh request part mana yang mau diceritain lebih jelas, atau kasih ide cerita juga boleh di sini ➡️
Kalo bisa nanti aku bakal bikinin ceritanya

Ditunggu vote dan commentnya yaa

Enjoy!
💚🙏








Sepenggal Kisah : Teman (Hidup)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang