✧ ✨ೃ༄New Life 2*ੈ✩🌙

106 17 0
                                    

Langkah kakinya berbolak-balik di lantai ruangan bernuansa coklat mocca itu. Tangannya bergetar sedangkan yang satu lagi beberapa kali mengecek ponsel.
Ia kembali mengetikkan sesuatu di layar ponselnya, kesekian kalinya.

Maafkan aku, saat kau pulang akan ku buatkan segelas kopi alpukat kesukaanmu, ini janji.
Aku hanya ingin menanyakan kabar, bagaimana?

Ketiknya kesekian kalinya dalam pagi ini. Ia kembali ke dapur untuk mengambil minuman.

✧ ೃ༄*ੈ✩

Two weeks later..

[name] mengerjapkan matanya dan mendapati dirinya berada di rangkulan Louis. Ia ingin segera bangkit namun tangan lelaki disampingnya ini mencekat. Keduanya biasa begini selama dua minggu terakhir.

Ia menatap wajah pemilik kata-kata manis itu, berkulit putih dengan rahang yang terlihat, dan jika ia membuka kelopak matanya akan menampakan mata hazel yang menambah kesan manis pada wajahnya.

Dan boom. Perkataan tadi terbukti saat Louis memang membuka matanya.

"hi." sapanya menarik ujung bibirnya keatas, tersenyum.

"e-eum, h-hai hai" balasnya menyadarkan kegiatannya tadi.

Louis menyelipkan rambut cokelat tua milik [name] ke balik telinga, meski rambut itu tak begitu berantakan ataupun mengganggu wajahnya karena ada perban yang menahan dibagian atas.

[name] tertegun saat Louis mengusap halus rambutnya. "hey, how you feel?" tanya Louis.

"never better." jawab [name]

"b-bagaimana denganmu?" tanya [name] balik.

Louis merentangkan tangannya yang satu karena satunya menahan kepala [name]. "look at me! Aku baik-baik saja." katanya bersemangat.

[name] bangkit dari posisinya, meski sulit keadaan nya kali ini jauh lebih baik dari seminggu sebelumnya.

"Louis" panggilnya.

Louis ikut mendudukan dirinya di samping [name]. "yah?"

"I don't know who you are, not even I myself know who I am, but you convinced me, made me believe we must be people who knew each other before-"

"so... I just wanna say- Thankyou so much, Louis!" ia tersenyum, begitupun sang empu yang dimaksud.

"excuse me-" tegur seorang perawat wanita di ambang pintu.

Keduanya menoleh menghadap perawat itu.

"oh, im so sorry, but.. Ada sesuatu yang ingin Dr. Smith katakan, dan aku jamin kalian akan senang mendengarnya." jelas perawat tadi tersenyum semangat.

"seriously? What is that?" tanya [name] tak kalah bersemangat. Jangan harap Louis akan membalas atau sekedar menyapa selamat pagi untuk perawat itu bahkan siapapun. Entah sejak kapan ia menjadi pria arogan seperti itu, ia hanya membuang wajahnya malas ke arah lain jika ada yang mengajaknya berbicara atau mengganggunya dengan [name].

Sembari menjawab dokter yang dimaksud pun datang. Hari ini ia tak memakai seragam rumah sakit seperti biasanya, ia hanya memakai kemeja biru muda dan celana casual bapak-bapak. Oh, bahkan ia tak memakai kacamata nya yang biasa bertengger diatas hidung mancungnya.

"selamat pagi" sapanya ramah.

"pagi" jawab keduanya.

"baiklah, aku rasa aku tak begitu cepat datang kesini sehingga memotong pembicaraan kalian dengan Mrs. Ellen. Dan aku yakin Ellen sudah memberi tau kan?" ucapnya.

EPIPHANY | lpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang