3 ~ First Kiss?

1.4K 225 22
                                    

Waaa... aku balek lagi nih.
Hihihi... 😁
Aslinya lagi lumayan sibuk, tapi nyempetin bentar lah buat ngelanjutin cerita ini.
Kasian juga kaliannya kalo harus nunggu kelamaan kan ya?
Entar mati deh rasa penasarannya kalo dibiarin nunggu lama 😄

Chapter ini ngak panjang kok kaya kemarin. Dikit, cuma 2000 kata (hampir 3000 kata)
Semoga ngak hosen yaah, semoga suka.
Selamat membaca gais 😊
===========================

"Kau seharusnya tidak melihatnya" Karina berbisik lirih tepat didepan gadis yang kini telah membulatkan mata.

Perlahan kepala itu semakin mendekat dan membunuh jarak diantara keduanya. Karina sempat tersenyum tipis ketika ia menangkap gadis di depannya itu menelan ludahnya dengan susah. Tapi senyuman itu sangat tipis bahkan tampak samar. Ia senang, terlebih ada sesuatu yang tidak disadari oleh Winter akan dirinya.

Kini bibir mereka sudah saling menempel, maka dengan perlahan Karina mengangkat kedua tangan Winter yang sudah ia genggam dan menekannya pada dinding setinggi kepalanya. Ia harus melakukannya untuk mencegah agar gadis itu tidak memberontak secara brutal. Tapi faktanya, Winter justru tetap diam dan menegang di tempatnya.

'Ciuman pertama?' pikiran itu terlintas dipikiran Karina karena reaksi kaku dari Winter. Dengan rasa terkejut, Karina diam sesaat dan berfikir. Ia kira gadis imut itu sudah cukup sering melakuka hal ini atau paling tidak pernah melakukannya. Tapi ia salah. Reaksi yang ditunjukkan Winter adalah reaksi seorang amatiran yang tak mempunyai pengalaman, kaku dan terkesan sangat gugup. Serta...

Takut?
Mata itu seakan berbicara jika sang pemilik tengah ketakutan. Karina tertegun. Haruskah berhenti saja dan tak melanjutkannya? Tapi pelajaran kecil sepertinya akan sangat berharga untuk gadis di depannya itu.

Dan setelahnya Winter berhasil dibuat merinding, bulu kuduknya mendadak berdiri karena Karina si gila. Ada sesuatu yang ia rasakan di dalam sana, tapi entah ia pun tak begitu yakin. Sebuah gelenyar aneh, sebuah sengatan yang mengejutkannya, perasaan aneh.

Winter menahan nafas ketika ada gerakan-gerakan kecil diatas bibirnya. Sangat jelas ia bisa merasakan jika bibir Karina menghisap bibir bawahnya dengan pelan, bahkan lidahnya turut menjilat seluruh bagian bibirnya seakan-akan bibir  itu adalah permen manis yang teramat mahal. Seperti menciptakan kalimat seperti ini: 'sangat sayang jika setiap inci terlewat begitu saja'.

Karina sempat berhenti, ia sedikit menjauhkan wajahnya untuk mengambil nafas yang sebelumnya tidak ia lakukan dengan benar. Namun seperti hanya sebuah kedipan mata, dengan gerakan cepat ia kembali membungkam bibir itu sebelum Winter sempat mengambil jatah nafasnya, juga sebelum gadis itu berbicara banyak hal dan meneriakinya dengan kata-kata luar biasa.

Itu membuat Winter harus menerima serangan dadakan lagi. Tapi kini berbeda, bibir bagian ataslah yang menjadi sasaran utama Karina. Karina juga sempat menekan kepalanya saat Winter mencoba menjerit sebisanya. Suara itu sukses digagalkan dan berhasil disamarkan dengan suara yang tak beraturan. Ia tak akan lagi repot menjelaskan jika ibunya mendengar dan bertanya banyak hal. Cukup bilang saja, itu hanyalah suara yang dihasilkan ketika mengangkat kardus-kardus berat miliknya yang ada disini.

Tapi dalam hatinya Winter tak henti mengeluarkan jeritan, ia semakin beteriak mengeluarkan makian dan sumpah serapah untuk Karina ketika bibir itu kembali mengulum bibir bawahnya. Lembut, tapi membunuhnya. "F*ck! Dia..."

Badannya menolak untuk tak terkejut saat sesapan itu tiba-tiba menguat. Winter menutup mata. Entahlah, tapi hatinya terasa hancur. Kenyataan ini jauh lebih mengerikan dibandingkan bayangannya waktu lalu ketika tahu akan mempunyai saudara tiri.

Orange -winrina-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang