“Emmm…” dengan posisi terlentang di atas ranjang, Winter bergerak merenggangkan seluruh ototnya setelah terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Suara yang ia hasilkan dari mulut mungilnya itu benar-benar memenuhi seisi ruang kamarnya yang sangat hening.
Sejenak raut wajahnya berubah, seakan ia tersadar akan sesuatu. Lantas cepat-cepat ia menarik tangan dan kakinya yang hampir memenuhi satu ranjang itu. Matanya langsung menoleh ke samping kiri dari tempat ia berbaring.
Kosong, ia membuang nafas lega. Pantas saja ketika tangan dan kakinya berada di daerah dimana Karina selalu tidur disana ia tidak menyenggol sesuatu. Yah, Karina tidur disamping kirinya dan mereka berada di ranjang yang sama. Tapi sekarang ketika ia terbangun gadis itu sudah tidak ada.
Winter bangkit dari ranjang, ia berjalan pelan keluar dari kamarnya masih dengan baju tidur panjang yang sedikit keberasan di tubuh mungilnya. Kepalanya menoleh ke kanan kiri, matanya mengamati setiap sisi ruangan yang bisa ia jangkau dari depan pintu kamarnya.
Kosong dan sangat sepi, Winter tak menemukan siapapun. Kakinya kembali bergerak maju. Ia melangkah menuju ruang makan. Dan disanalah Winter menemukan Karina yang tengah duduk seorang diri menikmati sarapan paginya.
Gadis itu menyadari kehadirannya, lantas tersenyum manis pada Winter ketika matanya menatap Winter yang semakin mendekat ke arahnya.
Winter berdiri tepat di samping meja makan, kedua bola matanya mengamati beberapa makanan yang sudah tersaji disana. Lalu menatap pada Karina yang juga tengah menatapnya barang sebentar, dan berakhir dengan mentap pada sekeliling seakan tengah mencari sesuatu.
“Eomma sudah pergi. Tapi eomma sudah menyiapkan semua makan ini untuk kita. Ayo sarapan, duduklah”
Tak menjawab, Winter justru menatap pada pakaian yang ia kenakan dan Karina kenakan. Dan yah, mereka benar-benar memiliki tampilan yang sangat bertolak belakang. Karina memakai baju rumahan sederhana namun memberinya kesan seksi. Wajahnya tampak segar dan cantik dengan polesan make up tipis.
Sedangkan Winter, bukankah ia baru saja bangun dan masih mengenakan baju tidur? Ia bahkan belum membersihkan dirinya seperti yang Karina lakukan, membasuh wajah dan menyikat gigi saja belum. Jelas wajahnya sangat khas seperti orang-orang yang baru bangun dari tidur pada umumnya meskipun ia tetap terlihat sangat cantik.
“Tidak, aku akan membersihkan diriku terlebih dahulu” ujar Winter lalu membalikkan tubuhnya untuk pergi dari sana.
“Baiklah, setelah itu kau juga harus membantuku membersihkan semua peralatan kotor. Arraseo?”
Winter lagi-lagi tak menanggapi. Ia justru terus berjalan ke kamarnya seperti tak peduli akan apa yang diucapkan oleh kakaknya itu. Ia kembali keluar dari kamarnya tak lebih dari satu jam setelahnya. Wajahnya tampak lebih segar dan tentu saja ia tak mengenakan baju tidurnya lagi.
Karina tak lagi berada di meja makan, jadi Winter duduk seorang diri disana menghabiskan sarapan yang telah eomma-nya siapkan. Dari tempatnya duduk ia bisa melihat Karina yang berdiri di salah satu sudut dapur dan tengah membersihkan beberapa peralatan makan yang kotor. Wajahnya begitu serius, gadis itu juga tak menatapnya sedikitpun meskipun Winter memandangnya secara terang-terangan beberapa kali.
Setelah kunyahan terakhir, Winter bangkit dari duduknya. Ia membawa beberapa peralatan makan kotor yang ada di atas meja depannya dan tanpa ragu menghampiri Karina.
“Apa yang harus aku bantu?” Winter berhenti disamping Karina sembari meletakkan peralatan kotor di tangannya itu pada tempat pencucian. Bagaimanpun Winter merasa tak enak hati ketika Karina bekerja membersihkan semua peralatan itu sementara ia hanya duduk menatap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange -winrina-
FanfictionDisaat banyak hal baru yang datang secara tak terduga. Termasuk CINTA yang tidak semestinya. ❄❄❄ Pernah nonton anime CITRUS? Nah, cerita ini terinspirasi dari anime tersebut. Lalu apakah jalan ceritanya akan sama persis? Jawaban pastinya adalah Big...