o n e

2.8K 270 21
                                    

ADAKALANYA setitik rasa bersalah itu timbul setelah menjelajahi internet terlalu dalam, bahkan hampir menyentuh dasar yang gulita. Unsur penasaran adalah awal mula godaan mulai tercipta, dimana awalnya hati meniatkan untuk berenang di permukaannya saja, namun semakin menjauh sebab terdapat inti layaknya gravitasi yang menarik diri untuk menyelam lebih jauh. Dan jikalau boleh jujur ini bukan yang pertama kalinya.

Berulang kali Rintarou melewati batasan yang ada hanya untuk memuaskan rasa penasarannya yang kian membuncah hanya dengan memikirkan dia. Memikirkan bagaimana skandal demi skandal yang ia perbuat berhamburan bak memohon untuk ditinjau kembali olehnya--melakukan sesi rekam ulang, lalu menjadi yang terpanas dari yang paling panas.

Sosial media adalah penggoda yang sesungguhnya. Sangat berbahaya, candu, sekaligus penyokong inspirasi yang hebat. Ia mengutuk sang Pencipta sekaligus memuja ciptaan-Nya.

Berjam-jam lamanya sudah Rintarou habiskan di kamar yang temaram. Langit pun telah menunjukan masa menjelang pagi, dimana sang fajar mulai mengintip diantara gelapnya langit. Tidak sedikitpun rasa kantuk itu muncul dan hinggap meski gelap kantung mata telah tercetak dengan sangat jelas. Pun seperti tidak berniat untuk singgah, terlebih sang inang masih bergelut dengan rutinitas menjelang tidurnya.

Layar komputer miliknya menampilkan potret seorang perempuan berambut hitam panjang yang tersempil diantara banyaknya video vulgar koleksinya, bahkan beberapa video yang merupakan genre kesukaannya telah di edit sedemikian rupa, hingga tokoh utama perempuannya menjadi paras si ayu. Teknologi memanglah sekejam itu, andai saja dia mengetahuinya, maka Rintarou akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan kreativitas buruknya dibidang busuk itu.

Rintarou membuat folder baru di dalam koleksinya dengan judul 'My Aphrodite.' lalu memindahkan gambar tersebut kedalamnya. Bibirnya tersenyum puas. Julukan tersebut sangat pantas untuk dirinya yang selalu hinggap di dalam imajinasi. Menyertai kepuasan di setiap gumpalan tissue yang menemani setiap malam dinginnya.

Perempuan itu tidak pernah menyadari afeksi yang berdampak di setiap pose poto random yang berhasil di tangkap Rintarou. Ah, gadis yang malang. Sosoknya sangat disayangkan untuk berlalu begitu saja.

“Ihei [Name]....”

Bibir bawahnya digigit keras. Menyebutkan nama sang bunga hati pun tak mampu membuatnya mengontrol tubuh. Gejolak itu akan datang lagi, menghampiri lagi dan lagi. Entah yang sudah ke berapa. Ia tak tahu.

Melepas terlalu banyak sama seperti menahan terlalu lama, memberikan efek yang sama berupa sakit kepala. Sepertinya akan diperparah dengan kurangnya waktu beristirahat. Lelaki bermahkota coklat itu mengerang, dia tidak menjamin waktu belajarnya di sekolah akan berjalan lancar sebagaimana mestinya.

Helaan napas berat bersamaan dengan tarikan beberapa lembar tisu, hingga bunyi yang dihasilkan sedikit mengisi senyapnya ruangan itu. Kepalanya mendongak, menatap kosong langit-langit kamar. Pengelihatannya masih samar sehabis diterpa puncak kepuasan. Kepalanya terasa sangat ringan seolah beban hidup yang di tanggung di setiap harinya meluruh bersamaan dengan sperma yang meluruh melalui onderdil perkasa kebanggaannya.

Eksistensi perempuan itu berdampak sangat besar, mempengaruhi akal setiap kali Rintarou hendak mengalihkan fokus serta imajinasi ke arah yang lebih pantas.

Tidak ada yang salah dengan Ihei [Name], tidak sama sekali. Permasalahannya ada pada Rintarou sendiri.

Terjatuh terlalu dalam pada pesona sang gadis yang tentunya tanpa disadari oleh sang empu. Menyebabkan candu berlebihan layaknya vampir terhadap darah. Dan, ya, Suna Rintarou kini telah terjerat dalam belenggunya. Dalam waktu yang cukup lama.

𝐍𝐘𝐌𝐏𝐇𝐄𝐓𝐀𝐌𝐈𝐍𝐄 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang