Chapter 23

4.5K 526 29
                                    


Dobel up ya, terimakasih buat yang udah vote dan komen

Selamat membaca ❤

"Saya tidak mau menikah denganmu pak Rayyan yang terhormat" ujar Aya membuat semua orang kaget terlebih Rayyan.

"Kalau anda ingin bertanggung jawab untuk Noah silahkan saja. Tanpa anda harus menikahi saya" Aya menundukkan wajah nya. Kemudian menangis.

"Kenapa sayang " Mentari mencoba menenangkan Aya.

"Kenapa kalian menyetujui dia menikahiku" Tanya Aya balik.

"Bukankah kamu mencintai Rayyan " Tanya Arkan. Aya diam. Dia masih sangat mencintai mantan bos nya itu.

"Iya. Tapi..."

"Terus kenapa kamu ga mau menikah dengannya"

"Yah, aku ga mau ya jadi orang ketiga dalam rumah tangganya pak Rayyan." Aya menatap keluarga besarnya. "Apa kalian setuju aku menikah dengan pria beristri" ujar Aya terisak.

Arkan tertawa mendengar penuturan putrinya.

"Bukannya kamu mencintainya, selama Rayyan bisa adil terhadap kedua istrinya, ayah setuju saja" goda Arkan. Sekarang dia mengerti kenapa Aya tidak mau menikah dengan Rayyan. Aya pikir Rayyan masih mempunyai istri.

"Bagaimana kamu mau jadi istri muda Rayyan" Arkan masih senang menjahili putrinya. Rayyan tersenyum melihat tingkah Aya. Jadi bunda Noah itu belum tahu kalau dirinya sudah menjadi duda.

"Enggak" sergah Aya.

"Aya saya sudah bercerai sehari setelah saya menikah" Rayyan membuka suaranya. "Waktu itu saya ingin menjelaskannya sama kamu, tapi kamu tidak mau mendengar penjelasan saya" ujar Rayyan.

"Bohong. Saya pernah melihat anda dan istri anda di Singapura beberapa bulan lalu, dan belum lama ini, saya juga melihat kalian berdua"

"Singapura?" Rayyan coba mengingat kapan dia pergi ke Singapura.

"Mungkin yang kamu maksud Bayan adik saya. Ya waktu itu dia ngidam makan ke Singapura. Kamu ingat Bayan kan?" Rayyan memang sudah  menceritakan tentang ke tujuh adiknya pada Aya. Mungkin Aya memang lupa.

"Saya menikah hanya sehari Ay. Tanya aja sama ayah kamu," Arkan mengangguk.

"Kamu kan yang selama ini tidak mau mendengar apapun tentang ayah Noah. Ayah pikir kamu tahu Rayyan sudah menjadi duda" Arkan terkekeh. Semua orang di ruangan itu pun ikut tertawa.

"Jadi bagaimana, bunda Noah mau menikah dengan babahnya Noah " Tanya Arkan. "Kalau tidak mau, ya terpaksa ayah mencari laki-laki lain buat kamu"

"Aya ga tahu yah"

"Loh kok ga tahu. Jawab aja, ya atau tidak"

"Maryam Abqariah Aldama apakah kamu menikah dengan saya " Rayyan berlutut di hadapan Aya.

Aya memandangi keluarganya satu persatu, mereka semua mengangguk.

"Ya aku mau" ujar Aya malu-malu. Oh Tuhan, jadi selama ini hanya dia yang tidak tahu, jika laki-laki di hadapannya ini seorang duda.

"Alhamdulillah "

"Terimakasih Aya" ujar Rayyan. Kemudian dia berdiri dan memasangkan cicin di jari manis Aya.

"Selamat sayang. Akhirnya kamu akan bersatu dengan laki-laki yang kamu cintai" Mentari memeluk Aya.

"Terimakasih bunda." Rayyan merasa sangat bahagia, penantian nya selama ini tidak sia-sia. Berkat do'a dan usahanya, dia dan Aya bisa bersatu.

Kemudian mereka membahas tanggal, waktu dan tempat pernikahan. Orang tua Rayyan akan datang ke Indonesia di pesta pernikahannya nanti.
Dan akhirnya mereka sepakat pernikahan akan di langsungkan sebulan kemudian.

"Terimakasih ya kamu sudah mau menerima saya menjadi suami kamu. Maaf harus menunggu dua tahun lebih." Saat ini Rayyan sedang berada di kamar Aya. Acara sudah selesai. Semua tamu juga sudah pada pulang. Noah tidak membiarkan Rayyan pergi, alhasil sekarang Rayyan ikut menemani Aya menidurkan Noah.

"Maaf dulu tidak mau mendengarkan penjelasanmu " ujar Aya.

"Ini bukan salah kamu, aku yang salah kenapa dulu tidak menolak dengan keras permintaan ayahku "

"Sudahlah mungkin ini ujian untuk hubungan kita." Jangan sampai Rayyan mendengar detak jantung Aya saat ini. Batin Aya.

Aya benar-benar gugup dan malu karena salah paham pada Rayyan.

"Terimakasih. Besok saya akan kesini lagi untuk membicarakan pernikahan kita lebih lanjut. Sekarang saya pulang dulu ya " Rayyan melihat Noah sudah tidur, jadi dia bisa pulang sekarang, walau hatinya masih ingin bersama Aya.

"Hati-hati di jalan" Rayyan mengangguk kemudian keluar dari kamar Aya.

"Insha Allah kita akan segera berkumpul bersama, kamu senang kan." Aya mencium kening putranya yang sudah terlelap.

"Ya Allah lindungilah kami semua. Lancarkan lah segala urusan kami"

Bersambung

1 Juli 2021
THB

Duda Araban jilid 2 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang