Rayyan dan keluarga kecilnya sudah tiba di rumah kedua orang tuanya di kota Jeddah. Ini kali kedua Aya datang ke negara ini. Dulu waktu dia masih SMA, Arkan pernah mengajak seluruh keluarganya melaksanakan ibadah umroh di kota suci Mekkah.
"Selamat datang di runah kami." Nuni menyambut menantu perempuannya dengan ramah.
"Welcome, Kak Aya," ujar Elaf adik bungsu Rayyan.
"Terimakasih semuanya." Aya hanya di sambut oleh Nuni dan adik-adik perempuan Rayyan. Di sini dia tidak akan bertemu dengan adik laki-laki Rayyan karena memang aturan di negaranya begitu.
"Cucu teetah cape ya?" Nuni hendak menggendong Noah tapi bocah itu malah nangis.
"Mungkin dia jet lag. Biarkan dia istirahat dulu, Mah." Kemudian Rayyan membawa Aya dan Noah ke kamarnya.
Kamar Rayyan di sini tidak terlalu besar seperti di rumahnya.
"Ingin sesuatu, biar aku yang ambilin?" tanya Rayyan pada istrinya.
"Tidak untuk saat ini, mungkin nanti, kalau Noah tidur aku juga mau tidur dulu," ujar Aya, sepertinya Noah juga ngantuk."Oke, kalau perlu apa-apa langsung bilang."
"Iya, Mas. Aku mau bersih-bersih dulu.""Kasihan jagoan Babah, mabuk kamu, ya, Nak?" Rayyan mengusap kepala anaknya lembut.
"Sepertinya dia ngantuk banget," Rayyan memperhatikan Noah yang akan terlelap "Tapi dia udah makan kan?"
"Udah tadi makan sedikit di pesawat sebelum mendarat." Soal makanan Aya tidak pernah lupa, baginya makan yang utama.
***
Aya merasa senang berada di tengah-tengah keluarga suaminya, karena keluarga Rayyan begitu welcome padanya. Di sini juga mereka menggunakan bahasa Indonesia, jadi Aya cepat Akrab dengan saudari-saudari Rayyan.
Dua hari berlalu, hari ini acara resepsi pernikahan Rayyan dan Aya. Acaranya akan di adakan di gedung yang sudah di sewa oleh Riyadh.
Mantan duda Arab itu mengundang banyak tamu, karena ini pertama kalinya dia mengadakan resepsi, saat pernikahan putri-putrinya, semua resepsi di adakan oleh pihak laki-laki.
Malam ini Aya memakai gaun rancangan ibunya sendiri. Gaun muslimah modern berwarna gold, bertabur kristal svarowski. Membuat kecantikannya terpancar kemana-mana, semua orang yang melihatnya kehabisan kata-kata untuk memujinya malam ini. Wajah blasteran Jawa- Turki, membuatnya semakin cantik bak Dewi Yunani.
"Masha Allah tabarokarahman, kamu sangat cantik, Nak, Rayyan tidak salah memilihmu," ujar kakak Riyadh. Dia tahu kisah cinta keponakannya yang rumit.
"Terimakasih." Aya tidak mengerti jika ada yang mengajaknya berbicara dalam bahasa Arab, kalau bahasa Inggris mungkin dia lancar.
"Semoga pernikahan kalian langgeng."
"Ameen, Terimakasih."
Dan masih banyak lagi yang mengucapkan selamat kepada kedua mempelai.
Acara malam ini sangat meriah. Aya benar-benar merasa menjadi ratu sehari. Untungnya Noah malam ini anteng bermain bersama para sepupunya, sehingga bocah itu tidak menangis mencari ibunya.Semua orang sudah tahu Noah anak kandung Rayyan. Namun mereka tidak ada yang tahu jika Noah anak di luar pernikahan, Rayyan bilang dia hanya menikah siri selama ini dengan Aya, dan baru sekarang mereka meresmikan pernikahan mereka. Cukup keluarganya yang tahu permasalahan Rayyan.
****
Sudah seminggu mereka di Jeddah besok mereka akan pergi bulan madu ke Dubai, dua hari lalu Rayyan sudah membawa Aya untuk umroh.
"Semua sudah barang-barang Noah sudah siap?" tanya Nuni, dia menghampiri Aya yang tengah merapikan kopernya.
"Sudah, Bu, barang-barang dia yang utama," jawab Aya.
"Hati-hati, ya, di sana." Nuni mengusap kepala menantunya.
"Rayyan tidak salah pilih mencari istri, kamu memang baik." Nuni dapat melihat sendiri kelakuan menantunya yang satu ini. Selama seminggu di rumahnya dia melihat sisi lain Aya, menantunya memang sangat baik, kadang dia masih malu saat teringat Rayyan telah menghancurkan Aya. Tapi Nuni bersyukur akhirnya putra dan menantunya bisa bersama kembali.
"Doakan Aya, Bu, semoga Aya selalu menjadi istri dan ibu yang baik untuk mas Rayyan dan Noah." Aya juga merasa beruntung, ibu mertuanya sangat baik. Dia melihat itu semua, bagaimana wanita paruh baya ini memperlakukan keluarganya.
"Selalu, Sayang, sebagai seorang ibu, ibu hanya ingin melihat anak-anak ibu bahagia sukses dunia akhirat."
Aya lalu memeluk ibu mertuanya."Terimakasih ibu menerima Aya dan Noah dengan baik di rumah ini." Aya menitikkan airmatanya, dia tahu perbuatannya dulu dengan Rayyan salah. Tapi ibu dan keluarga besar Rayyan dengan senang hati menerima kehadirannya juga sang putra.
"Kamu tidak salah, Rayyan yang salah di sini. Seharunya ibu yang berterimakasih pada kamu yang sudah mau menerima Rayyan kembali setelah dia menyakitimu. Jika ibu ada di posisi kamu mungkin ibu tidak akan kuat."
"Sekarang Ibu tenang, Rayyan mempunyai istri secantik dan sebaik dirimu."
"Terimakasih, Bu." Mereka berdua masih berpelukan.
Nuni tidak pernah berubah, dia masih seperti Nuni yang dulu, yang baik hati dan tidak sombong. Walau sekarang dia sudah bergelimang harta, dia masih bersikap sederhana, tidak suka memamerkan apa yang dia punya.
"Kalian disini," Rayyan masuk ke kamarnya dengan Noah dalam gendongannya.
"Noah laper," ujar Rayyan lalu bergabung dengan ibu dan istrinya. Dia bahagia melihat ibu dan sang istri akur seperti ini. Dulu bayang-bayang istri dan ibunya tidak akan bisa akur pernah menghantuinya, karena dia punya teman, dimana istri dan ibunya sering berantem. Aya memang beda dan dia sangat bersyukur akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Araban jilid 2 (END)
Short StoryPart lengkap Dalam tahap revisi Cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf apabila terdapat persamaan nama tokoh tempat dan lainnya. Semua itu terjadi tanpa ada unsur kesengajaan. BUKAN CERITA RELIGI Squel dari Duda Araban (jilid 1) dan Mentari...