PROLOG

73 10 0
                                    

Brukkk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brukkk!

Echa sudah tidak berdaya. Tubuhnya ambruk dibalik pintu kamar.

Air matanya berlinang membasahi pipi, mata sembabnya sudah tidak dapat ia sembunyikan lagi.

Sudah hampir tiga jam yang lalu ia merasa sehancur ini dalam hidupnya. Ia tidak dapat berkata-kata, Echa bungkam.

Kini dirinya tahu, ternyata orang yang telah mempermalukannya selama ini adalah laki-laki pengecut yang selalu dirinya tolak cintanya.

"GUA BENCI LO! DASAR BRENGSEK!"
umpat Echa dengan nada suara parau karena terlalu lama menangis.

Drrrrrttttttt.. Drrrrrttttttt..

Ia melirik kearah ponselnya yang tergeletak di lantai. Grup kelasnya sudah ramai dengan para siswa yang sibuk men-judge dirinya

'Gua kira anak polos tau nya udah jebol juga dia.'

'Kira-kira 50 ribu berapa jam yah?'

'Anjing ngaceng terus gua liat dia.'

'Tapi sayang itu nya kecil, ah ga suka dede.'

'Goyangnya pro juga nih anak.'

'Ini durasinya gada yang lebih lama lagi?'

'Info linknya dong.'

'Tapi ko muka sama leher beda sih?'

'Ini asli Echa?'

'Masa leher Echa berdaki gitu sih?'

'PASTI TEMENNYA JIJIK BANGET DEKET SAMA DIA."

notif pesan masuk berbunyi. Echa meraih ponselnya cepat.

'Baru tau gua kalau lu semenjijikan itu haha..gimana rasanya tertindas? enak?'

'ternyata enak ya jadi lu, udah pinter, populer, kaya, punya banyak temen, banyak orang yang suka sama lu.'

'Sedangkan gua apa? cuma cewe miskin yang pengen di akui keberadaannya.'

'Tapi untuk dapetin itu aja gua ga bisa, dan sekarang akhirnya gua bisa jadi populer kaya lu. Gua puas banget.'

'Salah gua apa sih sama lu?!'

'Lu gada salah apa-apa, tapi gua seneng aja liat lu menderita hahah..'

'Gua cuma mau ngucapin selamat buat lu. SELAMAT MENJALANI HARI PENUH DENGAN PENDERITAAN GRESHA.'

Tanpa pikir panjang, ia melempar ponselnya tepat kearah cermin meja rias.

Craang!

Kini cermin itu telah hancur berkeping-keping seperti hatinya saat ini.

"Apa salah gua sama lu? gua udah berusaha jadi temen yang baik buat lu, tapi kenapa lu buat gua jatuh ke jurang yang begitu dalam. Gua ga pernah jahat ke lu!" Teriaknya lirih.

"Gua ga pernah ngelakuin hal kaya gitu sama siapa pun tapi kenapa itu bisa jadi wajah gua? Kenapa sih dia tega banget fitnah gua kaya gini?!! Kenapa masalah terus muncul bertubi-tubi di hidup gua?! Hiks, hiks...."

Suara Echa benar-benar desperate, malam itu Echa begitu merasa frustasi. Maki-an yang di lontarkan kepada membuat mental Echa down dan tidak bisa berpikir jernih.

Echa berjalan menuju serpihan kaca yang berserakan di lantai kamarnya. Tangannya meraih pecahan kaca berukuran kecil yang terlihat begitu tajam.

Air mata terus mengalir deras ke pipinya, mata sembabnya melirik ke arah pergelangan tangan.

Dengan penuh keyakinan, perlahan Echa menyayat pergelangan tangan di mana urat nadinya berada.

Darah sudah mulai mengalir dari sela-sela goresan yang Echa buat, tubuhnya mendadak lemas. Darahnya terus menerus menetes ke lantai.

Brukk!

Echa tumbang dengan darah yang masih mengalir deras keluar dari pergelangan tangannya. Matanya perlahan terpejam dan pandangannya pun menjadi gelap.

✧✧

Prolog
Aja dulu

Sudah vote belum? Kalau belum vote dulu yah💞

Semoga kalian suka sama cerita have you iniu

See you next time gaes..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝓗𝓪𝓿𝓮 𝔂𝓸𝓾 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang