1. Prolog

608 52 5
                                    

Penuh kegelapan tanpa ujung, hanya dihiasi bintik cahaya bintang yang menyerupai pemandangan alam semesta. Sebuah jiwa melayang didalamnya tanpa henti tidak terbatas waktu, karena tidak adanya aturan Ruang dan Waktu mungkin inilah yang dirasakan jiwa tersebut karena tidak dapat mengingat sudah berapa lama dirinya telah berada di tempat ini.

Jiwa tersebut adalah milik jiwa seseorang remaja bernama Zaenal yang akrab dipanggil Zey selama masa hidupnya. Tentu dia sudah mati bagaimanapun dirinya hanya jiwa hanya orang bodoh yang tidak bisa memahami ini.

Begitulah keadaan Zenal, walaupun melayang tanpa henti entah karena apa dirinya tetap mempertahankan kewarasannya. Selama berada di tempat ini juga Zenal memupuk kepribadian yang tenang selain kepribadian cuek dan dinginnya.

Kepribadian itu karena selama masa hidupnya dirinya tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain bahkan semasa hidupnya dirinya tidak pernah menganggap seseorang hingga dapat disebut teman yang terucap dari mulutnya walaupun seberapa dekat seseorang itu dengannya.

Kini dapat dilihat jiwa tersebut berkata dengan nada tenang entah kepada siapa "aku sudah berada disini entah berapa lama jika ada yang disebut tuhan, aku hanya ingin buatlah novel dibumi sebagai penghilang kebosananku"

Walaupun dari ucapan jiwa tersebut dalam hatinya tidak percaya dengan apa yang diucapkannya. Dirinya hanya menebak nebak karena dirinya sangat menyukai novel dalam kehidupannya sebagai pemuas hobinya.

Wuuuushhh

Sebuah cahaya melintas di depannya yang membuatnya tidak bisa melihat keadaan sekitar karena betapa intensifnya cahaya tersebut, setelah beberapa saat ketika cahaya tersebut meredup pemandangan didepannya membuat Zenal terkejut karena sebuah buku muncul di depannya dengan sampul yang diyakini olehnya sebagai salah satu novel favoritnya di kehidupannya.

"Apakah.." setelah tenang melihat kearah novel itu dan memastikan bahwa itu asli kegembiraan dihatinya berkembang hingga dirinya tidak bisa menahan nafsunya.

"Aku ingin sebuah tubuh terkuat dalam alam semesta yang dapat tumbuh selalu walaupun sudah menjadi yang terkuat dalam omniverse, maupun itu potensi, bakat, dan bahkan melebihi keberadaan Tuhan itu sendiri"

Zenal membayangkan bentuk tubuh yang sempurna dan bergumam.

Kejadian seperti sebelumnya terjadi lagi tetapi kini cahaya itu menutupi jiwa Zenal hingga membuatnya seakan tertarik oleh sesuatu tanpa ketidaknyamanan dan hanya perasaan seolah hidup kembali yang menimpanya.

Beberapa saat Zenal hanya merasakan bahwa dirinya merasa memiliki tubuh kembali, tangan, indera perasa, dan bagian lainnya dapat dirasakan olehnya.

Tubuh yang seakan penuh kekuatan terasa oleh Zenal hingga dirinya melihat keadaan tubuh barunya setelah meminta sebuah cermin yang dapat melihat keadaan tubuhnya.

Wajah tampan bagai dewa tidak, bahkan melebihi dengan rambut perak, mata tajam dengan alis pedang serta hidung dan bibir yang sempurna terlihat jelas dimatanya hitamnya yang sedalam jurang tak berujung.

Tubuh ramping yang proporsional yang dapat memikat wanita manapun dengan kulit yang putih.

Zenal tidak bisa tidak berseru "wow menjadi kenyataan dan aku menjadi tampan tidak harus dikatakan sangat tampan dan pytonku telah menjadi naga sialan"

Karena keadaan tubuh yang telanjang, Zenal dapat melihat seluruh inci tubuhnya bahkan barang kebanggaannya yang kini dapat membuat dewa iri, dengan panjang 13inci seperti pemukul besbol.

Setelah lama mengagumi tubuhnya, Zenal memikirkan novel novel dikehidupannya dan mulai membayangkan sebuah Ai yang terikat dengan jiwanya yang sangat mahakuasa dengan kendali mutlak.

Domination LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang