3. Episode 2

482 49 7
                                    

Setelah melihat ingatannya tentang identitas Rose, Zenal segera berjalan menuju garasi yang tempat koleksi mobil mewahnya setelah mengganti pakaiannya di kamarnya. Mengenakan setelan kemeja putih dibalut jas hitam dengan celana hitam yang serasi.

Setelah mencapai digarasinya Zenal melihat banyak mobil mewah berjumlah sekitar lebih dari 50 unit mewah dari Supercar hingga hypercar sampai mobil resmi.

Tidak perlu heran jika garasinya dapat menampung banyak mobil karena ukurannya yang terbilang luas hingga dapat mencapai sekitar setengah lapangan sepakbola bahkan lebih.

Di dampingi oleh salah satu pelayan yang membawa nampan berisi kunci mobil, Zenal memilih sebuah mobil langka di dunia yang hanya muncul pada film 'Fast and Furious' yaitu Lycan HyperSport.

Melihat tampilan elegan Lycan yang berwarna karbon sesuai dengan selera Zenal karena menurutnya tampilan mobil ini selain mewah dan elegan juga dapat menonjolkan sisi dominan kepribadiannya.

Tidak lama menunggu Rose datang dengan memakai pakaian kasual tanpa menghilangkan sikap elegannya. Sebenarnya karakter Rose di perusahaan Zenal terkenal sangat dingin dan tegas, selain memiliki kinerja bisnis yang mumpuni sikap tegasnya jugalah yang membantu dirinya menghadapi para rubah bisnis yang ingin mendambakan sosoknya.

Hanya di depan Zenal dirinya memiliki sisi lain yang begitu lembut dan pemalu mungkin dikarenakan perasaannya.

Melihat Rose datang dengan membawa koper kecil Zenal memandangnya dan berkata dengan ringan sedikit menggodanya "sudah selesai Rose s-a-y-a-n-g"

Mendengar ucapan Zenal membuat Rose hampir terhuyung jatuh karena terkejut dan berdiri kaku dengan gugup menjawab "i-ya tuan"

Pelayan yang melihat sikap Rose sedikit bingung pasalnya baru kali dia melihat sisi lain Asisten tuannya diwajahnya datar dinginnya.

"Mari masuk" berkata ringan, Zenal membawa Rose  dengan tangannya yang melingkari pinggangnya sexynya dan membawanya masuk ke tempat duduk Co-pilot, dimana wajah Rose yang bersemu malu dan gemetar karena perasaan senang dan gugup akibat dipeluk oleh Zenal.

Setelah membawa Rose masuk dan menaruh koper kecilnya di dalam ruang dimensi yang dibuat oleh Zenal dimana pelayan dan Rose tidak melihatnya, dia segera memasuki mobil dan menghidupkan mesin.

Bommm

Raungan mesin yang mendominasi segera keluar dari Lycan yang segera melaju keluar dari garasi di bawah tatapan pelayan yang hormat meninggalkan mansionnya.

Jalanan kota Bandung terbilang sedikit ramai akan tetapi walaupun ramai entah karena takut atau terkesima melihat tampilan mendominasi Lycan para pengemudi lebih memilih menyingkir membiarkan Zenal untuk berjalan dengan bebas.

"Lihat mobil itu keren sekali"

"Enaknya jadi orang kaya"

"Wow apakah itu Lamborgini atau Ferrari"

"Apakah kalian bodoh aku pernah melihat mobil itu dalam tv dan sepertinya mobil itu sangat mahal"

Para pengemudi dan pejalan kaki yang melihatnya kebanyakan terkesima dan berseru kagum melihat tampilan Lycan yang tentu pandangan ini tidak bisa lepas dari mata Zenal dan Rose tetapi tentu mereka mengabaikannya karena sudah biasa.

Sepanjang jalan Rose sangat gugup hingga diam tidak menoleh yang membuat Zenal sedikit geli dengannya.

Membawa tangannya melingkari baru Rose dan menariknya menuju pelukannya yang membuat Rose terkejut, Zenal berkata dengan suara lembut "jangan gugup anggap saja ini liburanmu, dan jangan panggil aku tuan karena sekarang kau wanitaku"

"Apaaa!!!"

Rose terkejut dengan ucapan Zenal yang tiba tiba hingga dia salah tingkah akan tetapi perasaan manis dalam hatinya tidak bisa disembunyikan oleh wajahnya.

Tentu ekpresi wajah Rose terlihat jelas dimatanya Zenal yang membuatnya selalu ingin menggoda wanita ini, Zenal berkata dengan nada tidak senang dengan sedikit dingin "apakah kau tidak ingin atau sudah punya pacar?"

Mendengar kata Zenal yang mulai menjadi dingin Rose panik segera berucap dengan cepat seraya memeluk erat Zenal "tidak tu-Zey bukan begitu, aku hanya terkejut akhirnya perasaanku terjawab jangan marah... hiks... hiks"

Rose sangat takut bahwa Zenal akan memiliki pikiran itu hingga membuang perasaannya kepadanya yang membuatnya menangis seraya memeluk erat Zenal.

Melihat respon Rose, Zenal hanya tertawa kecil dengan lembut membelai kepalanya lalu berkata penuh kasih "aku tau.. aku hanya menggodamu"

"Hiks..hiks.. benarkah?"

Dengan mata memerah dan air mata yang membasahi pipinya, Rose mengangkat kepalanya melihat kearah wajah sempurna Zenal.

"Tentu.. lagipula kau sudah bukan anak kecil lagi tak perlu menangis"

Mengusap air mata di pipi Rose dengan lembut Zenal berkata dengan ringan seraya mencium keningnya.

"Hehe"

Dicium oleh Zenal membuat hati Rose berbunga bunga dan tertawa konyol seraya memeluk Zenal lalu melanjutkan "terimakasih Zey kukira perasaanku tidak akan terbalas karena usiaku dan kamu akan memilih wanita yang lebih muda dan cantik dariku"

Zenal yang mendengar ucapan itu hanya tertawa kecil dan berkata dominan "kau sangat cantik dan sexy mana mungkin aku tidak suka padamu dan lagipula bahkan jika kau memiliki pasangan, aku akan merebutnya bagaimanapun itu karena apapun yang kuinginkan tidak akan pernah lepas dari tanganku"

Lagi lagi melihat tampilan dominan Zenal membuat Rose tertegun konyol karena senang dan semakin menyukai Zenal.

Melihat bahwa Rose begitu mempesona Zenal merentangkan tangannya untuk memeluk bahunya selagi menyetir dan berkata "oke sekarang kita akan ke Pemalang kau bisa menikmati perjalanan biar aku fokus menyetir"

Bohong, itulah yang diucapkan Zenal bahkan tanpa menyetir pun mobil itu akan tetap sampai tujuan selain karena keberadaan Ai yang dapat memasuki sistem automobile dan komunikasi, jangan lupa siapa identitas Zenal.

Tentu Rose tidak mengetahui itu bahkan dia sampai melupakan dimana koper kecil yang dibawanya dengan tetap menikmati kehangatan tubuh Zenal dirinya tetap berada pada pelukannya.

Melihat tindakan Rose, Zenal hanya dengan senyum kecil terus menyetir seraya memeluknya membuat Rose nyaman dan melanjutkan perjalanannya.

Domination LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang