4. Episode 3

569 48 38
                                    

(Novel ini adalah novel karangan berbagai karakter di dalamnya tidak mencerminkan hal nyata yang terkait)

Tepat jam 2 siang di hari Minggu Zenal dan Rose sampai di tol Pemalang dan tentu semua pejabat tingkat tinggi Jawa tengah mengetahui kedatangan Zey dewa bisnis di situsnya tepatnya Jawa tengah. Mereka segera mengadakan pertemuan selagi memberitahukan kedatangannya kepada Bupati kota Pemalang melalui komunikasi.

Sementara itu di dalam mobil Zenal masih menyetir dengan nyaman karena setiap mobil yang dimilikinya diberi efek khusus seperti logam anti peluru, kaca anti pecah dan tempat duduk yang sangat nyaman sehingga walaupun berdiam lama didalamnya Rose tidak memiliki ketidaknyamanan tidak termasuk Zenal alasan karena itu seharusnya tidak diberitahu lagi kan.

"Rose pesan hotel untuk kita tinggal di kota Pemalang"

Suara lembut dan magnetis Zenal terdengar di telinga Rose yang membangunkannya dari pikiran indahnya karena betapa senangnya dirinya karena telah diterima oleh Zenal yang seakan bagaikan delusi baginya selama hampir 1 hari ini.

"Ah baik Zey"

Zenal hanya mengabaikan lingkungan Rose selagi dirinya berkendara hingga keluar dari tol dan memasuki kota.

Tatapan tatapan kagum dan tertegun selalu didapat olehnya karena mobil yang dibawa olehnya, hingga dirinya tiba di salah satu hotel yang terdapat di kota ini. Setelah Check in selama seminggu penuh, Zenal membawa Rose berkeliling kota hingga dirinya sampai disebuah pantai yang dia dikenal dalam kehidupan sebelumnya. Pantai Widuri begitulah orang orang menyebutkannya.

Ketika kerumunan orang melihat sebuah mobil mewah Zenal berhenti membuat antusias seruan berbagai orang karena kagum dan bertanya tanya. Hingga Zenal keluar dari mobilnya dengan langkah ringan yang membuat seluruh keadaan menjadi sunyi bagaikan semua orang menguap menghilang karena terdiam terkejut.

Hingga...

"Sialann... dewa turun ke bumi"

"Ahh.. suamiku menjemputku"

"Hai yang diatas bisakah kau berkaca"

"Benar dengan tubuh seperti buntal kau begitu membual"

"Aku lurus... aku bukan gay"

Ratapan demi ratapan serta seruan banyaknya orang tidak sekalipun membuat emosi tenang dan dingin Zenal bergejolak. Membuat langkah ringan dirinya segera menuju pintu Co-pilot dan membukakan pintu untuk Rose keluar.

Kecantikan Rose juga membuat rauangan seruan banyaknya orang terutama pria, dengan kecantikan Rose juga membuat imajinasi para jones akut mendapat bahan untuk senam lima jari begitulah pikir mereka yang tentu terlihat jelas dimata Zenal.

Sedikit berkerut alisnya, Zenal membuat sedikit Skill yang bisa menghapus ingatan tertentu untuk orang orang yang memiliki pemikiran menjijikan tentang wanitanya.

Setelah melakukan itu dirinya menarik Rose kedalam pelukannya dan berbisik lembut yang membuat wajah Rose malu bercampur bahagia "Ayo nikmati sore hari ini sebentar disini"

"U-um"

Hanya anggukan lemah yang bisa diberikan oleh Rose sebagai jawaban pertanyaan Zenal dan dengan patuh membalas pelukan Zenal.

Melepaskan pelukannya dan menggenggam tangan Rose, Zenal membawanya kearah pantai seraya memesan seluruh tempat jajanan atau warung untuk dirinya sendiri dan Rose tentunya.

Awalnya pemiliknya menolak dengan alasan tidak membedakan pelanggan tetapi setelah melihat uang yang dikirim oleh Zenal kepribadiannya berubah 180 derajat. Dia segera bertindak seakan dirasuki pengawal elit dengan pengalaman puluhan tahun, mengusir penjajah.. ah salah maksudnya mengusir pelanggan lain seraya membersihkan meja dengan sedikit menghias kiri kanan untuk tempat duduk Zenal dan Rose setelah selesai penuh dengan makanan ringan serta minuman dirinya berjaga diluar layaknya veteran satpam:v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Domination LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang