Ranking 4

Prolog : Story From The Past

Jakarta, 5 Juni 1998
Pembagian nilai rapot dan kenaikan kelas, seorang anak berdiri di depan kelas tanpa di dampingi kedua orang tuanya menunduk sendu menatap lantai pualam dari aula sekolahnya, SMA Soleil. Lagi-lagi ia tetap ranking 4, pasti habis ini dia akan dimaki-maki jika orangtuanya tau hal tersebut.

"Biasalah, pasti orangtuaku sekarang sedang saling meneriaki satu sama lain dan melempar benda apapun untuk saling menjatuhkan. Mungkin, sebentar lagi aku harus memilih untuk ikut dengan salah satu dari mereka." Jawab anak perempuan itu dengan sendu. Rambutnya yang dikepang, bibir pucat dan matanya yang selalu terlihat sayu menunjukkan betapa lelahnya ia menjalankan hidup. Ia terus menjawab pertanyaan guru dan temannya setelah ia balik dari bagian depan aula sekolah. "Kelia Erisce, orang tuamu pasti menyayangimu. Tidak mungkin mereka melupakan hari spesial ini, saya yakin mereka hanya lupa." Jawab guru wanita itu dengan lembut sembari mengelus surai Kelia.

"Miss Serra, saya izin ketoilet ya" kata Kelia dengan cepat lalu segera meninggalkan aula megah tersebut dengan berlari kencang, ada sesuatu yang dia sembunyikan.

"Ariska , kamu yakin apa yang kamu lihat kemarin di rumah Kelia?" Tanya Miss Serra kepada Ariska, sahabat Kelia. "Iya bu, memar itu bukan jatuh. Tapi, kena pukul tongkat bisbol dari ayahnya, salah target." Jawab Ariska. Ia benar-benar menjawab hal tersebut dengan enteng, seakan tak peduli apa yang terjadi dengan kawannya.

"Hmmm, kenapa—l"

"TOLOOONG, ADA YANG JATUH DARI LANTAI 4!" seru seseorang dari luar. Seketika semua orang yang berada disekolah berkumpul di halaman depan dan menemukan sosok yang telah tergeletak bersimbah darah.

Kelia Erisce, orang terakhir yang berbicara dengan Miss Serra dan Ariska tadi telah menghembuskan nafas terakhirnya dengan memeluk piagam bertuliskan "Ranking 4 se-angkatan" yang tadi diberikan oleh kepala sekolah.
—

Halooo gaiis, gimana prolognya? Semoga suka yaa.
Don't Forget to vote and comment, tysm🙌✨