Bagian 1.A ~ Pelukan Nya

4 1 0
                                    

Hari jadwal ku cukup padat, pagi sampai siang ak harus kuliah dan pukul 5 sore Aku harus latihan Biola.

Aku tidak terlalu fokus dalam materi pagi ini, karena Aku masih memikirkan siapa yang mengirimkan pesan kepada Mas Rey,

"Red kamu jadi ketua projek pagelaran busana tahun ini ya". Tunjuk dosen ku

"Saya bu?". Tanya ku ulang sembari menunjuk diriku sendiri

"Iyaa kamu, nanti akan di dampingi dengan bu Nita selaku dosen pembimbing". Jawab dosenku

"Baik bu". Jawabku

Pergantian jam mata kuliah, sekarang Aku sedang ada di kantin bersama dengan Mona, Jay dan Daisy.

"Semangat yaa Red, kamu jadi ketua pagelaran tahun ini". Kata Daisy

"huffft". Kata ku sambil merebahkan kepala di meja

Mba Inah datang membawa pesanan makan kita, Mbah Inah adalah langganan siomay bandung kita di kampus yang rasa siomay nyaa mantap dan enak sekali.

Akhirnya kuliah hari ini telah selesai.
Sekarang pukul 4 sore, Aku naik busway untuk ke tempat les biola ku.

Setelah sampai di tempat les biola, kelas memang belum mulai, biasanya teman teman datang lebih awal untuk mempersiapkan diri. Karena 6 bulan lagi kami akan mengadakan konser perpisahan karena kamu sebentar lag akan lulus dalam les biola.

"Sore ini kitaa akan mempelajari materi baru, saya akan mempraktekan nya terpenuhi dahulu, ini untuk teks not lagu nya".

Semua mata tertuju pada Mas Rey, bagaimana tidak, ketampanan Mas Rey bertambah saat memainkan biola.

Tanpa di sengaja saat mas Mas Rey memainkan biolanya, mata nya bertemu dengan mata ku. Aku langsung mengalihkan pandangan dan tersipu malu.

Sekarang saatnya bergantian kita yang memainkan nyaa.. Satu persatu dari kita di suruh untuk maju dan pastinya Mas Rey mengoreksi kami.

Sekarang adalah giliran ku, betapa malunyaa aku, jantungku berdetuk kencang.

Giliran aku memainkan dan ternyata ada beberapa part not yang kurang pas. Mas Rey berjalan kearah belakang ku. Diaa yang memainkan not nyaa dengan tangan kirinyaa posisi biola masih ada di bahu ku dan tangan kanan nyaa memegang tangan kananku.

Saat dia memegang tanganku, terasa ada sesuatu yang aneh dalam diriku, sesuatu yang tidak bisa di ungkap kan dengan kata-kata.

Dia menaruh wajahnya di pundak kanan ku, nafas ya terasa di leher ku, membuat aku tidak konsentrasi,

Antara aku harus memperhatikan dia mengajariku, atau merasakan deru nafas nya di leher ku.

Aku tidak tahan lagi

"Seperti saya nanti akan belajar pak". Dan menghindar dari nya berjalan menuju kursi semula.

Wajahku begitu merah, seluruh tubuh ku terasa aneh merinding. Aku sempat tefikir mengapa dia begitu berpengaruh terhadap Aku.

Pukul tujuh malam kita selesai pelajaran hari ini, kita berkemas kemas untuk pulang.

Aku menuju loker untuk buang air kecil. Kami di sediakan loker dan kamar mandi showe untuk mandi. Dan menyimpan keperluan latihan. Jadi kita tidak perlu repot-repot membawa setiap pelengkap setiap hari untuk latihan.

"Red kita duluan yaa". Sapa temen ku

"Ya, hati hati yaa". Balasku sambil. Mencuci tangan.

Aku keluar dari toilet, ternyata tinggal aku sendiri dan Mas Rey sedang berdiri dan menyenderkan tubuh nya di dinding.

"Mas, saya pamit pulang". Ucapkan dengan berjalan ke arah pintu keluar ruang latihan

"Sebentar". Katanyaa sambil menahan tangan kanan ku. Dan kami saling berpandangan. Kemudian aku melepaskan tangan nya.

"Ada apa mas?".

"Red, saya antar pulang".

"Tidak perlu Mas, Saya bisa pesan online car".

"Saya antar saja".

Kemudian kita berjalan ke arah parkir dan menuju mobil.

Di mobil terasa begitu canggung, karena aku juga bingung topik apa yang harus bincangkan.

Dia menghidupkan radio untuk mengurangi hening nya dalam mobil.

"oke kali ini kitaa akan putar lagu, permintaan dari pendengar setia kita Mba Sisca dengan judul To The Bone".

Aduh mengapa lagunya itu. Batinku..

Aku melihat bahwa Mas Rey membawa mobil tidak ke arah rumah ku.

"Kita makan dulu yaa, Saya lapar". Kata Mas Rey.

Aku hanyaa menganggungkan kepala, mengapa aku setuju? Karena aku juga lapar hahaa.

Kemudian kira berhenti di salah satu tempat makan namanya Gudeg Yu Nem. Kita makan gudeg malem ini,

Setelah kitaa pesan makanan, sambil membawa gudeg kitaa memilih tempat duduk lesehan, ternyata kita sama sama team lesehan.

Kita makan dengan sedikit canggung.

"Mas mau kerupuk?". Tanya ku

"Iya". Jawabnya. Aku kemudian mengambil tambahan kerupuk di meja samping untuk aku dan Mas Rey.

"Mas kok tau sih kalau di semarang ini gudeg ter enak?". Tanyaku untuk memecah keheningan.

"Aku suka makan disini". Jawabnya singkat.

Kadang di baik lebih cerewet dari pada ku tapi lebih banyak beku nyaa. Terlalu beku

Aku hanya balas dengan menganggukan kepala.

Perjalan menuju kediamku begitu sunyi seperti biasa.

Sampailah didepan kosku.
Mas Rey memakirkan mobil nya di area parkir kos.

"Makasih banyak mas rey".

"Sebentar Red, ada yang mau aku katakan kepada mu"

"Apa mas?".

"Apakah kamu tinggal di kos sendirian? Atau bersama dengan pasangan mu?".

"Aku tinggal sendirian mas". Jawabku dengan penuh pertanyaan

"Ada apa maa Rey?". Timpal ku lagi

"Tidak papa, aku hanya bertanya".

Kemudian aku turun dari mobil dan mas rey ikut turun jugaa, aku sedikit heran kenapa mas Rey ikut turun.

Kini aku berada di depan mobil nya

"Hati hati di jalan yaa mas, selamat malam".

Tiba tiba tangan kanan ku di tarik lembut oleh nyaa dan masuk ke dalam peluknya..

Aku kaget sempat tidak menyangka
Mas rey mengelus rambut kepala ku.

Kemudian aku melepas paksa pelukan nyaa..

"Maaf". Kataku dan aku lari menuju kamar kos ku.

Ak masuk dan memunggungi pintu memegang jantung ku yang berdebaran.

Gila ini sungguh gilaa..

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

R.E.D L.I.F.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang