Happy reading
___________________Keesokan harinya
"Hoam jam berapa ini, mengapa ibu tidak membangunkanku padahal hari ini ada piket kelas aku huhh" gerutuku sambil mencoba mengumpulkan sisa nyawaku.
"Ehh dimana ini? Loh-loh kok asing bentar aelah kan aku masuk novel, kok bisa lupa sii hiks:(
Tok-tok....
"Tuan putri airnya sudah saya siapkan, silahkan anda membersihkan diri"
"Iya"
Setelah bersiap diri dan sarapan bersama tadi aku menyempatkan untuk berkeliling di sekitar istana untuk lebih mengenal keadaan istana ini. Kemudian,
"Selamat pagi tuan putri" sapanya ramah
"Oh selama pagi juga tuan Alex" sapaku sambil menyunggingkan senyum.
Benarkah dia putri yang dirumorkan berhati jahat dan kejam tersebut, mengapa saat bertemu berbeda sekali dengan rumornya ia murah senyum dan terlihat periang, batinnya seraya masih memandangi orang di depannya.
"Hai halo tuan? Mengapa anda melamun...? Tanyaku sambil melambaikan tangan didepannya.
"Eh tidak, maaf tuan putri saya sempat tidak fokus tadi"
"Oh tak pa, biasakah tuan menemani saya berkeliling di sekitar sini, jika anda tidak sibuk?
"Dengan senang hati tuan putri, mari"
Kemudian kami pun berkeliling sekitar istana dan aku menanyakan beberapa tempat atau kegiatan yang tidak aku tahu dan dia menjelaskan dengan sabar, sungguh pribadi yang tenang.
Ngomong-ngomong dia itu anak seorang perdana menteri di sini dan ya dia menjadi wakil perdana menteri di umur yang terbilang masih muda dan tampan pastinya hohoho... saat melihat wajahnya pertama kali aku seperti dihipnotis dengan ketampanannya belum pernah aku melihat seorang laki-laki setampan dia di dunia nyataku.
___________
Ruang kerja raja
"Jason apakah kau sudah mengirimkan surat ke Kerajaan Zealend mengenai undangan makam malam besok?"
"Menjawab Yang Mulia, saya sudah mengirimkan pagi tadi"
"Oh baiklah, apakah mereka sudah menjawabnya?"
"Belum Yang Mulia"
"Hmm...yasudah kau boleh pergi"
"Saya pamit undur diri Yang Mulia" seraya menunduk hormat.
Aku sudah tidak sabar melihat reaksi putriku ketika besok pangeran dari Kerajaan Zealend datang kemari untuk membicarakan acara pertunangan mereka pasti putriku sangat senang, dan semoga kelak ia bisa menjadi Ratu yang baik dan bijaksana untuk negeri ini. Batin kaisar seraya tersenyum samar.
"Tuan putri memasuki ruangan" seru salah seorang pengawal seraya membukakan pintu.
"Salam hangat dariku Ayahanda" ucapku tersenyum kecil.
"Salam juga putriku"
"Apakah Ayah sedang sibuk?"
"Tidak putriku, ada gerangan apa kau kemari? Apakah kau menginginkan sesuatu?"
"Iya Ayah apakah kau akan mengabulkan keinginan putrimu ini?"
"Tentu saja, memang apa keinginanmu itu hmm...?"
"Begini Ayah, aku ingin meminta izin berlatih pedang dan memanah dengan para kesatria"
Menatap serius putrinya "Kau yakin putriku?"
"Iya sangatlah yakin Ayah" jawabku mantap.
"Apakah para pengawal dan kesatria kurang baik dalam menjaga mu?"
"Bukan seperti itu Ayah, aku ingin belajar pedang dan memanah untuk keselamatan pribadi jadi aku tidak bergantung pada para pengawal dan kesatria, bukankah seorang putri harus memiliki pertahanan diri yang kuat Ayah?" Jawabku mencoba meluluhkan hati kaisar.
"Hahhh baiklah kalau itu maumu, besok akan aku tunjuk kesatria yang handal dan baik untuk melatihmu putriku"
"Terima kasih Ayah" ucapku seraya memeluknya. "Aku berjanji akan berlatih dengan keras agar aku menjadi wanita yang kuat" ucapku seraya mengepalkan tangan.
"Iya-iya Ayah percaya padamu putri, dan sepertinya kemarin dan hari ini cuaca hatimu sedang baik, benarkah?"
"Benar Ayah sangat-sangat baik malah"
"Baguslah aku suka putriku yang seperti ini" katanya sembari tersenyum lebar.
"Memang dulu aku seperti apa Ayah?"
"Dulu kau juga sama cantik baik hanya saja.. ya emm"
"Katakan saja Ayah tak apa"
"Kau dulu mempunyai tempramental yang tinggi dan sedikit kejam, tetapi itu juga salah Ayah karena terlalu sibuk mengurus negeri ini sehingga sampai lalai kepada mu" jelaskan dengan penuh penyesalan.
"Sudah tidak apa yang terpenting sekarang Ayah harus memberikan aku cukup kasih sayang agar aku tak merasa kesepian."
"Iya putiku Ayah janji"
"Sekali lagi terima kasih Ayah"
"Sama-sama putriku" seraya mendekapku lebih erat.
Hahh... akhirnya aku bisa berbaikan dengan Ayah ya walaupun dengan Ibu tiriku belum, tak apalah mungkin besok atau nanti malam. Yang terpenting aku harus berubah menjadi tokoh protagonis demi menyelamatkan masa depanku.
~to be continued~
Selamat membaca yess
Vote dan komennya juseyo!
See u next chapter👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't be Trusted
FantasyTapi gak gini juga kali, masak cuma gegara tadi kelempar bola basket terus pingsan terus-terus jadi masuk novel gini huwaaa, apalagi inikan novel yang tamat aku baca seminggu lalu astaga pen mengumpat aja dehh:( ehh tapi jangan deh kan seru hihii.