Happy Reading
Hari itu alunan musik menyiratkan duka dibiarkan mengalun hingga nadanya terdengar ke seluruh penjuru. Para pemusik jalanan sangat bersedih hati mengingat tanggal di mana 15 tahun lalu terjadi sebuah pembantaian besar sebuah keluarga musisi. Menyisakan satu yang dibiarkan hidup dan sekarang telah menginjak usia 17 tahun.
Alunan itu tak mengusik dirinya yang berjalan santai, Baekhyun Bianson menatap datar isi kota sore itu. Seluruh musik buatan keluarga Bianson dimainkan hingga telinga Baekhyun penging. Ia mencebik datar lalu cepat-cepat masuk ke dalam sebuah rumah mewah milik keluarga William, keluarga yang mengadopsi dirinya semenjak pembantaian itu.
Ia melewati halaman rumah yang besar lalu harus melewati lorong-lorong dengan banyak pilar untuk sampai di kamarnya. Ah... Dia lelah memiliki rumah sebesar ini, kasil kecil bagaikan istana. Lalu para pelayan selalu membungkuk hormat ke arahnya karena bagaimanapun keluarga William dan Bianson merupakan salah satu keluarga bangsawan paling terpandang di Kerajaan.
Baekhyun mengunci kamarnya rapat-rapat dan menaruh buku tulis yang dipegangnya ke atas nakas. Ia menghela nafas lega sebelum suara khas memanggil namanya dari balik selimut. Tubuh Baekhyun menegang.
"Sehun, kenapa kau di kamarku?" Tanya Baekhyun dengan senyuman cantiknya. Ia mendekat ke arah Sehun seraya membuka blazer dan menggantungnya.
"Aku sangat mengantuk tadi, mungkin salah kamar." Alasan Sehun yang mungkin maksud akal, tapi sedikit aneh... Bagaimana mungkin seorang alpha sepertinya tidak bisa mengenal kamarnya sendiri. Terlebih feromon omega milik Baekhyun sangatlah kuat.
Sehun mengucak matanya seraya menguap, mengumpulkan nyawanya yang belum sepenuhnya kembali. Sementara Baekhyun mulai melepaskan tali yang terikat pada baju putihnya, membuat Sehun menegang ingin protes. "Baek jangan membuka baju seenaknya di depanku."
Lelaki yang lebih mungil tersenyum jahil, "Mengapa? Kau kan juga sering lihat." Dan tetap membuka pakaian atasnya hingga kedua puting pink miliknya yang mencuat terlihat di mata Sehun. Si albino mendesah pelan dan tak mengalihkan pandangannya dari Baekhyun.
"Ayah khawatir padamu, kemana kau pergi setelah pulang dari belajar? Kenapa selalu pulang hampir malam seperti sekarang?"
Baekhyun memajukan bibirnya dan tampak berpikir. "Eum... Aku ke hutan bersama teman-temanku. Ayah yang khawatir atau kau, Sehun?" Lelaki itu mendekatkam diri pada Sehun tanpa berpakaian terlebih dahulu. Duduk di depan lelaki berusia 26 tahun dengan berusaha menggoda.
Lagi, suara helaan nafas tertahan dari Sehun terdengar namun tetap membiarkan lelaki mungil itu mulai memeluknya dan melakukan scenting. Baekhyun tersenyum, "Sehun, aku sudah 17 tahun... Masa heatku akan tiba, aku ingin kau yang membantuku." Pinta Baekhyun manja, semakin mendusal di tubuh pria tinggi yang kini mulai tersenyum.
Dari pergerakan agresif milik Baekhyun sudah terlihat jelas, omega itu menyukai dirinya. Sejak dulu sebenarnya Sehun sudah tahu namun ia hanya bungkam, berusaha menghindar dari topik yang mengarah ke sana. Karena tujuan hidup Sehun lebih besar dan penting daripada perasaan Baekhyun sendiri.
"Kau harus menemukan mate-mu sebelum masa heatmu tiba, Baekhyun."
"Tidak mau... Aku hanya ingin bersamamu, selamanya. Meski kau bukan mate-ku akan ku paksa Lunar membuatmu menjadi pasangan sejati hidupku. Dan aku yakin tanda itu muncul karena sentuhan darimu, Sehun."
Baiklah, Sehun menyerah. Ia malas berdebat dengan bocah yang dulu ia sempat gantikan popoknya. Baekhyun semakin mendekat dan meraih bibir Sehun untuk ia raih, sayangnya Sehun bangkit dari duduknya dan merapikan rambutnya seolah ia tak sadar apa yang Baekhyun inginkan barusan. Tentu ia tahu, tapi tak mungkin ia membiarkan hingga sejauh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
101 Words [Chanbaek] On going
Fanfiction🔞🔞🔞🔞🔞 [LAPAK CHANBAEK] "Aku tidak sudi menjadi matemu!" Baekhyun tidak pernah mempermasalahkan tentang siapapun mate-nya karena ia menyukai Sehun, sampai ia bertemu dengan sosok alpha bertopeng di hutan. Membentuk ikatan takdir yang selalu ia d...