Happy reading~
Cahaya biru dari mata pria bertopeng membuat Baekhyun membeku. Ia menahan nafas yang masih sesak tidak perduli lagi ia masih sayang nyawanya. Menegak ludah pun tidak bisa, kini ia berkeringat dingin di tempatnya. Cahaya itu menusuk matanya, sial!
Apa yang sudah kau lakukan Baekhyun?
Pria tak dikenali itu berdiri, bisa dilihat membenarkan topengnya yang sudah berantakan. Tidak perduli akan tanah-tanah yang menempel pada seluruh kain pakaiannya. "Kau lapar?" Tanya pria bertopeng itu tiba-tiba, membuat Baekhyun menukik kedua alisnya heran.
"Apa kau marah karena aku yang mendapatkan buruanmu terlebih dulu?" Pria itu semakin mendekat, ingin menghampiri Baekhyun yang terus mundur dari tempatnya karena takut. Mengantisipasi bahwa itu hanya kekhawatiran sebagai pemanis sebelum seluruh tubuh Baekhyun masuk dalam lambung itu.
Cahaya rembulan semakin membantu pengelihatannya, pria bertubuh tinggi, mengenakan topeng, kotor dan banyak bercak darah pada pakaiannya membuat Baekhyun mendesis.
"Menjauh dariku, monster! Bangsat! Kau pembunuh!" Baekhyun menggertak tanpa takut. "Aku menghentikan kegiatan makanmu, sekarang apa? Kau ingin memakanku?!"
"Aku tidak memakan sesamaku." Sela pria bertopeng itu cepat, mengulurkan satu tangannya untuk berisyarat bahwa ia tidak akan melakukan apapun yang berbahaya.
"Sesama?! Kau pikir aku dan dirimu yang seperti monster buas itu sama?! Tidak! Kau pembunuh, mati saja kau!" Harusnya dalam situasi yang mencekam ini, Baekhyun menjaga bicaranya yang kasar. Sekarang apa yang harus ia lakukan untuk pulang?
Kata ke dua... Mati.
Pria itu tidak menjawab, ia mendekati bangkai kelinci yang masih segar. Terjatuh di atas daun lebar hingga membuatnya tetap bersih. Lalu berjalan ke arah Baekhyun yang tersudutkan karena satu pohon yang tumbuh menghalau jalan mundurnya. Punggungnya menyentuh batang pohon dingin hingga dirinya tidak bisa bergerak kemana-mana.
Ia mengawasi gerak gerik pria bertopeng yang kini sudah ada di depannya.
"Ini. Makanlah, lalu pulang." Menyerahkan bangkai kelinci yang berdarah-darah di atas tangan kosong Baekhyun. Lelaki mungil itu memekik jijik dan melempar bangkai itu hingga jatuh di atas tanah yang kotor.
"Untukmu saja! Hanya monster yang memakan makanan hidup menjijikkan!" Ia meludah sebentar sebelum mendorong tubuh lelaki itu. Bodoh, Baekhyun menelan rasa takutnya mati-matian dan bersikap ialah yang lebih berkuasa di sini. Agar lelaki monster di depannya merasa terintimidasi.
Ia meluangkan waktu kala lelaki itu memungut kelinci, Baekhyun kabur dari sana tergesa-gesa. Menangis karena ketakutan di kegelapan malam dan bertemu pria bertopeng mengerikan. Terlebih kelinci yang ia cari selama ini telah mati begitu saja. Sial, padahal ia ingin memamerkan Dewi Kelinci itu pada Luhan dan Kyungsoo tapi sayang sekali... Sungguh sayang sekali monster itu memakannya dengan sangat kejam.
Berjam-jam mencari jalan keluar, memasuki hutan yang seperti labirin. Rembulan semakin meredup cahayanya, Baekhyun ketakutan. Ia tidak membawa pengcahayaan apapun. Tubuhnya terjatuh di atas sebuah batu pipih yang tidak ia ketahui itu merupakan dolmen yang tenggelam oleh tanah dan tanaman. Itu sakral, tapi Baekhyun bodoh.
Ia mendongak, tubuhnya panas dan kepalanya pening. Rembulan sebentar lagi akan tertutup oleh awan tebal. Ia takut hujan akan turun di atas tubuhnya yang terasa terbakar ini. Terlebih bagian tubuh bawahnya, berkedut dan mengeluarkan cairan basah. Dan matanya pun bergetar saat mendapati sebuah patung Lunar yang sebagian wajahnya hancur.
Matanya lalu bergulir ke bawah, baru menyadari ia terjatuh di atas dolmen ini. Sontak ia berdiri dan jatuh di atas tanah kosong. Semakin jelas bentuk dolmen dan patung Lunar yang dibuat seperti iblis. Dolmen... Meja batu... Sebagai tempat pengorbanan para penyihir dalam pemujaannya untuk iblis.
KAMU SEDANG MEMBACA
101 Words [Chanbaek] On going
Hayran Kurgu🔞🔞🔞🔞🔞 [LAPAK CHANBAEK] "Aku tidak sudi menjadi matemu!" Baekhyun tidak pernah mempermasalahkan tentang siapapun mate-nya karena ia menyukai Sehun, sampai ia bertemu dengan sosok alpha bertopeng di hutan. Membentuk ikatan takdir yang selalu ia d...