Present

189 20 0
                                    

Hari begitu terik, mengingat musim saat ini merupakan musim panas. Bertepatan pada bulan Juni di tanggal dua belas. Hari itu merupakan hari kelahiran Takashi Mitsuya, Kapten Skuat Kedua Touman sekaligus salah satu sosok yang berharga bagi Hakkai.

Ia menghubungi Mitsuya untuk memintanya bertemu di taman, tempat yang menjadi saksi bisu awal mula dirinya bertemu dan berkenalan dengan Mitsuya. Saat itu, dirinya sedang menghajar salah seorang anak yang bermain di sana dan Mitsuya datang menghampirinya dengan menggendong adiknya, Mana yang masih bayi, sementara adiknya, Luna tengah bersembunyi di balik pohon.

Hakkai masih ingat sekali awal pertemuan mereka kala itu. Kalimat pertama yang dilontarkan Mitsuya padanya begitu membekas di benaknya hingga detik ini.

"Gunakanlah kekerasan untuk melindungi."

Sebuah kalimat yang pertama kali dikatakan Mitsuya ketika mencoba menghentikan Hakkai yang notabene sejak kecil telah diajar dengan cara kekerasan oleh sang kakak tertua, Taiju.

Hakkai tersenyum mengingat momen tersebut yang membuatnya kembali bernostalgia. Hari ini, Mitsuya resmi menginjak usia enam belas tahun. Mitsuya sendiri setahun lebih tua dari Hakkai, sama seperti kakak perempuannya, Yuzuha. Maka dari itu, Mitsuya juga sudah seperti seorang kakak bagi Hakkai.

Hakkai sudah di taman lebih awal. Ia duduk di salah satu sebuah ayunan sembari tangan kanannya menggenggam sebuah kotak berukuran kecil berwarna ungu dengan ornamen pita berwarna merah di atasnya yang diletakkannya di saku hoodie-nya. Selang beberapa menit, Mitsuya pun datang, membuat Hakkai refleks bangkit dari tempatnya.

"Taka-chan!" pekiknya girang.

Mitsuya hanya mengulum senyum, seperti biasa.

"Sudah lama, ya?" tanyanya, berpikir jika dirinya telat.

"Tidak, kok. Aku baru beberapa menitan di sini," jawab Hakkai seraya memamerkan cengirannya.

Mitsuya kembali mengulas senyum tipis, senyum khas yang selalu ditampilkannya.

"Jadi, sesuatu seperti apa yang ingin kau berikan kepadaku?" tanyanya penasaran. Tatapan matanya kini melirik ke arah tangan kanan Hakkai yang sedari tadi bergerak di balik saku hoodie-nya.

"Ini!" pekik Hakkai seraya mengeluarkan sebuah kotak berukuran kecil dari saku hoodie-nya.

Mitsuya memicingkan matanya melihat hadiah mungil yang ada di tangan Hakkai seraya mengernyitkan kening.

"Apa itu untukku?" tanyanya polos. Hakkai balas mengangguk mantap.

"Kenapa? Kau tak suka, Taka-chan?" tanya Hakkai, begitu melihat perubahan ekspresi dari Mitsuya.

"Bu-bukan begitu. Aku dengan senang hati menerima semua hadiah yang kau berikan untukku," jelas Mitsuya, merasa tak enak hati begitu mendengar respon bernada kecewa dari Hakkai.

Hakkai kemudian menyunggingkan senyum, lalu menyodorkan hadiah mungil tersebut kepada Mitsuya. Setelah menerimanya, Mitsuya lekas langsung membuka hadiah mungil tersebut. Betapa terkejutnya dirinya ketika melihat isi dari kotak kecil itu. Sebuah benda mungil berkilauan berbentuk lingkaran dengan sebuah permata berwarna safir begitu memantul di netra miliknya. Ia tertegun sejenak melihat indahnya cincin tersebut, sampai suara milik Hakkai seketika menyadarkannya.

"Bagaimana menurutmu, Taka-chan?" celetuk Hakkai. Ia tampak begitu antusias melihat bagaimana reaksi Mitsuya yang begitu kagum dengan hadiah pemberiannya itu.

"Berapa harganya ketika kau membeli cincin ini?" tanya Mitsuya, tampak tak habis pikir dengan Hakkai yang berani mengeluarkan uang dalam jumlah banyak demi membelikannya sebuah cincin mewah seperti ini.

My Precious OnesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang