3. Red Heels

232 18 5
                                    

2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2018

Aku bangun pagi karena rasa mau buang air kecil, dan setengah kaget waktu ngeliat om-om bule yang tidur di sebelahku. Aku rasa semalam tingkat kesadaranku masih ada sekitar 50-60% dan, ya, aku emang masih inget beberapa kejadian semalam.

Aku mengangkat selimut dan turun dari kasur. Aku pergi ke kamar mandi dan segera membersihkan badanku dan make up waterproofku yang bandel. Aku kelihatan kayak cewek gila beneran.

Waktu aku balik ke kamar, bule itu udah bangun dan lagi duduk di atas kasur sambil ngecek hpnya. Oh ya, bener, nama dia Jeff.

"Hey," sapanya, dia terkejut ngeliat aku nggak pake baju.

"Oops, sorry," aku reflek menutupi dada dan punyaku yang di bawah dengan kedua tanganku.

Jeff ketawa.

"Don't act like I haven't seen them."

Aku diem, oh iya, bener juga. Tapi aku tetap malu lah!

Aku membuka lemari dan mengambil kaos warna hitam bergambar logo The Strokes, dan memakai celana dalam warna pink. Jujur aku agak ngerasa malu karena ngerasa masih lumayan asing sama Jeff, tapi di satu sisi aku juga ngerasa semalem itu bener-bener menyenangkan. He's a really fun guy.

Aku mengambil hpku yang kutaruh di samping kasur, dan duduk di sebelah Jeff. Waktu aku duduk dan ngelonjorin kakiku, tangannya reflek memegang pahaku. Aku menggigit bibirku, tiba-tiba ngerasa tegang.

"Kenapa?" tanyanya, masih fokus ke hpnya, yang ku intip seperti grafik indeks saham.

"Enggg... Nggak papa."

"Is it okay?" lanjutnya.

"Hmm..." aku bertanya ke diriku sendiri. "Hmm... It's cool."

"You smell wonderful, hmmm," tanggapnya sambil mengendus rambutku. Ia lalu mengunci layar hpnya. "It's the weekend. I'm hungry. Kamu lapar?"

Aku ngecek jam. 9.30.

"It's time for breakfast, I guess I am."

Dia bangun, dan mencari bajunya yang ada di lantai. Gosh, gue ngeliat bule telanjang di depan mata gue (lagi). Dia pergi ke kamar mandi, lalu membuka pintu dan memakai handuk yang udah aku sediakan.

"Don't you have, um.. You know, someone, waiting for you?"

"Are you being silly? Hahaha.. No, of course," dia tertawa, manis banget. Jeff memakai kaos dalamnya. "No. If I have, I would've said it in the beginning, darling."

"Ah. Okay," jawabku, awkward gila.

Karena kostan ku gak terlalu luas seperti kostan mewah, aku bakal salting kalo di kamar terus, jadi aku pergi ke dapur untuk bikin kopi.

"Would you like a cup of coffee?" panggilku.

"Yes, please."

"Got it."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's A MatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang