― one

860 129 17
                                    

“aish. hyung, mereka membuatku terdengar jahat! bacalah. aku tidak pernah bersikap jelek seperti yang benda ini katakan!”

heeseung menghela napas panjang. pemuda lee itu memusatkan atensi pada salah satu halaman majalah yang jake tunjukkan. di sana tertera bahwa si bungsu shim bermulut kasar, sering memarahi staff, dan suka bermain wanita. sangat tidak objektif.

jake benar-benar sedih. semakin banyak orang yang berusaha untuk menjatuhkan karirnya. baik agensi maupun heeseung sendiri telah menindaklanjuti perbuatan tak pantas oknum-oknum tersebut. namun, hukum nampak tidak terlalu mengintimidasi.

hyung akan menangani hal ini. kau tidurlah, jae. jangan dipikirkan. mengerti?” tanya heeseung sambil mengusap lembut surai hitam asuhannya. jake mengangguk kecil. “biarkan aku hibernasi, ya?” pinta yang lebih muda sembari menyandarkan kepala di atas bahu sang manajer.

heeseung mengulum bibir. sebenarnya, besok merupakan hari libur jake. selama seminggu ia dibebaskan dari semua pekerjaan. hadiah sebab pria berumur dua puluh lima itu menjadi sosok yang paling berkontribusi dalam kekayaan perusahaan. tetapiㅡ

“ahn-sajangnim ingin kau datang menemuinya. jam sepuluh pagi nanti.”

ah. fuck. aku membencinya.

jake mengerang sebal. ia meremat rambutnya frustasi. heeseung cuma merotasikan bola mata dengan malas. hafal kebiasaan dramatis cowok mungil itu. “ayolah. hanya sebentar. membicarakan tawaran saja. setuju, atau tidak. that’s it.

heeseung mungkin tak paham betapa jake merindukan tidur delapan jamnya.

“kalian mengeksploitasiku,” ucap jake membesar-besarkan. tanpa sepatah kata lagi, ia beranjak pergi menuju kamar. meninggalkan heeseung yang terkekeh geli melihat tingkah infatilnya. “untung hyung menyayangimu.”

[ g l e a m i n g ]

sepatu pantofel itu membuat bunyi yang cukup menarik perhatian orang-orang di sekitar. sang empu hanya menghela napas panjang ketika pujian-pujian menyapa pendengarannya.

“astaga. siapa dia? ulzzang? tampan sekali!”

“wajahnya super rupawan! sudah punya pacar belum, ya?”

yeji menatap sang kakak yang nampak jengah. para staff wanita disepanjang koridor terus-terusan memberi kalimat apresiasi monoton. ia terkekeh geli melihat perubahan ekspresi sunghoon saat mr. kang menegurnya.

“dasar aneh. seharusnya kau senang, bodoh,” ejek yeji terdengar menyebalkan. sunghoon tak hiraukan perempuan yang menyandang status sebagai manajernya itu. ia memilih mengagumi desain interior agensi besar ini.

ICulture merupakan impiannya sejak sekolah menengah pertama. ia ingin menjadi salah satu talent yang agensi tersebut naungi. namun, ya, dewi fortuna enggan berpihak. sunghoon gagal audisi.

ah. tidak apa-apa. andromeda juga luar biasa. aku model pertama di sana.

“ah! lee heeseung!” mr. kang merengkuh pemuda yang datang menyambut kehadiran mereka. sunghoon mengernyit bingung. menatap yeji meminta penjelasan. bungsu park itu menginjak kakinya seolah-olah memberi kode agar ia diam.

“kang-sajangnim. apa kabar?” tanya heeseung sopan. kedua netranya terdistraksi pada sosok jangkung yang berdiri tegakㅡcanggung, sebenarnya. “oh? apakah ini park sunghoon?” ia melanjutkan.

gleaming. [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang