tangis langit membasahi bumi. walaupun begitu, lalu-lalang tetap ramai. bisa sunghoon simpulkan melalui jendela kamar yang menunjukkan aktivitas di luar sana. ya, flatnya memang langsung berseberangan dengan jalur street food, sih. tak heran.
tadi siang, sunghoon datang menemui calon mitra yang akan membantu debutnya. ekspektasi mengenai senior ramah dan tak segan memberi banyak advokasi hancur ketika ia bertemu dengan jake.
pemuda itu... ajaib sekali. ah, tidak. bajingan. sunghoon kira, sikapnya tak sekasar kemarin. apa yang sempat ia baca dimajalah ternyata patut dipercaya. jake sangat bengis.
"ya! makanan sudah siap!"
sunghoon beranjak meninggalkan ruangan saat yeji berteriak nyaring. aroma sedap menyapa indra penciumannya. si bungsu park memasak beberapa hidangan yang nampak super lezat. "ayo makan, oppa. aku tahu kau lapar."
keduanya menyantap sajian dengan lahap. sesekali berbincang mengenai hari-hari yang menunggu mereka. sunghoon bersyukur karena ia mempunyai yeji. perempuan itu mempunyai segudang kata-kata dukungan.
"yeji-ya."
"hm? kenapa?"
sunghoon tersenyum manis. mengulurkan tangan guna mengusap surai hitam adik tercintanya. yeji mengerutkan kening. sang kakak tak biasa berperilaku seperti ini. "kau aneh sekali. sedang ada masalah?"
"aish. tidak, bodoh. aku hanya ingin berterimakasih. kau selalu membantuku," ujar sunghoon lembut. matanya berkaca-kaca. "aku janji, yeji-ya. kau pasti kembali bersekolah."
hutang ayah serta ketamakan keluarga besar merupakan penyebab ia dan yeji harus berhenti menempuh pendidikan. sunghoon berperan sebagai orang tua, pula saudara yang baik sekarang. "uang kita belum cukup, tapi, aku akan berusaha semaksimal mungkin. tolong bersabar, ya?"
yeji terkesiap. tak lama, air mata mengalir deras melewati pipinya. sunghoon mulai panik. "astaga. ya! kenapa menangis?! aish."
yang termuda terkekeh geli. mengusap pelupuk mata, kemudian menggenggam erat tangan kanan sunghoon. manik hitamnya memancarkan ketulusan. "terimakasih, oppa. aku benar-benar menyayangimu."
"we're gonna make it together. okay?"
[ g l e a m i n g ]
"brengsek! kau benar-benar mengatakan hal tersebut padanya?!"
jake mengangguk pasti. menenggak segelas wine yang tangannya genggam sebelum menyilangkan kedua kaki di atas sofa. "aku benci newbie sombong sepertinya. kau tahu, ji."
park jisung menganga tak percaya. ia menatap si blasteran dengan heran. dari ceritanya, sudah jelas bahwa orang baru bernama sunghoon itu benar-benar mencoba beramah-tamah. entah apa yang jake pikirkan.
"dia cuma berkata akan berusaha menandingimu. di sana masalahnya?"
jake berdeham. ya, siapa sunghoon sampai berani mengucapkan kalimat tersebut? pengalamannya dalam dunia modeling masih nol. heeseung bilang, kolaborasi mereka merupakan projek debut sang junior.
"ah, aku mengerti. kau iri sebab dia lebih tampan, kan?" opini jisung malah membuat jake menendang pahanya. anak konglomerat itu mengaduh kesakitan. "sial. tubuhmu kecil tapi menyerang sangat kuat, bajingan."
jake berdecak malas. ia menengadahkan kepala. memandang langit-langit ruangan yang sengaja dicat seolah-olah terdapat awan di sana. tepat setelah pembicaraan tak mengenakkan keduanya, sunghoon nampak diam. aura menyeramkan mulai terasa jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
gleaming. [sungjake]
Fanfiction― model!au tentang jake si profesional dan juniornya yang super menyebalkan, park sunghoon.