Disclaimer: Masashi Kishimoto
;)Happy Reading;)
Sarada terbangun dari tidurnya. Dia mengucek kedua matanya yang masih berat untuk terbuka. Meski enggan untuk membuka mata, dia sudah bisa mencium aroma masakan yang sangat lezat dari kamarnya.
Dia memperlihatkan bola mata hitam pekatnya sambil sedikit menguap. Dia beristirahat sebentar sebelum memulai rutinitas paginya.
Sarada berjalan ke ruang makan. Matanya menangkap dua buah mangkok berisi nasi ditemani sumpit dan sendok di dekat dua piring berisi ikan goreng dan dua mangkok kecil berisi cah kangkung kecap yang sudah tersedia di atas meja makan. Dia tidak melihat mamanya duduk di salah satu kursi yang mengelilingi meja. Dia menengok ke belakang dan menemukan mamanya yang sedang menuangkan air hangat ke dalam ceret tanah liat lalu memasukkan sedikit gula manis yang kemudian diaduknya sebentar dan sebuah teh hitam celup.
Mamanya berbalik. "Sayang, sudah bangun. Anak mama memang rajin."
Dia berjalan ke arah Sarada sambil mengangkat dan menenggelamkan teh celup. Dia berhenti di dekat Sarada yang sudah duduk, menuangkan teh ke dalam kedua cangkir yang tersedia, dan duduk di sebelah Sarada.
Mereka berdua makan dengan tenang. Setelahnya, mereka saling membantu untuk membersihkan alat-alat sisa makanan. Telepon rumah berdering begitu mereka baru saja selesai mengerjakannya.
Mamanya pergi untuk mengangkat sedangkan dirinya lebih memilih untuk membersihkan meja makan. Sarada bisa mendengar mamanya selesai berbicara dengan seseorang yang ada di seberang telepon. Tak lama setelah itu, dia mendengar suara langkah kaki yang terdengar terburu-buru dan mendongak ke sumber suara itu.
Dia mendapati mamanya memasuki kamar, mengambil jaket, dan berjalan cepat ke arahnya. Dia menatap mamanya bingung.
"Sarada, maafkan mama... Mama harus ke rumah sakit. Ada pasien yang sangat butuh pertolongan khusus segera. Padahal, mama ingin sekali berlatih bersamamu. Latihan ninjutsu medis dan taijutsunya ditunda dulu saja, ya? Tidak apa-apa, kan, sayang?"
"Ah, tak apa, Ma... Lagipula nanti siang aku ada latihan bareng tim 7."
"Makasih ya, sayang...." Sakura memeluk Sarada dengan sangat erat.
Sarada tersenyum jahil di balik punggung mamanya. Dia ingin mengerjai mamanya.
"Mama, se... sak."
Mamanya langsung melepas pelukannya. Dia menundukkan kepala. "Maaf...."
Berhasil.
Sebenarnya Sarada sudah terbiasa dengan pelukan mamanya yang seperti beruang. Baginya, Pelukan mamanya yang erat tapi hangat dan lembut seakan mamanya sedang melindunginya.
Dia memeluk mamanya kembali dengan cepat dan sama eratnya. Dia merasakan mamanya menegang sebentar dan membalas pelukannya. Dia tersenyum lembut dan menyandarkan kepala di bahu mamanya. Dia tanpa sadar melakukan hal itu selama beberapa menit.
"Sayang, maaf... Mama harus pergi sekarang. Pelukannya dilanjutkan nanti saja, ya?"
Sarada melepas pelukannya segera. Dia menunduk malu karena mendengar suara tawa kecil manis mamanya yang gemas terhadap dirinya.
Dia mengantar mamanya menuju pintu. Dia mendapat pesan dari mamanya sebelum mamanya berangkat bekerja.
"Sayang, teh hitamnya sudah habis. Kalau kamu mau beli lagi, mama titip tomat juga, ya... Uangnya ada di dalam lemari. Jangan lupa pakai jaket. Makasih ya, sayang... Dah, Mama sayang Sarada...."
Sarada hanya menggelengkan kepala melihat sikap mamanya yang kelewat aktif. Sikap yang sangat berbanding terbalik dengan sikap papanya.
Tunggu dulu... Apa tadi mamanya bilang tomat? Artinya, papanya hari ini pulang. Jadi, dia harus cepat-cepat membelinya agar bisa menyambut papanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/275964806-288-k285536.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi SasuSaku
FanfictionKumpulan kisah the Uchiha family. C = Canon AU = Alternate Universe {Drabble} 0-400 kata [Ficlet] 500-1000 kata (Oneshot) Cerpen |Puisi|