3;

12 7 8
                                    

Langkah gusar Jaemin terlihat begitu aneh saat ini. bagaimana tidak ia terus melangkah dengan kepala yg tertunduk kebawah dan mulut yg terus berbicara tidak jelas

"dosen aneh, dosen bodoh! bisa-bisanya dia menolak makala yg sudah kusiapkan dengan susah paya" geram jaemin penuh marah

jaemin kesal hari ini baginya ini adalah tersialnya semenjak ia berkuliah. tadi siang setelah selesai makan dengan haechan dikantin, jaemin dipanggil salah satu siswa kampus untuk menuju ruangan dosen pembimbingnya

dengan wajah bingung, jaemin akhirnya menuruti dan berpisah dengan haechan di depan perpustakaan kampus mereka. begitu kaki panjangnya menginjak sampai di sebuah pintu ruangan dosennya, jaemin mencoba bersikap tenang walau jauh didalam hatinya, ia gugup setegah mati dan pikirannya langsung terbayang kejadian siang tadi

Tok..tok

"masuk" suara dosennya membuat jantung jaemin yg berdetak sangat cepat kini terdengar semakin menggila

"tenang jaemin..uh..tenang..ya...uh tenang" ucap jaemin dalam hati

Pintu itu dibuka jamein dengan pelan. mengintip dibalik celah pintu, jaemin lihat  apakah ada orang didalam. setelah memastikan aman, barulah jaemin menutup pintu itu dan masuk semakin dalam

"maaf. tapi ada apa bapak memanggil saya?" tanya jaemin gugup

pria didepannya membalikan kursi miliknya, dan melepas kaca mata besar yg bertengger apik dihidung mancung miliknya. menelisik jaemin dari atas sampai bahwa, pria itu menggangguk mengerti

"kau tau jika sebentar lagi akan menjelang semester terakhir. NA JAEMIN"

mendengar namanya disebut penuh penekanan, membuat jaemin merasa kurang nyaman dan semakin gelisah

"ya.saya tau itu"

BRAK

Meja besar itu dipukul kuat. menandakan bahwa dosennya itu sedang tidak ingin dibantah. apalagi aura gelap yg sudah terasa, membuat seorang na jaemin harus menelan ludah susah paya

"lalu kenapa tugas makala mu belum kau selesaikan sampai sekarang?"

"t-tapi pak tuga-"

"apakah alasanmu lagi saat ini"

"pak tunggu sa-"

"apanya yg ditunggu-tunggu"

jaemin semakin takut. ucapnya saja sudah dipotong  dengan cepat dan artinya dosennya itu benar-benar marah

menatap ujung sepatunya, jaemin mendesah pasrah "maaf kan saya"

dosen pembimbingnya itu, mengetuk ketuk meja dengan jari telunjuk dengan keras. sepertinya jaemin akan terkena masalah lagi, saat ini

"tidak"

dan benar sesuai dugaan jaemin diawal tadi, dosennya ini memang kejam "selesaikan makala mu sekarang dan tidak ada yg namanya penundaan lagi. MENGERTI!"

dan apa yg bisa dilakukan jaemin selain mengganggukan kepala mengerti "iya"

dan berakhirlah jaemin yg seperti orang kesetanan. begitu ia keluar dari ruangan dosennya, ia langsung  berlari menuju perpustakaan kampusnya mencari buku-buku yg ia butuhkan. setelah mendapatkannya, ia langsung mencatat bagian yg menurutnya penting dengan cepat. keheboan yg dibuat jaemin tidak berakhir sampai  disitu

Tak

"maaf"

Bruk

"astaga maaf"

"aw"

"maafkan saya"

"NA JAEMIN"

"maaf!!aku sedang terburu-buru"

"HEI JANGAN BERLARI DI KORIDOR!!"

"MAAF BU!! SAYA TIDAK AKAN MENGULANGINYA" ujar jaemin cepat meninggalkan petugas kebersihan yg sedang memarahinya

itu adalah sebagian tindakan ceroboh jaemin di kampus. jaemin sungguh menyesel tidak menyelesaikan tugas kampusnya dengan cepat dan kalau begini jadinya, jaemin jadi menyesal

"dosen tidak punya hati" teriak jaemin dengan nada frustrasi

bahkan ia sudah menarik rambutnya kuat dan terus berteriak marah kepada siapun yg lewat didepan matanya. jaemin mulai gila saat ini

Tin..Tin

Bunyi klakson mobil disebelahnya jaemin abaikan, namun bunyi itu semakin kuat dan terdengar berkali-kali. dengan keadaan kesal ia melihat kesamping dengan mata yg tajam

"SIALAN LOH..jeno"ucap jaemin kaget

mengucek kedua matanya dengan tangan, jaemin mencoba memperjelas penglihatannya jika itu bukan orang lain. namun, berapa kalipun ia melakukannya hasilnya tetap sama

lee jeno, kekasihnya sedang menatapnya datar dibalik kursi kemudi mobil hitam miliknya. terus memperhatikan tingkah jaemin dalam diam. kaca mobil itu turun setegah memperlihatkan jika yg dilihat jaemin itu memang jeno

seolah mengerti pikiran jaemin, jeno tersenyum kecil "ini aku jeno"

tanpa berpikir dua kali, jaemin berlari kecil dengan wajah senang menuju kendaraan roda empat itu. tanpa menunggu izin sang pemilik, pintu sebelahnya dibuka dan ditiup dengan kuat. setelah duduk manis dikursi sebelah jeno, ia pasang sabuk pengaman. karna jaemin tau, jeno akan memarahinya jika ia lupa atau bahkan sengaja tidak memasangnya

kendaraan itu berjalan pelan. jaemin tak henti-hentinya tersenyum bahagia dan terus memperhatikan wajah dengan rahang tegas dan tajam jeno

merasa diperhatikan dengan aura bahagia, jeno merasa sedikit risih

"ada apa dengan mu?" jeno bertanya dengan mata yg masih fokus menatap kedepan

mendengar pertanyaan jeno, jaemin merenggut kesal dengan bibir yg sengaja ia majukan "memangnya aku tidak boleh memperhatikan kekasih sendiri"

"ada apa dengan jawabanmu itu?"

"apa ada yg salah dengan jawabanku?"

"tidak,hanya saja_"

"hanya saja apa?" jaemin menatap jeno dengan mata hitam miliknya penuh tanya

jeno memilih diam dan terus memperhatikan jalanan didepannya. tidak taukah jaemin, bahwa mata bulatnya itu bisa membuat jantungnya berdetak sangat kuat

melihat jika jeno hanya diam saja, jaemin tersenyum jahil "kau pasti baper ya?"

Dam. saktmat. ucapan jaemin telak mengenai hatinya

tentu saja dia baper bahkan kedua telinganya saja sudah merah. jeno tidak habis pikir, jaemin ini anak kuliahan atau peramal

"tampannya calon suamiku ini" lalu, tubuhnya dipeluk erat

Jeno berdoa dalam hati. tidak bisahkah jaemin membuat jantungnya tidak berdetak dengan cepat? jeno bisa mati muda jika terus begini

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My boyfriend [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang