"Udah yuk kak, acara maafannya. Kakak mau minum apa? Aku ambilin ya, sekalian kita makan cake yang kakak bawa."
Namun, bukannya menjawab pertanyaan yang lebih muda, Tay malah sibuk memainkan jemari New yang masih ada di genggamannya. Dengan ragu, pria yang lebih tua mengangkat kepalanya untuk menatap yang lebih muda, kemudian menggeleng pelan menandakan ia tidak ingin minum apapun.
"New," panggilnya, yang sukses membuat mata New membesar, menantikan kelanjutan ucapan yang lebih tua. "Can I hug you?"
Pria berkulit putih itu terkejut bukan main saat mendengar permintaan yang lebih tua. Pipi dan telinganya bahkan sudah memerah, sementara wajahnya mulai memanas. Meskipun demikian, pria tersebut tetap menganggukan kepalanya kepalanya kikuk sebagai jawaban, yang tentu saja disambut baik oleh lawan bicaranya.
"New, I'm sorry," ucap Tay lagi setelah menarik New ke dalam pelukannya.
"Kak, udah dong. Jangan minta maaf mulu."
Tay menggelengkan kepalanya. "Kali ini aku minta maaf bukan karena kebodohan yang aku buat beberapa hari yang lalu, tapi karena aku yang gak jelas, jadi bikin kamu mikir yang nggak-nggak."
Pria yang lebih tua melepas rengkuhannya. Lagi, tangannya membawa tangan yang lebih muda ke genggamannya. Sementara, matanya menatap New dalam.
"New, I realize that I never say it before. I like you, no, I mean, I really really really love you since a long time ago. Selama ini aku pikir perasaan yang aku rasa bukan sesuatu hal yang harus aku umbar-umbar. Aku nggak perlu bilang ke kamu dan aku harap dengan tindakan aku, kamu bisa nilai kalau aku sayang sama kamu. Sayangnya aku keliru akan hal itu."
"Aku minta maaf karena nggak pernah bilang ini sebelumnya. Aku nggak pernah ngutarain perasaan aku. Semua ragu yang kamu rasa juga pasti ada aku yang lagi lagi jadi penyebabnya. Tapi New, as I said before. Aku bukan tipe orang yang suka bercanda. Saat aku nanggapin ajakan iseng kamu, aku nggak pernah main-main sama apa yang aku bilang. Selain itu, bukan cuma kamu yang senang akan hubungan kita sekarang ini. Kamu harus tahu betapa senangnya aku saat kamu bercanda ngajak aku pacaran. Saat itu aku pikir mungkin ini saatnya aku nyoba untuk ngambil resiko dan nyoba pelan-pelan bangkit dari segala kepengecutanku. Kamu juga harus tahu kalau belakangan ini, saat kita resmi jadian, semuanya kayak mimpi bagi aku dan aku ngerasa bahagia banget bisa ngejalin hubungan ini."
"Kak," ucap New, kehabisan kata-kata. Sungguh, ia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Pria berkulit putih itu bahkan masih sulit mempercayai semua yang didengarnya.
Seakan belum puas mengutarakan perasaannya, Tay kembali membuka mulutnya. "So, New, sorry and thank you. Maaf atas semua kekacauan yang aku buat dan terima kasih karena ngasih aku kesempatan untuk ngerasain jadi pacar kamu."
"Kak, sebenernya lo tuh anak teknik atau anak sastra sih? Kok jago banget ngerangkai kata-katanya. Gue bingung mau ngomong apa," ucap New, merusak suasana romantis yang sempat tercipta. Bukan apa-apa, ia hanya takut kalau air matanya jatuh jika terus mendengar apa yang dikatakan yang lebih tua.
Meskipun demikian, sedikit banyak ia merasa tersentuh. Apa yang dikatakan Tay membuat semua ragu yang dirasakannya perlahan terkikis. Selama ini, New berpikir hanya dia yang menyimpan rasa. Maka dari itu, saat mengetahui yang lebih tua merasakan hal yang sama membuat perasaannya jadi tak menentu. Jantung yang sedari tadi berdegup lebih cepat serta wajahnya yang memerah untuk sementara luput dari perhatiannya. Pikirannya kini dipenuhi dengan bagaimana cara untuk menghilang dari hadapan yang lebih tua.
Melihat pria di hadapannya salah tingkah, Tay tersenyum lebar. Ini bukan pertama kalinya ia melihat yang lebih muda seperti ini, tapi pemandangan seperti ini merupakan salah satu pemandangan yang ia suka. Tanpa permisi, tangan Tay mengusap rambut New lembut. "Aku bukan orang yang jago ngerangkai kata, New. Semua yang aku bilang tadi emang apa yang aku rasain," jelas Tay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Language X TayNew
FanfictionTay dan New baru aja resmi jadian beberapa hari yang lalu. Anehnya, bukannya makin lengket dan mesra kayak pasangan baru pada umumnya, New malah ngerasa gak ada perubahan dalam hubungan mereka.