1
"Mah, Tania mohon, hentikan semua kegilaan ini" sudah berbulan-bulan Tania menahan diri dan berharap agar ibunya segera sadar dan kembali seperti semula.
"Memangnya apa yang sudah mama lakukan?" Rosa sedikit terkejut dengan kedatangan Tania secara tiba-tiba didalam kamarnya.
"Aku tau selama ini mama selingkuh di belakang papa. Bahkan mama juga sudah memiliki villa pribadi di luar kota kan?" Seloroh Tania.
"Tania. Mama ingin bahagia meskipun hanya sekali seumur hidup." Rosa memang sudah mengetahui bahwa anak perempuan satu-satunya ini sudah mencari tahu tentang perselingkuhan nya selama ini, tapi ia sengaja membiarkan.
"Apa selama ini mama tidak pernah bahagia?" Tanya Tania. Meskipun ia tahu mungkin hatinya akan kecewa.
"Mama bahagia saat bersama mu. Tania mama selama ini mencoba untuk menahan diri dan terus bersabar demi kebahagiaan mu, demi psikologis mu" Rosa menghela nafasnya perlahan "sekarang anak mama sudah dewasa, jadi biarkan mama bahagia" berharap Tania kali ini memaklumi keinginannya.
"Lalu setelah itu apa Tania sudah tidak berhak bahagia? Apa cuman sampai di sini kasih sayang untuk Tania, mah?"
"Kasih sayang mama sepanjang masa untuk mu sayang. Mama hanya ingin melakukan apa yang selama ini tertunda" sembari memoles makeup terakhir nya sebelum berangkat bekerja.
"Mah. Tania mohon, kembali seperti dulu" Tania tetap kekeuh dan berharap wanita yang dicintainya bisa kembali kejalan yang benar.
"Maaf sayang, bukan karena mama tidak lagi menyayangimu, kamu sudah dewasa dan bisa mencari tahu sendiri apa yang sudah terjadi." Rosa pun segera meraih tas branded nya. "Mama berangkat ya" tak lupa kecupan sayang di kening mulus Tania.
"Mah... Tania sudah tahu dari lama kalau keharmonisan yang kalian ciptakan selama ini adalah sebuah kebohongan." Tania hanya mampu meratapi kepergian ibunya.
Tidak ada kemarahan ataupun kebencian dihati Tania untuk kedua orangtuanya. Hanya rasa kecewa yang teramat besar. Selama ini tak pernah sekalipun ia kekurangan materi maupun kasih sayang dari kedua orangtuanya.
Meskipun papanya sangat jarang pulang tapi ia dapat merasakan betapa besarnya cinta yang berlimpah dari beliau. Namun semakin ia dewasa, Tania mulai mengerti bahwa hubungan kedua orangtuanya tidak baik-baik saja.
'mengapa dunia sangat tidak adil' jerit Tania dalam hati.
*****
Setelah lulus SMA Tania bertekad untuk mencari tahu dengan siapa ibunya selingkuh dan dengan siapa pula ayahnya mendua. Rumah tangga kedua orangtuanya memang benar-benar tidak sehat bahkan bisa dikatakan mereka sudah berpisah secara perlahan.
Tania tak sendirian tentunya, ia menyuruh mang Jaja dan Andre untuk mencari informasi kedua orangtuanya.
Setelah pencarian selama enam bulan semuanya terlihat jelas, papanya sudah menikah lagi dan ibunya pun memiliki pria simpanan yang jauh lebih muda daripada ibunya.
Fatimah. Itulah nama istri muda papanya dan dari pernikahan yang sudah berjalan selama dua tahun itu mereka sudah di karuniai seorang putra yang kini baru berusia sebelas bulan. Cemburu dan merasa terabaikan, itulah yang dirasakan Tania saat melihat papanya yang sangat menyayangi anaknya juga pancaran kebahagiaan mereka.
Berbeda dengan nya dahulu, meskipun mereka selalu tersenyum dan terlihat kompak tapi tetap saja semua itu terlihat tidak tulus. Tapi pada saat itu ia belum bisa memahami meskipun didalam hatinya sudah merasa ada yang tidak normal.
Dan Reyhan. Itulah nama pria simpanan ibunya dimana usianya terpaut jauh dari sang mama. Yang Tania ketahui bahwa Reyhan tengan menempuh pendidikan S2 saat ini. Tania juga sudah berulang kali bertemu dengan Reyhan di kampus.
*****
"Permisi. Boleh kita berbicara sebentar" sapa Tania memberanikan diri setelah berulang kali gagal karena merasa malu.
"Okey, ikuti aku." jawab Reyhan dingin
Melihat sikap Reyhan yang dingin membuat nyalinya semakin menciut. Tapi ia mencoba untuk menepis dan berusaha agar terlihat kuat, Tania mengikuti derap langkah Reyhan sembari melihat punggungnya dari belakang.
'pantas saja kalau mama sangat tergila-gila olehnya' Tania mengakui bahwa Reyhan memanglah sangat tampan, namun sayang ia memilih pekerjaan yang hina.
Sesampainya tempat yang dituju Reyhan menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap gadis didepannya. Dalam sehari saja sudah ada beberapa adik mahasiswi yang mengajaknya berkenalan bahkan ada juga yang berani mengajaknya berkencan.
Reyhan memang di anugrahi wajah nan rupawan serta tinggi yang semampai belum lagi otot-otot perut dan dada bidangnya yang terlihat jelas, karena ia lebih menyukai menggunakan kaos sedikit lebar dan dipadukan dengan celana jins yang semakin menunjang penampilannya.
"Sekarang katakan apa yang ingin kau bicarakan tadi?" Tanyanya tanpa basa-basi.
"Jadi selama ini kamu yang selalu melayani ibuku ?" Tanyanya penuh selidik, namun sebisa mungkin Tania bersikap setenang mungkin.
"Mama kamu yang mana? Karena pelanggan ku tidak hanya satu." Bukannya menjawab Reyhan pun balik bertanya.
"Astaga! Jadi pekerjaan mu selama ini..."
"C'k. Jadi apa maumu sebenarnya ingin menemui ku secara pribadi seperti ini? Mereka bisa mengira kalau kita sebagai sepasang kekasih" ucapnya sinis
"Bukannya malah bagus" jawab Tania lalu meraih dagu Reyhan secara perlahan. "Jadi kamu bisa menikmati ibu dan anak sekaligus" tangan Tania semakin liar dan semakin menggoda, meskipun ia sendiri sebenarnya sangat gugup karena ini baru pertama kalinya.
"Stop! Hentikan sekarang juga" ujarnya sembari menahan pergerakan Tania. "Jangan memaksakan diri agar terlihat nakal tapi berusahalah untuk menghilangkan kegugupan mu terlebih dahulu" tepat di depan wajahnya Reyhan menyeringai penuh ejekan.
Tania yang sudah kepalang malupun akhirnya dengan berani meraih tengkuk Reyhan lalu mengecup bibirnya sekilas.
"Tolong jauhi ibuku!" Ucap Tania dengan nafas memburu.
"Maaf aku tidak bisa menjanjikan hal itu padamu dan jelaskan mengapa aku harus menjauhi ibumu"
"Apa kau tidak tahu kalau ibuku masih memiliki pasangan?"
"Aku tak peduli dengan itu" Reyhan pun berlalu begitu saja meninggalkan Tania "ah benar, aku lupa menanyakan siapa nama ibumu?" Tanya Reyhan lalu kembali kehadapan Tania.
"Rosa Rahma Azhari" jawab Tania penuh penekanan.
"Waw dia pelanggan ku yang paling royal diantara lainnya. Bagaimana bisa aku menjauhinya" Reyhan memang sengaja terlihat tak punya hati, agar rasa ibanya tidak timbul.
"Apa kau tidak memiliki harga diri sama sekali hah!" Tania berteriak frustasi saat melihat lawan bicaranya seolah tak memiliki rasa empati sama sekali.
"Uang lebih dari segalanya bagiku" ada rasa nyeri dilubuk hatinya saat mengucapkannya.
"Ya, kau benar. Uang memanglah segalanya di dunia ini" Tania pun menyadari bahw ia pun sudah tak punya harga diri atas aksinya mencium Reyhan tadi.
"Kita akhiri pembicaraan tak penting ini sekarang, karena pelanggan ku sudah menunggu terlalu lama" tak lama kemudian Reyhan mendapat panggilan dari salah satu temannya.
"Ya pergilah" lirihnya sambil mengusap kasar air matanya.
"Aku pastikan kita akan bertemu lagi, dan terimakasih untuk kecupan yang singkat tadi" Reyhanpun berlalu meninggalkan Tania.
Begitu pula dengan Tania yang melihat punggung pria itu semakin menjauh.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta terlarang
Romanceaku mencintai dia tapi takdir yang tidak mengizinkan kita saling memiliki