2

283 1 0
                                    

2

Bohong kalau Reyhan tak berempati sama sekali kepada Tania. Yah, gadis yang baru memohon agar ia melupakan serta meninggalkan ibunya. Reyhan dapat melihat betapa besarnya harapan yang ia taruh padanya. Bukan Reyhan tak ingin meninggalkan Rosa, kalau bisa ia memilih dia tidak akan memilih pekerjaan yang menjijikkan ini.

Awal mulanya Reyhan sama sekali tak berniat bahkan tak pernah terpikirkan akan bekerja sebagai Pela**r, akan tetapi setiap melihat saldo rekening nya menggemuk setelah melayani para wanita kesepian itu membuatnya bersemangat kembali.

Meskipun pada awalnya ia melakukan dengan terpaksa. Ya, tentu saja terpaksa karena hutangnya kepada rentenir, namun karena sang rentenir memberikan jangka tiga tahun membuat bunga nya lebih besar ketimbang pokok hutangnya.

Bukan tanpa alasan ia berani berhutang kepada rentenir, karena penyakit kelamin yang di derita ibunya sangatlah parah membutuhkan biaya yang besar, apalagi mereka tidak memiliki kartu sehat dari pemerintah maka dari itu, tidak ada keringanan sama sekali dari rumah sakit, baik itu negeri maupun swasta.

Di rumah sederhananya pula ada nenek yang sudah renta, tentu saja butuh biaya untuk mengisi perut setiap harinya. Sebelumnya sang nenek bisa membantu biaya hidup mereka setiap harinya, dengan berjualan peyek dan makan ringan yang ia olah sendiri setiap harinya. Namun karena usia yang semakin menua maka tenaga sang nenek pun semakin berkurang.

Apalagi semenjak ibunya di serang penyakit kelamin yang mengerikan, sama sekali tidak ada masukan walau hanya untuk mengganjal perut mereka. Sepulang sekolah Reyhan selalu bekerja kuli panggul di pasar dengan upah tujuh puluh ribu perhari. Tentu saja cukup kalau hanya untuk makan mereka bertiga, tapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan lainnya.

Akan tetapi bagaimana dengan penyakit yang diderita oleh sang ibu. Hampir setiap malam ibunya merintih kesakitan yang tak tertahankan, belum lagi nanah campur darah yang terus keluar dari kemal**n ibunya, dibarengi dengan bau busuk yang menyengat, membuat siapapun yang berada didekatnya akan mual dan merasa jijik.

Maka dari sanalah Reyhan memberanikan diri untuk berhutang kepada bang Jarot, tak peduli dengan resiko apa yang akan terjadi kedepannya, karena kesembuhan ibunya lah yang terpenting untuk saat ini. Tidak tanggung-tanggung Reyhan berhutang sebanyak seratus juta dengan bunga separuh nya dan bang Jarot juga sudah memberi keringan untuk Reyhan. Bang Jarot memberi kurun waktu tiga tahun untuk pelunasan seluruh hutang beserta bunganya.

Sebelumya ibu Reyhan berprofesi sebagai wanita malam. Kerasnya kehidupan yang harus diperjuangkan membuat ibunya memilih jalan pintas. Apalagi ia sudah merasa bahwa masa depannya sudah hancur sehancurnya.

Saat usianya masih menginjak remaja ada beberapa orang mabuk yang memperk**anya secara brutal. Karena keadaannya sebagai wanita yang tak berpendidikan dan sebagai anak Yatim ibunya Reyhan tak mampu menuntut sekawan lelaki bej*t  atas kehamilannya.

Dengan suka rela dan pedih dihati  akibat cercaan orang kampung yang terus menyudutkan nya, maka ia pun pergi dari kampung tersebut bersama ibunya. Lalu mereka pun memulai hidup baru dikota dengan penuh mimpi menuju kesuksesan.

Tapi pada kenyataannya hidup dikota jauh lebih sulit dibandingkan di kampung, apalagi mereka tidak memiliki sanak saudara sama sekali.

Lahir yang tak jelas nasab nya juga tak punya siapapun di kota ini membuat Reyhan sering di cap sebagai anak ha**m dan banyak dari mereka yang tidak mengizinkan anaknya bermain bersama Reyhan.

Sejak usianya menginjak dua tahun, ibunya sudah menggeluti pekerjaan sebagai wanita ma*am, bukan karena ingin, namun tuntutan hidup dikota dan pendidikan yang minim membuat nya tak memiliki kemapuan apapun. Karena ibunya ingin Reyhan menjadi anak yang pintar dan harus memiliki gelar sarjana di masa depan.

Dan kini tak disangka sangka ternyata Reyhan pun mengikuti jejak sang ibu menjajakan diri pada siapapun membutuhkan jasanya, asal itu bisa melunasi hutang-hutangnya. Yang sudah menumpuk apalagi bang Jarot pandai memanfaatkan situasi, hutang yang tadinya hanya berkisar seratus lima puluh juta bisa membengkak menjadi tiga ratus juta.

Dan lebih mirisnya lagi sang ibu sudah tak bisa tertolong lagi setelah setahun berjuang melawan ganasnya penyakit kelamin yang ia derita. Saat itu Reyhan baru lulus SMA dan tentu saja dengan nilai tertinggi sekabupaten .

Meskipun ia mendapatkan beasiswa dari sekolahnya untuk melanjutkan pendidikannya ke universitas tapi itu semua masih kurang sangat banyak, belum lagi harus memikirkan banyak nya hutang.

Mau tidak mau Reyhanpun pada akhirnya memilih jalan pintas untuk mencari uang agar cepat lunas hutangnya. Apalagi tinggal dua tahun lagi waktu yang tersisa belum lagi biaya hidupnya dan sang nenek yang sangat ia sayangi, mengingat hanya beliaulah keluarga satu satunya yang ia miliki di dunia ini.

Di tahun terakhir yang tersisa hutangnya tingga tiga puluh juta dan saat itu pula ia harus merawat sang nenek karena jatuh sakit bahkan mulai sakit-sakitan by. Pikirannya sudah kalut dan putus asa, ia tidak bisa meninggalkan sang nenek yang tengah terbaring lemah sendirian sementara ia mencari uang.

Dan disaat itulah Rosa muncul sebagai penolong nya, ia yang melunasi hutang Reyhan juga membiayai seluruh pengobatan sang nenek dirimah sakit dan jumlah nya pun tidak bisa dikatakan sedikit.  Tapi tentu semua itu tidak gratis.

*****

"Rey kenapa bengong?" Ucap sang nenek, menyadarkan Reyhan dari lamunannya. "Buburnya keburu dingin lo itu" tegur neneknya lembut

"Iya nek, Reyhan lagi pusing mikirin skripsi" elaknya berbohong, sedari tadi Reyhan masih memikirkan setiap kata yang dilontarkan oleh Tania.

"Kalau ngga mau cerita ya ndak papa kok, ndak usah pake bohong segala" meskipun sudah rabun, akan tetapi nalurinya sebagai nenek tak bisa dibohongi. Sang nenek tahu kalau Reyhansedang tidak baik-baik saja.

"Nenek selalu tau apa yang Reyhan pikiran, Reyhan yakin pasti nenek bisa mendengar suara hati orang kan" ledeknya sambil tertawa untuk menutupi gurat gelisah.

"Sudah ngga baik mengumbar makanan, ceper dihabisin" seloroh sang nenek lagi, ia dapat melihat raut kecemasan disana meskipun cucunya berusaha untuk tersenyum padanya.

Reyhan pun tak menjawab lagi perkataan sang nenek, ia melanjutkan makannya lalu beristirahat. Pikirannya pun melayang mengingat Tania, gadis cantik yang kesepian seperti ibunya.

******










cinta terlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang