Aku memijit pelipisku setelah aku kembali ke ruanganku. Aku baru mengingatnya sekarang, [Name] pernah bersama bocah itu diseberang jalan sana.
Aku menarik laci kerjaku dan kembali membuka lembaran-lembaran dokumen tentang [Name]. Benar, nama putranya adalah keiji. [Name] hanya memberikan nama saja tanpa marga.
"Keiji Ackerman?" gumamku. Segera saja aku menghubungi kazuma.
"Berikan aku dokumen tentang putra dari [Name] dan lakukan tes DNA pada bocah itu. jangan sampai [Name] tau soal ini. Lakukan sekarang" perintahku
aku langsung memutuskan teleponku dengan kazuma. Aku tidak menyangka akan bertemu dengan bocah itu di taman.
"apa [Name] melihatku? kurasa tidak" gumamku khawatir
Aku mengambil kopiku yang sudah disiapkan diatas mejakerjaku dan menegukkanya hingga habis. Aku benar-benar frustasi.
"bagaimana bisa [Name] tidak memberikan bocah itu marga" gumamku lagi sambil berdiri menatap luar jendela
"apa marga tidak sepenting itu, [Name]" gumamku
.
#Skip besok paginya
"10 menit lagi kau ada meeting penting dengan para direktur dan pejabat dari grup A. jam 2 siang kau ada pertemuan dengan direktur Sam, dia mengajukan kerja sama antara perusahaan dan perusahaannya di Australia. Jam 7 malam kau ada acara makan malam dengan keluarga Lau di restoran ryutenmon. Jam 10 malam kau harus menyelesaikan dokumen kemarin." Jelas kazuma mengingatkanku pada jadwal
"apa ada yang lain?" tanyaku berjalan ke ruang meeting
"untuk besok aku akan membawakanmu dokumen tentang meeting minggu lalu dan dokumen peningkatan saham" ucap kazuma
"apa kau sudah melakukan tes DNA pada bocah itu?" tanyaku tanpa menatapnya
"sudah, kemungkinan hasilnya keluar nanti siang. Aku nanti akan meletakkannya diatas meja" ucap kazuma membukakan pintu ruangan meeting untukku
"Baik" ucapku merapikan jas yangku pakai sebelum masuk ke ruangan itu.
2 jam berlalu, Meeting kali ini dibilang lancer dan sukses. Aku sangat banga akan diriku yang bisa mengarahkan semuanya pada tujuanku, membangun perusahaan ini. sejauh ini tidak ada hambatan atau masalah yang menimpa perusahaanku. Semua yang kudapat hanyalah peningkatan Dan peningkatan. Aku tersenyum setelah sekian lama tidak melengkungkan bibirku karna sebuah kesenangan. Entahlah berapa lama.
Aku kembali ke ruanganku dan duduk dikursi kebangsaanku untuk mengistirahatkan tubuhku sejenak.aku melirik jam tangan di pergelangan tanganku yang menunjukkan jam makan siang.
Aku ingat satu hal, untuk sedikit menjahili si [Name]
"Kazuma, suruh [Full Name] yang membersihkan ruangan rapat tadi dan sekalian bersihkan juga ruanganku. Sekarang" ucapku ditelepon
"Baik, tuan" ucap kazuma disebrang sana. Aku menutupnya setelah itu.
"Baiklah, sekarang dengan bocah itu" ucapku
.
Aku melangkahkan kakiku memasuki taman kota, aku pergi ke tempat kemarin aku bertemu bocah itu. kulihat bocah itu tidak ada. aku duduk di bangku yang sama. Sembari menunggunya aku sambil menikmati secangkir kopi dan mengangkat sebelah kakiku.
Kulihat hanya beberapa orang yang berada ditaman ini. wanita mengajak anjingnya berjalan dan beberapa mengendarai sepeda dan juga beberapa pasangan terlihat duduk disini
Lalu sorot mataku menangkap sosok anak kecil yang ku cari tengah duduk di bangku tidak jauh dariku. Lalu aku memampirinya.
"Oi, bocah" ucapku berdiri didepannya
"Oh, Om. Om yang kemarin" ucapnya
"sedang apa kau disini? Makan siang?" tanyaku
"sebenarnya begitu, aku hanya menunggu oka-san " ucapnya
"Tapi ibumu baru saja ku suruh bersih-bersih untuk bisa menemuimu" batinku
Aku mensejajarkan tubuhku padanya
"mau makan dengan om?" tawarku
YOU ARE READING
[HIATUS]My Boss is My Ex-Boyfriend (Levi Ackerman x Reader)
Short StoryLelaki yang sangat populer dan jenius semasa SMA menjadikanmu kekasih rahasianya. Lelaki yang beribawa dan memberikanmu banyak cinta, ternyata seseorang yang akan membawa keterpurukkan bagimu. apa yang akan terjadi jika tempatmu berkerja saat ini m...