O.O

148 11 1
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Twins Written By
﹫ Aella Acedia


Tokyo , ©1 9 5 6 - 1 9 6 0

𝐓𝐖𝐈𝐍𝐒
"The bell of bless"

.
.
.
.
.

[ PART 0

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ PART 0.0 ]

Lonceng Gereja berbunyi, menggema menghiasi sunyinya kota tersebut pada sore hari. Bersamaan dengan itu lahirlah sepasang anak kembar yang diberkati oleh lonceng Gereja.

Dokter menggendong tubuh salah satu anak dengan hati - hati, mengantarkannya kepada Ibunda mereka "Selamat yah, bayinya kembar," ucap Dokter seraya menyalurkan senyuman lebar.

Tidak lama kemudian Suster yang membawa salah satu anak kembar masuk kedalam ruangan "Selamat yah pak, bu," ujar Suster tersebut ikut senang, dan menaruh bayi tersebut ke pelukan Ibunya.

"Anaknya kembar laki - laki," ujar Dokter dan Suster tersebut secara bersamaan, mereka begitu tampak sangat bahagia.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ✫ ✫ ✫ ✫

Kini umur anak kembar tersebut telah menginjak empat tahun, namun mereka tidak akan pernah tau apa yang takdir telah persiapkan untuk mereka.

"Tsukasa, ayo tangkap Aku!" Sang kakak berlari membawa mainan ditangannya, meninggalkan sang adik yang berada dibelakangnya.

"Amane! Jangan berlari sangat kencang Aku tidak bisa mengejarmu." Sang adik berlari dengan napas tersengal - sengal mengekori kakaknya di belakang.

Mereka berhenti berlari ketika mendengar suara, suara piring pecah dari dalam rumah. Seketika mereka berlari memasuki rumah, melihat apa yang sedang terjadi. Yang mereka lihat adalah wajah marah sang Ibu kepada Ayah mereka, dan mengatakan beberapa hal yang tidak dapat mereka mengerti.

"POKOKNYA AKU MAU KITA BERPISAH!" ucap sang Ibu dengan suara yang lantang sehingga membuat kaget kedua anak kembar tersebut.

"TERSERAH, ENYALAH KAU DARI HADAPAN KU!" ujar sang Ayah dengan suara tak kalah lantangnya mengusir Ibu mereka. Perempuan itu mempercepat langkahnya keluar dari rumah itu sembari menyeret koper yang dibawanya.

"Tsukasa, kau ikut dengan Ibu," ucap sang Ibu memegang pergelangan tangan Tsukasa dengan kasar, menariknya untuk ikut bersamanya.

"Tsukasa!"

"Amane!"

Anak kembar itu berteriak secara bersamaan menyerukan nama satu sama lain, Amane berlari mengejar Tsukasa namun ia ditahan oleh Ayahnya. Ayahnya memeluk Amane dengan erat, ia enggan untuk melepaskannya. Amane memberontak ia tidak ingin dipisahkan dari adik kembarnya.

Mereka berdua menangis melihat jarak diantara mereka kian membesar, kini Tsukasa sudah berada di mobil siap untuk pergi kemanapun Ibunya membawanya pergi. Amane yang berhasil lepas dari pelukan erat sang Ayah bergegas berlari menuju kaca jendela mobil tempat Tsukasa duduk; Jendela kaca mobil terbuka, mereka saling menggapai namun Amane tidak cukup tinggi untuk menggapai tangan mungil adiknya.

"Amane!"

"Maafkan Aku Tsukasa ..."

Mobil yang membawa Tsukasa dan Ibunya melaju pergi, menyisakan tangis seorang anak kembar yang telah dipisahkan dari saudara kembarnya. Ia terduduk dipinggir jalan, menangis dalam diam sebelum akhirnya Ayahnya membawa ia masuk kedalam rumah mereka.

Takdir anak kembar begitu menyedihkan. Hanya karena alasan egois orang dewasa, mereka akhirnya dipisahkan.

 Hanya karena alasan egois orang dewasa, mereka akhirnya dipisahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"don't forget to vote & coment! <3"

𝐓 𝐖 𝐈 𝐍 𝐒!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang