perihal 1

7 2 0
                                    


Rembulan sudah berdiri kokoh di indahnya cakrawala, malam ini. Saat Diza menyingkap tabir putih, yang menghalangi indahnya pemandangan malam ibukota. Tak ada kata sepi, pun jeda bagi para budak korporat hingga para pemilik instansi.

Di sini, dari balik kaca besar unit apartemen milik suaminya, yang sudah dua minggu ia tempati.

Tepatnya hari itu, dimana dengan lantang, mas saka -yang kini menjadi suaminya- menjadikan Diza sebagai istri sah di depan semua mata yang turut hadir di hari bahagia mereka. Sekaligus akhir bagi cinta sepihak milik Diza.

***

Lantas malam ini, hanya sepasang dalaman berenda warna hitam, berbalut kemeja putih kebesaran milik suaminya. Diza menyesap es krim yang sudah mulai mencair karena terlalu lama dibiarkan.

Sedang ia terlalu sibuk akan lamunan dan euforia, akan indahnya hari-hari baru miliknya. Dimana ada mas saka yang terus berlarian kesana kemari diotaknya.

Diza sudah menasbihkan diri bahwa Perasaannya akan selalu sama untuk mas saka, walaupun mereka belum saling terbuka sepenuhnya. Setidaknya dengan ikrar suci pernikahan, Diza harap semua akan berkembang perlahan. Walaupun ia sendiri mengakui bahwa dirinya bukanlah tipe orang yang mau membuka diri, maka sekarang ia akan berusaha untuk mengungkapkan perasaan dan semua tentang dirinya dengan leluasa pada mas saka, seperti yang sering mereka bahas saat pillow talk moment di malam-malam sebelumnya.

Ya, Pillow talk. Sudah tiga hari mereka tidak membahasnya, sejak mas saka pergi ke Johor untuk perjalanan bisnis di hari kamis lalu. Dan berjanji akan pulang besok siang, secepatnya.

***

Dan sudah delapan jam selepas tadi sore, Terakhir mereka berkomunikasi lewat panggilan video sebelum terputus karena dering telpon mas saka agar ke tempat meeting segera, suaminya sendiri yang mengabarkan hal itu lewat pesan singkat karena panggilan mereka yang berakhir tiba-tiba .

Namun setelah tidur beberapa jam setelahnya, Diza terbangun karena cacing-cacing di perutnya yang meminta jatah. Tapi saat membayangkan makan malam sendirian, hal tersebut lantas ia urungkan, Hingga nampak beberapa potong eskrim di freezer saat menilik kedalam lemari pendingin di dapur yang memang sengaja ia beli saat belanja bulanan beberapa hari lalu.

Sebenarnya bukan dengan sengaja Diza berlama-lama menikmati indahnya Jakarta ditengah malam seperti saat ini, Apalagi dengan mengenakan pakaian seperti sekarang, tentu saja karena mas saka sedang tidak ada, Bukan karena tidak akan dipinjami, tetapi karena Diza masih malu-malu untuk berpakaian terbuka didepan suaminya itu.

Diza takut jika mas saka berpikir bahwa ia adalah wanita perayu dan semacamnya, sehingga saat melakukan kegiatan suami-istri sekalipun ia hanya akan menurut jika mas saka yang meminta duluan untuk berpakaian atau melakukan hal-hal yang suaminya inginkan.

Seperti saat kali kelima mereka bercinta, suaminya merengek agar mereka melakukannya di mini bar apartemen, dengan Diza yang hanya mengenakan sepotong apron saja . Dan tentu saja Diza tak menurutinya segera, kecuali saat mas saka mengatakan bahwa dirinya tidak memaksa jika Diza belum siap melakukan gaya bercinta yang asing menurutnya, berbanding terbalik dengan raut kecewa yang ia tampilkan. Sehingga tanpa aba-aba Diza berlari ke dapur untuk mengambil apron bersih dan dengan sigap melepas pakaiannya, setelah bersih-bersih dan berdiam agak lama dikamar mandi.

Dan ya tentu saja mas saka terkejut dan menampakkan ekspresi tak terbaca saat melihat Diza kembali ke kamar dengan sepotong apron saja. lalu ia menggamit uluran tangan istrinya itu secara naluriah dan mengikutinya dalam diam menuju dapur. Kemudian kembali bersuara saat melihat Diza kesulitan menaiki mini bar karena apron hitam yang ia kenakan.

Tapi, jangan bayangkan jika Diza sepolos itu, Sekalipun untuk kali pertama ia memang melepas virgin bersama suaminya, Namun sex tidaklah terlalu tabu untuknya. Karena Diza sendiri kerap kali membaca novel romansa dewasa dengan kata-kata vulgar yang penulis cantumkan, Hingga marathon movie 365 DNI, Twillight, fifty shades of grey dengan full series, serta beberapa potong adegan di film western lainnya, yang memang ia tonton karena jalan cerita yang menarik dan bukan dikhususkan karena scene yang penuh gairah dan semacamnya. Tentu saja ia tak suka menonton video-video pornografi yang bertebaran, big no .

***

"Iya dy, kalo ngga ada hambatan, mungkin besok siang mas udah sampe rumah" tutur lelaki di sebrang sana. Yang baru saja menelepon saat membaca pesan diza, ketika ia tak kunjung berminat tuk kembali memejamkan mata.

"Ok mas suami, sampai ketemu besok" dengan ringan, harapan diza mengudara.

Namun, harap itu hanya bertahan beberapa saat.
Sebelum jatuh sedalam-dalamnya oleh suara perempuan yang setengah berteriak memanggil suaminya.

"Zaakk, tolong ambilin papper bag ku di Deket sofa"
seketika Diza membeku, suara siapa itu?bukankah tadi suaminya bilang bahwa langsung ke hotel setelah pertemuan yang katanya segera.

Saat riuh spekulasi memenuhi benaknya, lidah tak kunjung jua bersuara. Hingga tersadar saat ponselnya tak lagi terhubung dengan mas saka.

Jadi, benarkah pria itu miliknya?









Ayo ada apa nih sama diza dan mas saka?
Yuk lanjut baca! biar tau kelanjutan dari rumitanya kisah mereka.

Jangan lupa masukkin ke perpustakaan pribadi ya, biar ga ketinggalan kalo aku up.

See u sobat online ku,
Keep enjoy dizaka story!✨

Hilang MaknaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang