Episode 4

63 9 0
                                    

Saat wajah Yelena memucat, Hans berkata dengan putus asa,

"Ah, atapnya."

"Tolong lewat sini!"

Anna segera meraih tangan Yelena dan menariknya pergi.

Dia membawa Yelena ke dapur dan menggali abu di bawah tungku.

Yang mengejutkan Yelena, sebuah pintu kayu menuju ruang bawah tanah muncul.

"Silakan masuk."

Yelena dengan cepat membuka pintu dan menuruni tangga.

Tapi kemudian dia melihat ke atas.

Anna tidak bergerak.

"Anna, ayolah."

"Aku tidak akan pergi."

"Eh? Kenapa tidak?"

Apa yang dia maksud?

"Jangan bilang, karena ruang bawah tanahnya sempit?"

Yelena menunduk.

Dia belum memeriksanya dengan benar tetapi ruang bawah tanah cukup terlihat.

Anna samar-samar tertawa dan berkata,

"Kami membutuhkan seseorang untuk menumpuk abu lagi dan menyembunyikan pintu masuk. Tidak ada gunanya jika Anda ditemukan. "

"Tapi Hans bisa..."

Bukankah itu berarti hanya meninggalkan satu orang?

Ketika Yelena memikirkan itu, Anna berkata,

"Kami sudah menikah."

"..."

"Kita tidak bisa dilahirkan di dunia ini pada hari dan waktu yang sama, tapi setidaknya kita harus pergi bersama."

"An-"

Saat itulah, ketika Yelena hendak memanggil Anna, mereka mendengar suara keras dari luar yang tidak bisa mereka abaikan lagi.

"Anna!"

Anna menutup pintu.
Suara berkurang sedikit setelah pintu kayu ditutup

Tapi itu hanya sedikit.

Dia masih bisa mendengar suara atap yang benar-benar hancur, dan suara sesuatu yang pecah dan jatuh.

Sepertinya terkadang tangisan dan jeritan aneh juga bercampur.

Dengan tubuh yang menegang karena ketakutan, Yelena memaksa tubuhnya untuk bergerak kemudian kehilangan pijakannya saat akan menuruni tangga.

".....Ugh!"

Setelah Yelena jatuh dari tangga dengan hanya beberapa langkah lagi, dia menggertakkan giginya.

Meskipun pergelangan kakinya terasa sangat sakit karena mungkin terkilir saat dia jatuh, dia tidak bisa mengeluarkan suara.

Ruang bawah tanah itu gelap.

Yelena merasakan dinding dengan tangannya yang gemetar untuk menemukan dan membawa dirinya ke sudut ruangan.

Kemudian, dia menyandarkan punggungnya di sudut dan meringkuk.

Saat dia melakukan itu, suara mengerikan dari lantai atas terus terdengar.

Yelena menyatukan lututnya dan membenamkan kepalanya di antaranya.

Dia tidak bisa melihat apa pun dengan benar karena hari itu gelap, tetapi dia melakukannya secara naluriah.

Seluruh tubuhnya gemetar seperti daun.

'Ibu.'

Yang pertama diingat Yelena adalah wajah mendiang ibunya.

I'll Be The Warrior's MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang