II: Ibra dan Viona?

22 4 5
                                    

Hari ini adalah hari Senin, hari dimana banyak orang membencinya, namun berbeda hal nya dengan Gita. Ia sangat merindukan sahabat sahabatnya itu, terutama Ibra.

"WOY GIT GW LIAT PR FISIKA DONG" sapa sahabatnya
yang tak lain adalah Aurelia.

"Eh monyet, lu dateng dateng bukannya salam atau apa kek malah teriak-teriak. Ngerusak ke estetikan pagi gue aja" Marah Viona.

Fianka Aurelia Jovita dan Viona Adiratna Putra Mahesa. Mereka adalah sahabat setia Gita sejak mereka bertiga berumur 5 tahun. Lebih tepatnya mereka berteman sudah 12 tahun lamanya.

"Berisik lu berdua!" sahut Arjuna, si ketua kelas.

"Maap pa ketu" ucap Aurel sembari menundukan kepalanya.

"Nih buruan salin PR gue, keburu bel bunyi" ujar Gita sambil menyodorkan buku tulis fisikanya, yang ia kerjakan kemarin malam.

"Aduh aduh baik banget si sahabat gw yang satu ini" ucap Aurel sembari mengecup sekilas pipi Gita.

"Ih najis" ujar Viona

"Iri aja lo badak" ledek Aurel

"Dih enak aja lo" ucap Viona tidak terima

Aurel dan Viona sering sekali bertengkar sejak kecil, Gita yang mendengar mereka bertengkar pun sudah menjadi makanan sehari hari. Justru kalau Aurel dan Viona tidak bertengkar, Gita malah curiga.

♧♧♧

Pagi itu pukul 06.55 Ibra hampir saja telat sampai ke sekolahnya, di karena kan pak Budi supir setia Ibra tidak datang kerja. Yang mengharuskan Ibra menaiki angkot dan sialnya ban angkot tersebut bocor saat perjalanan ke sekolahnya.

"Ah elah kenapa harus bocor si itu ban, untung ga telat" dumel Ibra dengan ekspresi marahnya.

Gita yang berada di lantai 2 gedung sekolahnya itupun gemes melihat Ibra ngedumel dengan menunjukan ekspresi marahnya.

"Gemes banget si" ucap Gita pelan sambil tersenyum

"Ceilah pagi pagi udah senyum pasti ngeliatin Ibra" tegur Viona sambil menepuk pundak Gita

"Ssstt jangan keras keras Vi, ntar klo kedengeran berabe" ucap Gita sambil mengarahkan jari telunjuknya di bibir, mengisyaratkan Viona untuk diam.

"Hahaha lagian si Ibra udah tau ini, udah yu ngeliatin Ibranya mending masuk kelas udah mau bel. Pelajaran pertama kan pelajaran bu Eti ntar yang ada malah kena omel lu kalau masih disini" ajak Viona.

"Yaudah ayo masuk, gw gamau kena omelan dia lagi" ucap Gita meninggalkan Viona di balkon.

♧♧♧

"...Kring...Kring...Kring..."

Bel istirat pertama berbunyi

"Eh mau jajan apaan?" Tanya Aurel

"Gue gak ikut ke kantin ya, bawa bekel" ucap Viona sambil menunjukan kotak bekalnya yang berwarna abu-abu.

"Yaudah ayo Git ke kantin" ajak Aurel

"Bentar gue beresin buku dulu" ujar Gita

"Yaudah gue jalan pelan pelan" ucap Aurel

Sesudah Gita membereskan bukunya ia segera menghampiri Aurel yang tidak jauh dari kelas

Sesampainya di kantin, mereka pun memesan bakso yang hari hari biasanya mereka pesan.

"Rel gw titip aja ya, males ngantre" ucap Gita yang agak sedikit teriak, karena keadaan kantin yang cukup berisik.

"Oke" ujar Aurel sambil mengangkat jempolnya.

Tak jauh dari tempat duduk Gita dan Aurel, ada Ibra yang sedang berbincang dengan Satya. Teman dekatnya.

Gita yang penasaran pun agak mendekatkan dirinya ke arah tempat duduk Ibra dan Satya agar bisa mendengar perbincangan mereka.

"Gimana hubungan lu sama Viona?" Tanya Satya kepada Ibra.

"Masih sama" ujar Ibra singkat.

"Ya ampun bra kasian banget si" ucap Satya.

"WOY GIT" panggil Aurel yang sudah duduk di sebelah Gita.

"Eh iya sini bakso gue" ucap Gita sedikit kaget.

"Lo kenapa si Git?" tanya Aurel bingung melihat perilaku sahabatnya ini.

"Tadi gw denger Satya sama Ibra ngomongin Viona, tapi ada hubungan gitu" jelas Gita kepada Aurel.

"HAH MEREKA PACARAN?" ujar Aurel kaget.

4 Juli 2021

Ibra dan GitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang