1

1K 123 28
                                    

Note:
Nama bergaris tebal di awal paragraf menandakan sudut pandang (POV)

—□—■—□—

[Name]

Aku menerjap, langit-langit kamar terkena sinar yang tersembul dari tirai jendela. Rupanya pagi telah tiba. Hari-hari membosankan akan selalu berputar dalam kehidupanku. Aku hanya akan pergi sekolah, belajar lalu pulang dan kembali tidur. Aku mengikuti organisasi jurnalistik mengambil dua tugas sekaligus; penyiar radio sekolah dan reporter dan anggota Kelompok Ilmiah Remaja. Aku amat sibuk, tapi sedikit lenggang setelah berhenti di organisasi KIR. Ponselku telah berdering lebih dari semenit sementara aku masih terkulai di bantalan empuk.

Hari pertama menstruasi dan hari terakhir ujian semester adalah perpaduan yang unik.

Aku bangkit dari sana, menapakkan kaki di lantai pualam yang dingin. Merapikan dulu tempat tidur baru membuka tirai kelabu. Seprai ku dan bantal pun warnanya kelabu, bahkan barang-barang kecil ku warnanya dominan kelabu, hitam dan putih karena aku menyukainya dan warna itu terlihat bersih dan rapi. Aku terlahir di keluarga yang menjunjung tatanan rapi. Ibuku adalah dokter bedah dan ayahku seorang jaksa. Keduanya jarang pulang dan tidak akur satu sama lain. Terlebih lagi setelah kejadian di 27 September: peringatan hari kematian sahabatku, Neelam.

Aku pergi ke rak buku, memilih buku pelajaran dan memasukan barang-barang ke dalam tas. Aku mengisi baterai ponsel dan memasuk sertakan kamera untuk kesenangan pribadi. Kuraih sebotol air putih yang terletak di meja, meminumnya lalu menampung air hangat untuk berendam. Aku masih punya waktu satu jam sebelum pintu gerbang sekolah ditutup. Aku suka berendam di pagi dan sore hari, karena aku akan diam dan melamun sambil bermain air.

Tak banyak yang ku pikirkan. Misalnya kapan ayah atau bunda pulang, apa aku boleh memelihara kucing, mengingat-ingat pr yang belum ku kerjakan, atau cerpen yang harus aku siapkan untuk lomba online di Kalimantan.

Setelah lama di kamar mandi, aku memakai seragam formalku. Sekolah akan mengadakan upacara rutin hari senin meski siswa harus letih dan masih bertarung dengan ujian. Aku menepuk lekukan di rok kelabu yang panjang, merapihkan kerah dan mengikat dasi. Rambutku yang pirang aku sisir rapi dan mengikatnya tinggi. Peraturan sekolah: perempuan yang rambutnya panjang harus diikat atau dikepang. Lalu aku meneteskan air pembersih mata ke mata kelabu terangku.

Aku memang blesteran, bunda asli Rusia dan ayah genetik Jawa. Tapi kebanyakan orang bilang aku tidak mirip setitikpun dengan ayah dan aku adalah boneka replika dari bunda. Kedua orangtuaku punya reputasi yang baik di masyarakat dan aku pun selalu berusaha tetap membuat nama mereka bersih. Tapi di suatu ketika, aku yang bahkan tidak pernah berniat, mencipratkan tinta hitam di nama bersih mereka.

Aku adalah [Name], si murid produktif yang duduk di urutan ke dua dari ranking satu angkatan, ketua penyiar radio sekolah dan peraih piala sastra bahasa–adalah seorang sahabat yang mendorong sahabat polosnya Neelam ke jurang tekanan bunuh diri. Aku adalah anak populer dan punya banyak kenalan kemudian aku bertemu Neelam. Saat kami bertemu, Kami masih murid baru di SMP dan berada di semester awal. Neelam adalah murid penyuka buku dan keheningan tenang yang biasa disebut "culun" dan orang-orang menganggapnya aneh. Tapi tidak bagiku. Akupun penyuka buku, dan suka ketenangan walau aku seorang yang bergabung di lingkungan sosial ramai, aku selalu letih terhadap kebisingan.

Kami kemudian berteman baik. Tentu aku yang mengajaknya karena dia terlalu pemalu. Pertemanan kami berlalu dengan baik, menciptakan kenangan menyenangkan dan rupanya bunda serta ayah juga menyukai Neelam. Dia anak lembut, pemalu dan wajahnya yang bulat dan putih sering kali memerah karena panas dan matahari. Kami sering pergi ke taman, memakan eskrim di atas ayunan, pergi ke perpustakaan umum, atau berkeliling kota naik delman. Kami punya banyak foto yang terkenang. Itulah kenapa aku sama sekali tidak bisa melupakannya dan tidak berhenti menyalahkan diri sendiri.

ᴀɴᴏᴛʜᴇʀ Dɪᴍᴇɴsɪᴏɴ | 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑖𝑏𝑜𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang