Bab 3b

327 31 1
                                    

Aku terbangun karena rasa hangat di sebelah pipiku. Saat membuka mata, kusadari tengah berada dalam pelukan seorang lelaki. Otakku langsung bekerja untuk mengumpulkan potongan-potongan kejadian yang terjadi semalam. Ketika semua itu akhirnya terkumpul lengkap, pipiku seketika terasa membara.

Laki-laki ini adalah suamiku. Laki-laki menyebalkan yang juga kusukai diam-diam saat SMA. Ah, aku masih tidak percaya kami akhirnya menikah. Aku juga tak menyangka bahwa setelah sekian lama, saat akhirnya bertemu kembali, perasaanku padanya sama sekali tak berubah.

Ada yang bilang naksir seseorang hanya berlangsung sampai empat bulan. Jika lebih dari itu, artinya kau benar-benar mencintainya. Aku benci mengakui hal itu memang benar dan terbukti padaku.

Tuhan memang punya rencana-rencana indah untuk menyatukan hambanya. Dulu saat akhirnya berpisah dengan Vano, kupikir akan sangat sulit untuk bangkit kembali. Namun, ternyata Tuhan punya rencana baik untukku. Aku bertemu kembali dengan cintaku saat SMA. Dengan status yang kini telah sah menjadi istrinya.

Aku melirik Althaf yang masih terlelap. Wajahnya tampak damai. Aku tersenyum simpul menatapnya. Laki-laki yang sudah sah menjadi suamiku ini punya otak yang pintar, tapi sayangnya cukup kaku. Tidak seperti kebanyakan orang, dulu saat SMA ia tampaknya lebih suka ke mana-mana seorang diri. Mungkin karena kurang pandai bergaul. Seperti yang kudengar dari beberapa teman, setiap kali Althaf diajak berbicara, ia selalu berhasil membuat lawan bicaranya merasa kesal karena kalimat yang ia ucapkan sama sekali tidak lulus saringan. Dan hal itu juga terjadi padaku. Membuatku sempat membencinya, tapi berakhir dengan naksir habis-habisan karena menyadari bahwa laki-laki ini punya pribadi unik yang memikat hati.

Aku masih tidak percaya bahwa kami telah menikah. Waktu itu aku pernah bertanya mengapa ia melamarku. Althaf bilang karena ia ingin menikah dan tertarik padaku. Karena sama sekali tidak pernah pacaran, Althaf sengaja minta dicarikan calon istri pada ibunya. Ia bilang lebih percaya pada pilihan sang ibu. Hal ini merupakan hal yang cukup langka terjadi pada lelaki zaman sekarang.

Awalnya tentu saja aku tidak percaya dengan jawaban itu. Untuk dua puluh tujuh tahun hidupnya, itu terasa mustahil. Setelah kuliah di daratan benua lain dan punya penampilan yang cukup baik, masa ia sama sekali tidak menemukan perempuan yang menarik untuk dijadikan pendamping. Tapi karena orang ini adalah Althaf, aku akhirnya percaya. Terlebih saat Althaf bilang tertarik padaku saat ibunya mengajukanku sebagai calon istri. Aku langsung merasa ingin terbang ke langit ke tujuh.

Aku terus menatap Althaf sambil mengingat-ingat obrolan bersama ibu mertuaku. Sejak tahu aku akan segera menjadi menantunya, ibu mertuaku banyak sekali membocorkan hal-hal tentang putranya. Termasuk saat Althaf yang menyebut dirinya sendiri Ata ketika balita dulu. Terdengar imut sekali bukan? Karena itu, aku pun akhirnya memutuskan untuk memanggilnya "Ata" sebagai panggilan sayang.

Kamu makin cakep ya, Ta. Masih setampan dulu.

Dalam hati aku mendesah kagum. Althaf yang sekarang terlihat lebih matang. Fisiknya juga berubah. Tapi aku yakin sesuatu dalam dirinya masihlah Althaf yang sama. Yang mencuri hatiku sejak dulu.

"Pagi." Tiba-tiba saja kedua matanya membuka.

Aku nyaris saja terlonjak karena kaget. Sejak kapan ia bangun? Apa aku sudah ketahuan karena asik menatap wajahnya tanpa kedip? Bukannya menjawab, demi menepis malu aku kembali memejamkan mata. Berpura-pura tidur meskipun rasanya percuma.

"Mandi yuk."

Aku diajak mandi? Berdua?

"Duluan aja," gumamku masih dengan mata terpejam. Aku belum siap kalau harus mandi berdua. Walaupun semalam...

"Oke," jawabnya.

Aku pun merasa ada gerakan di depanku, membuatku otomatis membuka mata. Suamiku itu sudah keluar dari selimut dan duduk di pinggiran tempat tidur. Aku langsung terkesiap dan kembali memejamkan mata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Komitmen (JGK New version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang