PROLOG

92 14 6
                                    

----

"Heh, pincang!" Panggilannya dengan nada membentak."gak usah lo deket deket sama juna lagi, juna itu milik gue! Juna itu pacar gue! Jadi... Gue minta, lo enyah dari kehidupan juna sekarang juga!! "

"Lo itu cuma manusia pincang yang gak berguna!! "

----

"Nama kita sama ya ra.. "

"Tapi takdir kita berbeda! "

----

"Pergi jun, gue itu cuma parasit pengganggu kehidupan lo doang." Pinta gadis itu lirih seraya menunduk tidak berani menatap."gue cuma sampah. Sampah yang gak seharusnya ada di sisi lo! "

----

"Ra... gue sayang sama lo"

"Tapi sayang lo ke gue cuma sebatas sahabat aja jun. "

"Gak ra, gue bener-bener sayang sama lo.. "

"Tapi lo punya Sandra jun, pacar lo!"

----


"Anak haram kaya lo itu gak pantes hidup! "

"Lo itu pantesnya mati! "

"Dasar cacat! "

----

Gadis kurus itu berjalan perlahan, seraya menyeret sebelah kakinya. Di gelapnya malam serta gemericik air hujan, yang kian menderas. memabashi tubuh ringkih nya. Gadis menyedihkan itu harus menahan sakit di lengannya, seraya tertatih-tatih menahan rasa sakit di dadanya. Menahan rasa sesak di hatinya. Dunia memang sekejam itu.

Tetes demi tetes darah mengalir di tangan kirinya. Berbarengan dengan air mata yang tak henti-hentinya mengalir di pipi merahnya. Berbarengan dengan derasnya air hujan, serta dinginnya udara malam yang kian menusuk.

JUNAIRA DENISHWARA gadis cacat dengan seribu masalah di hidupnya. Kehidupannya yang tak pernah di inginkan siapapun. Dia harus bersusah payah bertahan hidup dengan segala bullyan serta olok-olok dari beberapa orang yang tak suka akan ke hadirnya.

"Tuhan... Bolehkah ambil aku saat ini juga.. Kumohon.. "Jerit nya serak. Tubuh ringkih nya terduduk di jalan aspal. Junaira menunduk lemah dengan tangis yang kian menderas.

Kehidupannya yang tidak pernah berpihak. Mungkin Tuhan terlalu baik padanya. Sehingga dia di lahirkan hanya untuk jadi bahan tertawaan.

"Tuhan.... Kumohon....

Perlahan kegelapan menguasai pandangannya. Rasa sakit di tangan nya kian tak terasa. Tetes demi tetes air hujan masuk ke rongga matanya, yang kian tertutup. Gadis lemah itu tak sadarkan diri. ditengahnya deras hujan yang kian tak terhenti...

----




Hehe apa kabar😅

Lanjut gak nih di part satu?

JunairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang