2.PERTANYAAN BODOH

56 14 9
                                    

Hadirku tak pernah diinginkan, sedangkan Tuhan masih saja menghadirkanku di dunia kejam ini...























-----

Sakit menjalari di setiap inci tubuh gadis kurus itu. Ira meringis kesakitan tak kala kulit lebam bekas pukulan Sandra beserta pukulan dari ibunya, ketika terkena dinginnya air.

Perih... tubuhnya sepeti tersayat silet tajam. ketika air mengguyur tubuhnya.
Semalam ira kira ibunya akan berhenti menyiksa nya. Tapi ternyata ira salah, ibunya kembali melukai nya, menendangnya, bahkan memukulinya, sampai dia puas. Hingga membuat ira mendapatkan banyak luka seperti ini. Entah apa salahnya, sampai sampai membuat ibunya begitu sangat membenci ira.

Setiap hari, bahkan setiap saat. Sedikit... Saja junaira membuat kesalahan, ibunya pasti tak segan akan memukulinya.

Dan kemarin malam, ibunya kembali melakukan hal yang sama. Seperti sebelum sebelumnya. Menyiksa ira sampai puas. Munkin jika bisa sampai_____mati sekali pun dia kan terus melakukannya.

Isak tangis tak henti-hentinya keluar dari dalam mulut ira. Pagi ini dia harus sekolah. Tapi entah mengapa kepalanya tiba-tiba sakit. Ira tak mempermasalahkan lebam serata luka di tubuhnya untuk jadi alasan tak sekolah. Tapi kali ini kepalanya benar-benar sangat sakit. Hingga pandangan di depan nya berputar tak beraturan.

DEBUM...

suara gebrakan di luar kamar mandi, tiba-tiba masuk indra pendengar nya. Ada apa?

"IRA, SAMPAI KAPAN KAMU AKAN DI DALAM KAMAR MANDI! "

itu suara ibunya. Bisa ira tebak jika ibunya kini tengah marah.

"Cepat keluar, juna ada di depan menunggu kamu. Ibu mau berangkat kerja. " Ucap mira dengan nada normal, lalu suara ketukan langkah nya sudah pergi menjauh.

Ira masih diam membisu di dalam kamar mandi.

"Juna... " Lirih ira. Satu lagi masalah datang padanya.

----

"Kenapa gak bilang kalo lo itu sakit. " Protes juna pada ira, yang tengah menyuapkan bubur yang baru saja beberapa menit lalu di pesan oleh juna lewat online.

"Kenapa harus bilang, lagi pula sakit gue gak seberapa. " Ketus ira. Gak seberapa apanya ra.

"Iya, iya.. Lo emang selalu berhasil nutupin masalah lo dari gue ra. Lo emang jagonya gue tau. " Pasrah juna pada ira.

"Gak semua masalah harus gue tampung ke lo jun. " Sambar ira

"Gak semua masalah juga harus lo tutupin dari gue ra... "

"Terserah lo deh. " Ucap ira jengkel.

Keduanya yang memang dari tadi tengah duduk bersisian di ruang tamu. Kini malah berdebat perihal masalah sepele yang tak seharusnya juna tau. Sepele apanya ra.. Ira bedecih dalam hati.

"Lo gak sekolah? " Tanya juna menatap ira.

Ira menatap juna sebentar lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Gak, gue kan sakit. " Jawab ira ketus.

JunairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang