6.

8 2 2
                                    

"Rin, buru.. Lama banget sih dandannya." Ucap Zena geram yang berada di ambang pintu. Mereka tinggal menunggu Ririn saja yang masih berada didalam kamar.

"Rin, kita kan petugas, buruan dong..." Kali ini Gera ikut menimpali.

"Iya² bentar, buku aku ketinggalan." Ririn berlari kecil menuju lokernya, dan buru² memasukkan buku²nya kedalam tas nya.

"Rin, tung-"Belum genap Sabil berbicara, Ririn sudah memotong ucapannya.

"Udah kok yu.." Ririn terlihat terburu buru dan menyampirkan tasnya di bahu sebelah kanan. Mereka semua berjalan menuju kelas mereka terlebih dahulu lalu pergi ke lapangan untuk melaksanakan upacara. Lapangan memang masih sepi, karna baru jam 7 kurang 10 menit sedangkan upacara pukul 7 lewat 15 dan semua santri dan santriwati berkumpul pukul 7 lewat 5 menit jadi masih ada waktu 15 menit lagi. Santri maupun santriwati kelas 11 sudah berada di lapangan dengan sekat yang membatasi mereka. Yap upacara gabungan. Pondok ini memang melakukan upacara gabungan setiap hari senin dan kelas campuran kecuali hari jum'at dan sabtu, murid di pondok Darul Qalbi ini hanya 89 murid dengan 46 santri ikhwan dan 43 santriwati akhwat.

"BALIK KANAN BUBAR, JALAN!" Ucap para pemimpin barisan dengan lantang.

"Good job!" Ucap Adrian dengan wajah datarnya. Jika kalian mengira ini adalah upacara sungguhan. Big No, perkiraan kalian salah. Karna ini masih latihan dasar, karna setiap menjadi petugaspun mereka selalu mendadak. Biasalah,lempar sana sini petugasnya.

"Nanti yang jadi Mc jangan lupa pengumuman diakhir." Jelas Adrian sekali lagi dan tepat setelah Adrian menjelaskan semuanya denga mantap bel sekolah berbunyi santri dan santriwati langsung berbaris perjelas mereka masing². Sekolah pondok ini berada di tengah-tengah antara asrama akhwat dan ikhwan dan bersebrangan dengan masjid yang biasa digunakan untuk sholat yang dibatasi dengan jalan raya. Pondok ini lumayan besar, namun santrinya memang hanya sedikit. Biar tetap bisa mantau katanya. Dan juga terdapat 2 lapangan, yang satu yang sekarang mereka sedang pakai untuk melaksanakan upacara atau kumpul bersama. Lapangan berukuran 250×200 m ini terletak ditengah gedung bertingkat dua yang lumayan luas ini. Sedangkan lapangan yang satu lagi biasa digunakan untuk latihan ekstrakulikuler dan olahraga lainnya. Lapangan ini lebih luas dari lapangan utama, dan terbagi menjadi dua lapangan, indoor dan outdoor. Dan lapangan ini terdapat di area belakang aula. Lumayan jauh tempatnya namun strategis untuk melakukan olahraga dan ekstrakurikuler lainnya.

"BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. UPACARA HARI SENIN, TANGGAL 20 SEPTEMBER TAHUN 2021 ISLAMIC BOARDING SCHOOL DARUL QALBI SEGERA DIMULAI. MASING MASING PEMIMPIN PASUKAN MENYIAPKAN PASUKANNYA." Ucap Sabil dengan lantang, Sabil memang sering menjadi MC atau pembawa acara lainnya waktu SD dan SMP namun lebih sering SD karna waktu SMP dia lebih sering menjadi pengisi acaranya daripada pembawa acara.

"SELURUHNYA... SIAP GRAK!" Lantang seluruh pemimpin pasukan. Upacara berjalan lancar hingga bagian amanat.

"AMANAT PEMBINA UPACARA." Ucap Sabil membacakan susunan upacara yang sedang ia lakukan. Hanya terdapat amanat, dan pembacaan janji santri saja, mereka ga pakai lagu kebangsaan dan penaikan bendera itu hanya dilakukan disaat upacara 17 agustus saja.

"UNTUK AMANAT, ISTIRAHAT DITEMPAT.... GRAK!" Adrian mendahului para santri untuk istirahat ditempat. Disebrangnya sudah ada ustadz Rafi. Disamping kiri belakang terdapat, ustadz umar, dan beberapa ustadz lainnya. Disamping kanan belakang, terdapat beberapa ustadzah lainnya. Ustadz Rafi memang sudah pulang sejak semalam dan sudah ketemu sama Sabil. Sepulang rapat.

"Bismillah, Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh."

"Wa'alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh."

"Alhamdulillah, alhamdulillahirabbil 'alamin wa shalatu wa salamu'ala anbiyai mursalin wa'ala aalihi wa shahbihi ajma'in amma ba'du." Ustadz Rafi membuka ucapannya dengan segala bentuk syukurnya dan dengan sholawat atas Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam.

"Pada hari senin yang in syaa Allah berkah ini, kita semua kembali masuk sekolah dengan keadaan sehat wal afiat. Kita harus bersyukur ya.. Anak-anakku.. Karna kita masih bisa bernafas, masih bisa memperbaiki amal ibadah kita. Masih diberikan macam-macam nikmat yang belum tentu semua orang bisa mendapatkan nikmat ini. Dimulainya senin pagi yang cerah ini, in syaa Allah ekstrakurikuler yang sudah lama libur ini.. Akan kita adakan kembali, untuk Santri baru yang belum tahu ekskul apa saja bisa tanyakan pada kakak kelasnya nanti ya... Untuk pendaftaran nanti akan dijelaskan setelah upacara ini, baik untuk pengumuman selanjutnya, untuk liburan semester ganjil ini tidak pulang ya.. Karna kita bakal ngadain camping dan semua santri wajib ikut. Dan satu lagi.. Setelah upacara ini selesai, kita in syaa Allah bakal ngelaksanain pemilihan ketua osis. para calon ketua osis, akan di persilahkan menjelaskan visi dan misi mereka jika mereka terpilih menjadi ketua osis, sebelum pemilihan berlangsung. Mungkin sekian saja pengumumannya untuk hari ini. Jika ada perubahan in syaa Allah akan diberitahu secepatnya. Saya tutup, kurang lebihnya mohon maaf, wa billahi taufik wal hidayah. Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh."

"Wa'alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh."

"TEGAAAAAAKKK... GRAK!" Adrian selalu lantang dengan suaranya, suara beratnya yang selalu menjadi incaran para kaum hawa.

A few moment later

"PENGUMUMAN- PENGUMUMAN." Upacara sudah selesai, namun seperti perkataan ustadz Rafi tadi, semua santri tidak diperbolehkan keluar dari lapangan terlebih dahulu.

"Baik, kalian semua boleh duduk atau jongkok karna kemungkinan bakal lama." Setelah ucapan ustadz Rafi, kompak seluruh santri dan santriwati langsung duduk, tak peduli pada roknya yang akan kotor karna berlesehan. Yang penting duduk, pikir mereka.

"Bismillah, Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh."

"Wa'alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh."

"Alhamdulillahirrabbil 'alamin. Wabihi nasta'in wa'ala umuridduniya waladdin washalatu wassalamu'ala anbiyail mursalin wa'ala aalihi washahbihi ajma'in amma ba'd. Tidak perlu mengulur waktu, untuk calon ketua osis silahkan maju kedepan. Adrian balgari. Asyifa Afriyah Sabil. Dan Syauqi Arjune Singgih. Silahkan maju kedepan." Calon ketua osis itu langsung maju dan menghadap kearah para santri. Sabil berada di sebelah kanan ustadz Rafi. Sedangkan Syauqi dan Adrian berada di sebelah kiri ustadz Rafi. Bisik² halus mulai terdengar, entah dari kaum hawa maupun kaum adam. Ada yang memuji, ada yang mendiskusikan akan memilih siapa, dan ada pula yang bertanya-tanya heran mengapa Sabil baru masuk langsung bisa jadi calon osis? Simpel sih sebenernya. Karna para astidz juga udah kenal sama Sabil, karna Sabil dulu sering ikut acara-acara yang diadain di pondok ini saat dia lagi libur pondok. Yang sudah mengenal Sabil juga tak heran akan hal itu. Yaa gimana lagi, sebaik-baiknya kitaa. Pasti ada aja haters nya, yakan? Setelah para calon ketua itu menjelaskan visi dan misi mereka. Santri dan santriwati langsung faham mengapa Sabil langsung dijejelin untuk menjadi ketua osis, visi dan misinya saja bagus, memmbuat berkurangnya sedikit haters Sabil. Setelah itu para santri dan santriwati langsung disuruh untuk memilih para calon, sedangkan para calon duduk didepan. Seperti pemilihan biasa. Para santri dan santriwati hanya disuruhkan menuliskan nama saja. Simpel kan? Dimulai dengan para kelas 11 yang memilih, lalu kelas 12, kelas 10 berlanjut seterusnya hingga sampai dikelas 7. 2 waktu mata pelajaran sudah terlewatkan, tak terasa memang. Setelah semua santri dan santriwati selesai memilih. Para asatidz menghitung pemilihan suara itu dibantu dengan kelas 11 yang lainnya. Poin sementara para calon ketua ini adalah Adrian memimpin dengan 33 poin sedangkan diperingkat kedua ada Sabil dengan berbeda sedikit poinnya dengan Adrian Sabil mempunyai 32 poin dan Syauqi dengan 19 poin. Sedangkan tersisa 5 kartu lagi yang belum terbuka.

"3 poin untuk Syauqi." Ucap Putra yang membuka kertas pilihan itu. Sedangkan ustadz Umar menulis 3 angka romawi dibawah tulisan Syauqi.

"Sabil." Ucap Putra lagi setelah membuka kertas yang kedua dari terakhir. Putra membuka kertas terakhir ini, deg-degan? Pastilah. Sekarang posisi Sabil dan Adrian berada di kedudukan yang sama sebab poin mereka seimabang dan satu kertas inilah yang menjadi penentu mereka sekarang.

:-")

Alooooooooo semuaaa makasih yang udah baca cerita ini... Makasihh banyak banyak... Jangan lupa vote nd komennya apa yang kurang jelas dari cerita ini... Makasiiii babaiii

😉 jangan lupa follow akun wattpad ini yaa...

Sekian☺

See you on next chapter... Byee...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

S-A-B-I-L-?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang