5.

5 2 2
                                    

"Bil... Ayo.." seorang santriwati yang mengenakan kerudung berwarna maroon dengan gamis yg senada itu sedang berdiri diam bang pintu sembari menunggu temannya yang masih asyik memakai burdhanya.

"Iyaa sabar... Mau ketemu siapa sih emang? Buru² banget perasaan." jawab seseorang yg tadi dipanggil dengan panggilan 'Bil'.

"Perasaan doang.. Udah buru..." Cellyna langsung menarik tangan Sabil yg sedang memakai sendalnya.

"Kita berdua doang?" tanya Sabil yg masih tertarik oleh Cellyna.

"Iya.. Cuma ambil nasi sama lauk doang ko... Ga banyak juga.. Kan cuma satu gedung.." Jawab cellyna. Dan lanjut berjalan kembali.

🌌🌌🌌

"Assalamu'alaikum." Ucap Cellyna dan Sabil saat ingin masuk ke dalam math'am.

"Wa'alaikumussalam." Ucap seorang wanita yang terlihat agak sudah berumur dengan apron yang masih melekat di tubuhnya. Sabil dan Cellyna menghampirinya dan langsung salim kepadanya.

"Apa kabar mak?" Tanya Cellyna setelah salim pada wanita itu. Wanita paruh baya yang biasa memasak di dapur untuk santri maupun santriwati.. Beliau yang mengelola dapur kalau ibu dapur yang lain lagi libur seperti hari ini. Jadi beliau cuma sendiri disini dan sekarang adalah bagian ikhwan untuk memasak.

"Alhamdulillah baik neng.." Jawab ibu dapur itu yang biasa di panggil mak sari. "Ini saha atuh... Geulis pisan ceunah... Pake niqob segala.." Tanya
M

ak sari tak kenal dengan Sabil.

"Sabil mak..." Jawab Sabil sendiri dengan senyum yang terlihat jelas karna matanya yang menyipit seperti bulan tsabit.

"Maa syaa Allah si Sabil.... Uda geulis tambah geulis... Apa kabar neng? Lagi liburan? Lama banget ga main kesini lagi bil..." Tanya mak Sari berturut² sembari mengajak mereka memasuki dapur dan memberikan mereka 2 termos berukuran sedang dan satu baskom berisi nasi. Sabil dan Cellyna hanya terkekeh pelan mendengarnya. 'Memang sudah seperti anak sendiri.' Kata mak Sari waktu itu.

"Alhamdulillah Sabil sehat.. Sabil pindah kesini mak.. Baru tadi pagi sampe." Jawab Sabil sembari mengangkat satu termos dan Cellyna membawa satu baskom nya lagi.

"Alhamdulillah... Atuh dari dulu disini kan enak.. Gausah bolak balik ke pesantren lagi... Bisa ga tuh satunya lagi?" Tanya mak Sari khawatir.

"Emm.. Cell gmna tu?" Tanya Sabil berbisik.

"Ane bantuin deh." Ucap seorang ikhwan yang tadi hanya mendengar pembicaraan mereka dari dalam dapur bagian ikhwan dan keluar sembari langsung menerobos termos yg masih berada disamping Sabil.

"Nah yaudah tuh.. Dibantuin sama..."

🐙🐙🐙

"Makasih." Ucap Sabil pada ikhwan tadi sembari tersenyum dan juga dibalas anggukan dan senyuman juga oleh ikhwannya. Lalu ikhwan itu berkata namun tanpa suara 'abis sholat isya jangan lupa' kira² begitulah..

"Bil, kamu kenal?" Tanya Cellyna bingung. Jangan tanya pada Cellyna kenapa karna ia juga gatau ada apa. Selama diperjalanan ia hanya diam,berjalan,nafas,melirik,nafas,diam,berjalan lagi. Tak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Cellyna. Sedangkan Sabil? Mengobrol dengan ikhwan tadi tanpa dosa. Curang kan? Ia juga merasa perjalanan dari math'am hingga gedungnya tadi terasa memakan waktu lama, padahal jaraknya lumayan dekat. Sedangkan Cellyna melihat Sabil saat ini sedang bahagia sekali... 'Kenapa si..' cicit Cellyna dalam hati. Enggak lagi deh kayanya buat Cellyna ambil makan berdua doang sama Sabil.

S-A-B-I-L-?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang