Jalan depan gang

7 0 0
                                    


Halo, oktober.

Lagi, hal yang ingin aku tanyakan untuk membuka narasi ini adalah.. kamu apa kabar?

Beberapa hari yang lalu, aku sengaja lewat depan gang rumah kamu. Enggak cuma hari itu sih, soalnya aku akhir-akhir ini sering lewat situ, dan entah kenapa tanpa sengaja kepala aku bakal menoleh ke arah pagar rumah kamu yang masih terlihat dari depan gang.

Aneh, tapi entah kenapa jadi kebiasaan.

Kebiasaan yang tidak pernah aku niatkan. Mana ada aku sengaja menoleh untuk sekedar melongokkan kepala sekilas, itu seperti sebuah gerakan reflek, sepertinya sebuah wujud pengharapan kalau saja aku bisa melihatmu tiba-tiba ada berdiri di sana.

Wah, kalau saja kamu tau tentang hal ini aku tidak tau lagi harus merespon apa, bahkan untuk berani menampakkan wajahku di depanmu saja sepertinya tidak akan. Kebiasaan itu, benar-benar menjadi satu hal yang ku harap kamu tidak akan pernah tau. Maaf ya, aku malu soalnya. Tapi berapa kalipun aku menoleh ke arah rumah kamu, kamu gak ada. Tidak ada keberadaan seorang Oktober disana. Tapi itu juga membuatku sedikit lega walaupun tidak luput ada pula setitik kecewa. Aku lega, soalnya kalau kamu secara kebetulan melihat ke arahku itu sama saja aku tertangkap basah.

Aku menikmati kesendirian dalam menjalani kebiasaan yang tertuju padamu, oktober.

Biarkan, ya? biarkan saja kamu gak pernah tau. Aku sudah senang dengan begini caranya.

OktoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang