nikah

77 37 87
                                    

Sudah tiga hari Riska dikebumikan, selama tiga hari ini pula Zesava selalu menjaga bayi Riska. Dan tepat hari ini bayi itu sudah di Perbolehkan untukpulang.

Sekarang Zesava sedang menjaga bayi bersama adik sepupu Devano, Sherina.

"Kak, bayinya namanya siapa? " Tanya Sherina kepada Zesava yang kini sedang menggendong bayi itu

"Belum ada namanya, lo ada rekomendasi nama yang bagus engga Sher? "

"Bagus, Kak" Kata Sherina.

"Iya, lo ada rekomendasi nama yang bagus engga? " Tanya ulang Zesava.

"Iya, Bagus. "

Mendengar itu Zesava melihat Sherina, bagaimana bisa mengatakan namanya 'bagus' padahal belum ada rekomendasi nama nya.

"Bagus gimana si namanya, kan lo belum kasih rekomen nama, kakak juga belum kasih nama. "

"Ihhh, maksudnya itu namanya memang BAGUS kak, bukan bagus dengan arti baik atau keren. Tapi bener namanya. " Jelas Sherina gregetan.

"Ohhh, ngomong dong yang jelas". Kata Zesava sambil tertawa

" Yeee, kakak aja tuh yang telmi. Jadi, gimana namanya? "

"Eh enak aja ngatain, engga deh jangan itu namanya. Yang lain yang lain. "

"Loh kenapa, Bagus kok namanya. "

Dan akhirnya dua perempuan itu berebut untuk memberikan nama untuk sang bayi.

Tak lama pintu kamar terbuka, dan muncullah Devano.

Devano berjalan menuju Zesava yang sedang duduk sambil menggendong bayi dan disampinya terdapat Sherina.

"Udah siap siapnya? " Tanya Devano yang di balas anggukan dari dua perempuan itu.

"Mau langsung pulang? " Tanyanya lagi.

"Pulang kemana? Bayi ini gimana? " Bingung Zesava sambil menatap wajah terlelap bayi di pangkuannya itu.

"Menurut kamu gimana? Mau ke panti asuhan aja? "

"Panti asuhan?! Kasian dong Dev? "

"Adopsi aja sama kalian, lagian bayinya lucu banget gitu. " Celetuk Sherina tiba tiba.

Sontak Zesava dan Devano melirik Sherina lalu kemudian keduanya bertatapan.

"Emmm, aku kan masih kuliah sama kerja juga. Kamu juga kerja. " Kata Zesava mengungkapkan pendapat, menurutnya pasti akan susah kalau sambil kuliah, kerja lalu menguris bayi.

Sedangkan Devano terdiam, memikirkan semuanya. Lama ia terdia sampai akhirnya

"Aku si setuju kalo kita adopsi. Nah gimana kalo sekalian aja kita nikah biar sekalian jadi orang tua beneran? " Jawab Devano bersemangat.

"Apa? Nikah?!" Kaget Zesava

Zesava terkejut, lalu memikirkan nasibnya nanti yang anak menjadi ibu rumah tangga, dan kuliahnya terbengkalai. Big no!.

"Iyaa nikah, yuk sayang kita nikah aja." Sebenernya bukan tanpa alasan Devano mengajak menikah sang kekasih.

"Engga ya, aku masih kuliah. Mau kerja juga. Masih banyak pencapaian yang mau aku raih dulu." Jelas Zesava menjelaskan, yang sebenarnya belum siap menikah. Pun dia tidak secinta itu untuk sampai menikah.

"Ya terus bayi ini gimana?" Devano menatap bayi di pangkuan Zesava, sambil menatap seakan sangat kasian kepada bayi itu.

"Ya, emm. Gimana kalau...." Zesava menggantungkan kata katanya, ia bingung. Ia sudah terlanjur sayang dengan bayi ini, tapi satu sisi lagi dia tidak mau menikah dengan Devano.

"Gimana kalau kita adopsi cuma kita nggak usah nikah, kita jaga bareng bareng aja." Usul Zesava, menurut nya itu sudah usul yang bagus.

"Tap-" Belum sempat Devano menyanggah Zesava memegang tangan Devano sambil menatapnya

"Sayang." Kata Zesava menatap seakan memohon untuk menurut.

Sedangkan Devano yang mendengar panggilan sayang yang jarang di ucapkan Zesava, sudah luluh duluan.

Semurahan itu memang hati Devano kepada Zesava.

"Okey, kita adopsi. Untuk nikahnya nanti aja."

Zesava yang mendengar akhir kalian Devano hanya mendengus, tapi biarkan lah untuk saat ini. Daripada tidak jadi mengadopsi bayi ini, karna sudah pasti Zesava sangat butuh Devano untuk menjaga bayi ini.

"Makasih sayang." Kata Zesava sambil tersenyum.

"Sama sama, cium dulu sini sini" Tanya Devano sudah memegang sebelah wajah Zesava, tapi

"Eh eh eh, gue bilangin tante Lusy ya lo Bang, mau mesum. " Kata Sherina yang dari tadi hanya jadi penyimak.

"Eh enak aja lo ngomong mesum, fitnah lo. " Bela Devano, ia lupa jika masih ada adik sepupunya ini.

"Sama aja lah, ciuman ini. "

"Kepala lo tu ngeres aja, orang mau cium kepala. Nih. " Kata Devano sambil mencium puncak kepala Zesava.

"Ngeles aja, palingan kalo ngga ada gue udah cium yang lain. "

"Udah, apaan si kalian. Bahas cium cium gitu depan bayi. Ngga baik tau. " Tengah Zesava.

"Yuk pulang, mau rebahan nih" Lanjut Zesava, sebenarnya ia ngantuk karena begadang menjaga bayi ini yang tiap malam selalu menangis, entah haus, atau buang air.

"Yuk, pulang ke kosan kamu atau ke rumah aku dulu? " Tanya Devano sambil berdiri lalu mengambil tas di meja dekatnya yang berisi keperluan bayi juga sedikit baju Zesava.

"Langsung ke kosan aja. "

Mereka berempat akhirnya menuju ke kosan Zesava.

***

Hai guys✋

Apa kabar? Semoga lagi baik baik aja ya

Ini cerita kedua aku. Yang pertama kalian bisa cari di akun aku ya

Ini cerita Real Haluan aku, bukan kisah nyata, atau sebagainya.

Ig:aprlshel_

Become a Parent Suddenly(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang