Bab 2 - Kecurigaan

51 1 0
                                    

Ranjang itu berderit saat seorang laki-laki muda perkasa, tengah menggoyangkan pinggulnya. Menghujam inti sensitif dari wanita di bawahnya. Lenguhan terdengar, seiring dorongan di bawah sana yang semakin cepat.

Napas keduanya memburu, namun tak membuat laki-laki itu memelankan temponya barang sedikit pun. Otot-otot liatnya tampak basah oleh keringat. Menatap wanita seksi yang berada di bawahnya. Tubuh indah yang membuat matanya tidak bisa berhenti berpaling dan mampu membuat dadanya bergetar hebat oleh perasaan aneh.

"Nathh ...."

Rintihan wanita itu terdengar seperti alunan melodi di telinganya hingga tidak mampu membuat Jonathan, melepas penyatuan mereka. Terus menatap Naya dengan lekat. Dia malah semakin gencar untuk meraih kenikmatan dari wanita di bawahnya. Jonathan begitu puas saat mendengar pekikan juga permohonan bernada putus asa milik Naya.

Luar biasa. Wanita itu sangat berbeda dari wanita lain yang dia kenal. Jonathan bahkan sama sekali tidak bisa berhenti untuk terus membuat Naya lelah. Sudah hampir dua jam lebih, dia bergumul panas bersama Naya. Wanita simpanan ayahnya yang kini beralih menjadi miliknya.

Pantas saja ayahnya begitu menyukainya dan menelantarkan dia juga ibunya, walau memang tanpa kehadiran Naya pun, ayahnya tidak pernah memedulikan mereka, tapi ternyata, Naya memang luar biasa dan kini, wanita itu menjadi miliknya.

Jonathan bahkan bersyukur saat ayahnya tewas dan dia bisa memiliki wanita ini. Anak durhaka? Mungkin, tapi percayalah Vincent jauh lebih parah darinya. Jonathan juga sudah tergoda ketika pertama kali melihat tubuh sintal dan menggoda milik Naya. Wanita itu, memang sudah seharusnya menjadi milik Jonathan, bukan Vincent. "Aku tahu kau menginginkan ini. Kau sangat nikmat, Sayang. Tubuhmu tahu caranya memuaskan laki-laki."

Perkataan tak pantas itu yang terlontar dari mulut Jonathan, membuat Naya menggeleng. Dia benar-benar tak sanggup melayani Jonathan. Meski Naya tidak menampik, jika apa yang dilakukan laki-laki itu, membuatnya melayang.

Apa yang dilakukan Jonathan membuat Naya sangat kewalahan. Kini, rintihannya terdengar semakin keras. Kepala Naya menggeleng ke kiri dan kanan. "Nathhh, akkhh ...."

Kedua tangan Naya mencengkram punggung belakang laki-laki itu, dengan kedua kaki yang melingkar di pinggang Jonathan saat mereka sampai pada puncak pelepasan. Naya seketika menjerit hebat, disusul oleh Jonathan yang kini memeluknya erat. Mata laki-laki itu terpejam, menikmati sisa-sisa kenikmatan yang masih terasa.

Percintaan yang hebat hingga keduanya banjir oleh peluh. Tubuh Jonathan yang kecokelatan, tampak sedikit mengkilap. "Hebat, ini luar biasa. Dia menginginkanmu lagi, Naya," ucapnya sambil mengecup bibir Naya.

Wanita itu tampak berkeringat. Napasnya masih memburu hingga tidak bisa membalas ucapan Jonathan. "Berhenti, aku sangat lelah, Nath."

Naya berusaha menjauhkan tubuhnya saat Jonathan kembali menyentuh tubuhnya, berusaha untuk merangsangnya. Namun tentu Naya menghiraukannya. Gila. Naya tidak tahu apa membuatnya bisa berakhir dengan melayani laki-laki itu. Entah bagaimana awalnya ini terjadi, Naya sendiri masih tidak mengerti. Dia dibawa oleh Jonathan ke rumahnya dan laki-laki itu langsung menyerangnya begitu saja. Tubuhnya bahkan terasa remuk redam karena Jonathan tidak mau berhenti dan memberinya istirahat.

Apakah kebodohannya ini akan berbuntut panjang? Entahlah, Naya tidak yakin, dia memiliki firasat buruk mengenai ini. Membuat rasa sesal tiba-tiba muncul dalam hatinya. Niatnya adalah pergi bukan menawarkan diri sebagai penghangat ranjang. Bukan malah terbuai dengan segala godaan laki-laki itu. Sial!

Ini adalah hal terbodoh yang pernah Naya lakukan.

***

"Apa kau sudah melakukan yang aku perintahkan?" tanya Jonathan pada seorang laki-laki, yang merupakan bawahannya.

Dia duduk di tepi ranjang, dengan Naya yang kini berbaring membelakanginya. Selimut putih tampak membungkus tubuh wanita itu, meski tak mampu menyelimutinya secara penuh. Punggung mulusnya masih terlihat, membuat setiap laki-laki yang melihatnya, akan meneguk ludah. Itu juga yang terjadi, pada bawahan Jonathan. Namun orang itu berusaha untuk tidak menghiraukannya dan tetap menundukkan kepala. Jelas karena takut dengan hukuman Jonathan.

"Sudah, Tuan. Tidak ada lagi rumor yang mengatakan kalau Anda telah membunuh Tuan Vincent, tapi sekarang media sedang memperdebatkan tentang siapa yang akan menjadi ahli waris dan kepala keluarga setelah Tuan besar meninggal," ucap sang lelaki berperawakan kurus dan tinggi itu.

Jonathan yang mendengarnya, sedikit mengernyitkan dahi. Dia tampak seperti memikirkan sesuatu. Kematian ayahnya adalah kecelakaan. Tembakannya waktu itu meleset, sebenarnya Jonathan tidak bermaksud untuk membunuh ayahnya. Kesialanlah yang membuat sang ayah terjebak ketika dia memburu orang yang berniat menghancurkan bisnisnya. Jonathan tidak akan memulai peperangan, jika tidak ada hal serius yang menjadi pemicunya.

Beruntungnya, dia sempat menyelamatkan Naya dan membawanya keluar di tengah kekacauan itu. Jonathan tentu tidak mau melihat Naya terlibat. Ini jelas ulah seseorang yang mengincarnya. Musuh? Mungkin, terlalu banyak musuhnya di mana sampai Jonathan sendiri tidak siapa saja mereka. Semua itu tak lepas dari sikapnya yang dingin dan kejam pada orang-orang.

"Baiklah, kau boleh pergi. Satu hal lagi, awasi George."

Orang kepercayaannya itu, langsung mengangguk dan pamit undur diri. Meninggalkan Jonathan yang memikirkan tentang rumor mengenai dirinya. Ada banyak sekali rumor buruk yang bertebaran di mana-mana, tapi sekali pun dia tidak peduli. Hanya saja, kali ini rumor itu melibatkan tentang penerus selanjutnya. Dia atau George.

Kira-kira, apa yang akan terjadi?

Beberapa hari terakhir, ada banyak sekali kejutan untuknya. Penyerangan dari orang yang tak dikenal terhadap bisnisnya, kematian sang ayah dan ... Naya. Jonathan terdiam beberapa saat dan menolehkan kepalanya menatap Naya yang tertidur lelap. Memerhatikannya begitu lekat. Sampai tatapan matanya turun menatap ke arah tubuh bagian atas Naya yang terbuka. Salah satu tempat yang menjadi favoritnya. Bahkan, bekas kenakalan bibirnya, terlihat sangat jelas.

Dia hampir saja melupakan wanita itu. Wanita yang harusnya menikah dengan sang ayah malah dia bawa. Jonathan benar-benar anak yang tidak tahu diri, tapi dia tidak bisa mengabaikan keberadaan Naya. Eksistensi wanita itu begitu kuat, bahkan Jonathan tidak pernah bisa memalingkan wajahnya.

Bagaimana bisa, ada wanita yang begitu memikatnya? Bahkan hanya melihat seperti ini saja, tubuh Jonathan langsung memanas. Dia ingin kembali mengulang apa yang beberapa jam lalu dia lakukan. Merasakan kehangatan wanita itu ketika tubuh mereka menyatu. Bahkan Jonathan langsung melupakan masalahnya hanya gara-gara Naya.

Sial!

Sebisa mungkin, Jonathan mengenyahkan pikiran kotornya. Dia harus pergi ke konferensi pers, untuk menutup mulut media perihal kematian ayahnya hingga akar-akarnya dan mengkonfirmasi tentang pembatalan pernikahannya. Jonathan yakin, perintah tadi tak cukup untuk membungkam mulut mereka agar tidak lagi menyebarkan isu buruk. Terlebih menghubung-hubungkan semua ini dengan Naya dan mantan tunangannya.

Pernikahannya dengan Sherly yang harusnya terjadi dua minggu lagi, harus kacau saat dia lebih tertarik dengan Naya. Tunangannya marah besar mendengar hal itu bahkan mamanya kemarin sempat marah. Namun Jonathan yang tak mau ambil pusing, langsung memutus hubungan mereka begitu saja. Toh, dia tidak pernah menyukainya. Semua itu hanya perjodohan dari ayahnya, yang sama sekali tidak dia inginkan.

Jika dia menikah pun, Jonathan tidak yakin, dia akan tahan dengan wanita itu. Selama ini, tak ada dalam kamusnya dia akan patuh dan mau terikat dengan wanita. Jonathan terlanjur menikmati kehidupannya yang bebas tanpa aturan, ikatan dan rasa takut. Dia liar dan panas secara bersamaan.

Entah berapa banyak wanita, yang menghangatkan ranjangnya. Semua, pernah Jonathan coba. Hanya, semenjak kehadiran Naya, dia tidak lagi tertarik pada mereka. Dia kini sedang sangat tertarik pada Naya.

Mata elangnya, menatap sosok tubuh wanita yang berbaring itu, dengan tajam. Bibirnya menyunggingkan senyum miring. Naya adalah miliknya.

You are Ours (Tersedia Di Innovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang