"Nathan, aku tidak mau seperti ini! Aku tidak mau pernikahan kita batal! Kau pikir segampang itu membuat pembatalan pernikahan! Kau membuatku malu! Dasar laki-laki berengsek!" teriak Sherly yang marah dan memukuli Jonathan begitu laki-laki itu kembali dari acara konferensi pers.
Kemarahannya benar-benar tak terkendali. Bagaimana tidak, keluarganya harus menanggung malu gara-gara pemberitaan mengenai Jonathan yang lebih memilih wanita yang asal-usulnya sama sekali tidak jelas. Padahal, Sherly sudah menerima laki-laki itu apa adanya, tapi yang terjadi Jonathan justru membuat keluarganya menjadi perbincangan publik. Ini semua jelas karena wanita itu. Salah Naya yang membuat pernikahannya dengan Jonathan kacau. Tentu saja dia tidak terima.
"Aku tidak peduli. Singkirkan tangan kotormu dari pakaianku," sinisnya.
Ucapan Jonathan jelas mem
buat wajah Sherly merah padam. Dia merasa sangat amat terhina, apalagi setelah melihat ekspresi jijik di wajah laki-laki itu. Jonathan bahkan membersihkan jasnya yang tadi sempat disentuh oleh Sherly. Menyemprotkan parfum ke area sana, seolah yang tadi menyentuhnya adalah serangga yang harus dan wajib dibersihkan.
Jonathan melirik Sherly sekilas, lalu melangkahkan kakinya meninggalkan wanita itu. Menghiraukan teriakan membahana Sherly yang memintanya berhenti. Ada hal yang sangat jauh lebih penting dari ini. Tentang bisnisnya. Jonathan juga tak mau terus-menerus dipusingkan oleh wanita, terlebih Sherly.
Siapa yang tahu kalau wanita itu juga memanfaatkannya? Apa Sherly pikir, dia bodoh? Hubungan atas dasar politik hanya untuk mencari keuntungan saja, bukan semata-mata atas perasaan. Tentu saja, untuk menguntungkan bisnis ayahnya yang saat ini tengah kacau setelah pria tua itu meninggal.
Pewaris? Entahlah, Jonathan tidak pernah peduli dengan harta warisan apa pun. Selama ini, dia hidup atas uangnya sendiri. Meski isu dan rumor justru sedang memperdebatkan tentang siapa yang akan memegang bisnis selagi dipimpin oleh sementara oleh orang kepercayaan Vincent. Beberapa di antaranya juga ada yang menuduh dan memprovokasi kalau semua ini memang rencana Jonathan untuk menguasai harta kekayaan Vincent.
Menjengkelkan? Sangat! Jonathan sudah sangat muak dengan tuduhan-tuduhan tak berdasar tentangnya. Jonathan berani bersumpah, dia tidak pernah sekali pun mengharapkan satu peser dari harta kekayaan ayahnya itu. Dia tidak perlu mengemis untuk mendapatkan uang, karena uang akan datang kepadanya.
***
"Kapan kau akan membebaskanku?" tanya Naya ketika melihat Jonathan baru saja memasuki ruangannya. Melepas jas yang melekat ditubuhnya dan mendekati Naya yang duduk di pinggir ranjang.
Naya tahu, Jonathan baru saja pulang dari acara konferensi pers. Laki-laki itu menjelaskan tentang isu kematian Vincent dan pertunangannya yang batal, tapi dia sedikit tak menyangka kalau Jonathan akan langsung menghampirinya. Padahal dia kira, laki-laki itu akan menjauhinya beberapa waktu setelah isu reda.
Gerak-gerik dan tatapan mata Jonathan juga terlihat sedikit aneh bagi Naya. Wajah tampan itu memang menyiratkan rasa lelah yang sangat kentara, tapi tatapannya jatuh ke arah tubuh Naya. Jonathan menyorot dan memindai tubuh Naya dari atas hingga bawah. Tentu saja itu menimbulkan rasa tidak nyaman dalam hati Naya saat tahu, tatapan seperti apa yang Jonathan berikan.
Secara spontan, dia menutup area tubuh bagian atasnya dengan kedua tangan yang menyilang. Berusaha menghalangi arah pandang Jonathan pada tubuhnya. Jelas karena pakaian Naya saat ini cukup terbuka dan mengundang mata para lelaki untuk melihat ke arahnya. Begitu juga dengan Jonathan yang tanpa sungkan duduk di samping Naya.
"Aku sudah bilang berapa kali? Aku tidak akan membebaskanmu, kau milikku. Wanitaku," bisik Jonathan sembari menghembuskan napasnya di area leher Naya. Membuat wanita itu sedikit menjauhkan diri.
Apa maksudnya? Padahal Naya sudah menuruti kemauan Jonathan. Dia membiarkan laki-laki itu untuk menjamah tubuhnya kemarin, meski harga dirinya harus terluka karena Jonathan yang sangat pemaksa. Laki-laki itu bahkan tidak memberinya jeda untuk menghindar. Naya benar-benar dibuat lemah, tapi semua itu sudah cukup.
Jika ada yang berpikir kalau semua ini berawal dari kesalahan Naya yang mengikuti Jonathan, maka mungkin Naya akan menjawab iya. Dia hanya berpikir kalau Jonathan memiliki niat baik. Tidak mungkin juga Naya menolak dan membuat keributan di acara pemakaman Vincent kemarin, namun keputusan bodohnya untuk ikut pulang bersama Jonathan, malah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
Seperti belati bermata dua, Naya justru terjebak dalam sarang harimau yang siap menyantapnya kapan saja. Dia benar-benar ceroboh karena sempat menganggap tindakan Jonathan sebagai niat baik. Lagian, Naya tidak pernah berpikir kalau Jonathan benar-benar tertarik dengannya. Dia hanya berpikir, saat mengucapkan kata 'milikku' kemarin adalah omong kosong belaka.
Ya, Naya yakin seribu persen. Tidak ada seorang laki-laki yang mau memilikinya selain karena napsu belaka, tapi dia ingin bebas. "Aku akan membayar uang yang sudah ayahmu keluarkan, tapi bebaskan aku. Aku janji akan mengganti rugi semuanya."
Naya menggigit bibirnya cemas, berharap kalau Jonathan bersedia. Tentu saja, ucapan itu bukanlah kepura-puraan. Naya benar-benar berjanji. Dia akan membayar semua uang tebusan yang Vincent keluarkan saat membebaskannya dari tempat itu. Berapa pun biayanya. Naya juga bisa mulai bekerja di tempat yang normal. Bahkan menjadi seorang pelayan pun, tak masalah. Asal, dia tidak lagi berhutang dan terjerat pada seseorang.
Satu hal lagi, Naya enggan berhubungan dengan Jonathan. Dia merasa sangat amat tidak nyaman dengan laki-laki itu. Tatapannya, cara bersikap dan kata-kata yang keluar dari mulutnya. Sudah cukup kemarin dia bertindak bodoh, sekarang tidak lagi. Ditambah, Naya tidak bisa melupakan tatapan Isabel yang terlihat seperti sangat amat membencinya. Ya, siapa yang tidak marah pada wanita yang jelas-jelas seperti akan merebut suaminya? Naya tersenyum kecut saat mengingat kejadian itu. Toh, pada kenyataannya, dia juga tidak benar-benar bisa dan mau menerima Vincent sebagai suami.
Sayangnya, tanpa diduga Jonathan justru malah mendorong Naya ke belakang. Menyentuh ranjang. Tampak sorot mata Naya terbelalak, sampai saat Jonathan langsung meraih dagunya agar mendongak ke arahnya. Senyum meremehkan terlihat di mata Jonathan. Tangannya dengan pelan menyentuh area bibir Naya yang penuh dengan sensual. Entah apa yang dilakukannya, namun hal itu membuat Naya sedikit tak nyaman. Jonathan sedang menggoda dan berusaha menguasainya kembali, hingga terdengar suara desisan keluar dari bibir Naya.
"Sejak pertama kali melihatmu, aku sudah bersumpah untuk memilikimu, Naya dan aku, tidak akan mengizinkanmu untuk menolak," lirih Jonathan di dekat telinga Naya. Menghembuskan napasnya di sana. Hingga dia kembali memundurkan tubuhnya dan menatap lekat wajah Naya dari jarak yang hanya tinggal beberapa centimeter lagi.
Mata Jonathan terpejam, dia bukan tertidur, melainkan membayangkan pertemuan pertamanya dengan Naya. Tepat ketika wanita itu diperkenalkan Vincent padanya. Jonathan seperti tersihir dan terpikat. Matanya terkunci pada netra biru yang penuh dengan misteri dan kesedihan. Di sana, Jonathan juga bisa melihat luka. Luka yang begitu dalam, yang tidak akan ada seorang pun tahu.
Dari sanalah, obsesinya untuk memiliki Naya lebih dari apa pun memenuhi rongga dadanya. "Zanaya, mulai saat ini dan seterusnya, kau hanya milikku. Tidak ada seorang pun yang boleh memilikimu selain aku."
Jonathan mengelus rambut cokelat Naya yang terurai dengan lembut dan amat halus. Menghantarkan gelombang aneh dalam diri Naya. Bahkan dengan tak tahu dirinya, jantung Naya ikut bergetar akibat sentuhan Jonathan. Namun, berkebalikan wajahnya yang justru berubah pucat. Menerka, apakah itu artinya, dia akan terikat dengan Jonathan? Laki-laki yang bahkan dipenuhi aura gelap di sekelilingnya.
____
Yang mau baca lanjutannya, silakan baca di aplikasi Innovel/Dreame, ya☺️ rate-nya khusus dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Ours (Tersedia Di Innovel)
RomanceZanaya adalah wanita malam yang tidak pernah berhenti untuk memuaskan laki-laki. Sampai karena sesuatu hal, dia harus menjadi wanita milik Jonathan. Anak haram dari pria paruh baya yang berniat menikahinya. Hidupnya yang sudah hancur, bertambah han...