¦LMB¦.02

22 8 43
                                    

Sweater yang Bulan kenakan tak mampu menghalau hawa dingin yang menusuk kulit nya. Malam ini Bulan harus terjebak hujan. Bulan duduk di sebuah halte bus yang tak jauh dari mini market yang Bulan kunjungi tadi untuk membeli beberapa perlengkapan. Di sini sangat minim pencahayaan dan begitu sepi tak ada orang lewat, hanya ada suara rintikan hujan yang terjatuh di atap halte bus yang Bulan duduki. Sudah sejam lebih Bulan menunggu bus atau angkutan yang lewat, tetapi nihil. Akhir nya Bulan memutuskan untuk menghubungi Langit, berharap Langit bisa menjemputnya

Semoga saja bisa.

Bulan mulai mencari nama Langit di kontak nya. Setelah menemukan kontak Langit, ia langsung menghubungi nya.
"Halo Lan? Ada apa?" Tanya Langit begitu sambungan telfon sudah terhubung.

"Halo Lang,aku boleh minta tolong jemput aku di halte-." Belum sempat Bulan menyelesaikan ucapannya Langit langsung memotong.

"Maaf ya Lan, Mentari lagi drop. Aku harus jagain dia. Kamu pesen ojek aja ya? Bay Bulan."

Tutt

Sambungan telfon terputus sepihak,karna Langit yang mematikan sambungan telfon itu. Bulan menatap nanar layar telfon nya. Jika masih ada sisa uang yang cukup, Bulan pasti sudah memesan nya sejak tadi. Tapi sisa uang Bulan hanya cukup untuk menaiki angkutan atau bus.

"Mentari,Mentari,Mentari lagi. Langit kamu bener cinta aku apa hanya pura-pura sih? Kamu ga pernah selalu ada untuk aku." Gumam Bulan hingga air mata nya turun tanpa izin.

Bulan menghela nafas lelah, ia menghapus air mata nya.

"Ayo Bulan kamu kuat pasti bisa!" Bulan pun memutuskan untuk menerobos deras nya hujan, dari pada ia harus menunggu hujan yang ia tak tau kapan reda.

Dia berjalan sambil memeluk kantung plastik belanjaan nya. Baju nya basah, ia menjadi menggigil karna kedinginan.

Bulan menatap kosong jalanan sepi. Sunyi dan sepi sudah seperti teman nya, entah mengapa ia malah nyaman dengan kesunyian nya. Bagi nya itu menyenangkan sekaligus menenangkan.

"Aku benci kamu Langit, tapi aku juga cinta kamu." Ucap Bulan. Sedetik kemudian tubuh Bulan ambruk.

🌫🌞🌝

Saat ini Saka dan Lintang sedang berada di mobil, tepat nya Saka menumpang di mobil Lintang. Mereka baru saja pulang dari kediaman milik Geo.
"Bro,di mobil lo gada cemilan ya. Miskin amat." Ucap Saka.

Lintang menoleh sekilas lalu kembali memperhatikan jalan yang ada didepan nya karna saat ini Lintang sedang menyetir sedangkan Saka duduk di sebelah nya.
"Lo dibaikin ngelunjak ya Ka? Kata nya sultan, sultan kok numpang!" Cibir Lintang.

"Gue lagi mencoba kehidupan rakyat jelata kek lo Tang, sekali-kali mencoba hidup susah." Balas Saka.

"Bangsat!" Umpat Lintang membuat Saka terbahak.

"Eh Tang, itu cewe ngapain sendirian? Ujan-ujanan lagi." Ucap Saka sambil menunjuk ke arah dimana seorang gadis bersweater merah muda sedang berjalan.

"Gue tau nih, ini pasti dia abis di kecewain pasangannya terus nangis-nangis sambil nerobos ujan." Ucap Lintang sok tahu.

"Tau darimana?" Tanya Saka.

"Tau dari sumedang." Balas Lintang asal.

"Ha?"

"Kan lo nanya tau dari mana, gue jawab tau dari sumedang. Alias tau sumedang."

"GOBLOK!." Umpat Saka.

Langit,Mentari, Dan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang