7

15 2 2
                                    

-Di Rumah Alaska dan Alvazka-

Alaska sedari tadi risih melihat Alvazka senyum-senyum sendiri tiada henti, pasalnya ia mendapatkan satu notifikasi chat dari Queena.

"Woy! Entar lo dikirain orang gila gara-gara senyum sendiri,"

"Sirik aja lo," ujar Alvazka, berdecak sebal.

"Anjay lo," balas Alaska, kemudian berjalan ke arah rak buku dan mengambil sebuah novel untuk dibaca olehnya.

Alvazka tak menggubrisnya ia kembali terhanyut dengan dunianya sendiri.

Tok ... Tok ... Tok ...

Suara ketukan membuat Alaska dan Alvazka menghentikan aktivitasnya. Di depan pintu telah ada Argio yang siap melangkah masuk kedalam kamar milik Alaska.

"Napa lo, ganggu aja," ujar Alvazka.

"Gue timpuk juga lo, gue kesini karena hal penting," balas Agaris.

"Alah paling numpang makan lo," ujar Alvazka sekali lagi, tanpa rasa berdosa.

"Apaan?" Tanya Alaska menyela.

Agaris merongoh saku celana yang ia pakai kemudian mengeluarkan selembar kertas. Alvazka langsung merampas kertas tersebut dari tangan 

Alvazka tak menggubisnya, "Apaan sih?" Ujarnya membuka kertas yang terlipat tersebut. Ia membulatkan matanya saat melihat isi dalam kertas tersebut.

-marvel-

GUE UDAH BALIK! JADI, SIAPIN DIRI KALIAN DAN TUNGGU PEMBALASAN DARI GUE!!!

Alaska langsung berubah mimik ketika Alvazka membacakan isi yang tertulis di kertas tersebut.

"D ... Dia bagaimana bisa?" Gugup Alvazka sembari menatap ke arah Agaris meminta penjelasan.

"Gue juga nggak tau bagaimana bisa. Tapi, gue yakin pasti ada yang nolongin dia dan gue harap kalian berjaga-jaga dan waspada, dia licik dan bisa buat kita bungkam kapan aja," ujar Agaris membuat Alaska langsung mengangguk mengiyakan ucapan tersebut.

"Iya, gue setuju ama lo Aga, kali ini kita nggak bisa janjiin bahwa kita bakal menang, takdir siapa yang tau," ujar Alaska kemudian.

Meski Alaska berusaha untuk tenang, tapi ekspresi yang ditunjukkan oleh wajah dari Alaska tak bisa berbohong. Alvazka melirik ke arah Alaska dan melihat guratan kekhawatiran di wajah adiiknya itu. Ia menepuk pundak dari Alaska dan meyakinkannya agar jangan panik.

"Jangan panik gitu dong, lo kan kuat kayak hulk," ucapnya sedikit bercanda agar suasana tak terlalu tegang.

"Makasih," jawab Alaska.

Agaris dan Alvazka bernapas lega, mereka yakin bahwa Alaska adalah orang yang kuat dan orang yang pantang menyerah.

"Jangan khawatir gue bisa!" Tegas Alaska.

Agaris dan Alvazka mengangguk, mereka yakin Alaska bukan tipe orang yang lemah, jika ia mengatakan bisa, maka ia akan lakukan sampai benar-benar bisa.

"Gue percaya ama lo," ujar Agaris menepuk pundak Alaska membuatnya mengulas senyum dengan tipis. Sangat manis.

"Bikin rumyam juga tuh orang," umpat Alvazka. Kesal.

Di lain tempat, seorang lelaki dengan menggunakan topeng untuk menutupu sebelah wajahnya terlihat sedang berbicara kepada seorang lelaki yang usianya tak terpaut jauh darinya.

"Bagaimana?" Tanya pria bertopeng tersebut sambil memainkan sebuah pisau lipat ditangannya.

"Mereka sudah menerimanya dan terlihat kepanikan dari mereka bertiga," ujar lawan bicara pria bertopeng tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Agaris(on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang